Sebenarnya org kafir itu, yg kita benci adalah kekafirannya bukan orangnya. orangnya tetap kita 'sayangi'. Yang perlu kita 'pikirkan' dan 'usahakan' adalah bagaimana mereka bisa dapat hidayah dan mati dalam keadaan beriman.
Kejayaan kita adalah sebanyak-mana orang kafir yang bisa kita ajak masuk Islam, bukan sebanyak-mana org kafir yg bisa kita bunuh!
Sesungguhnya memusuhi orang kafir itu bukanlah ajaran Islam, Sekalipun mereka menganggap kita sebagai musuh. Orang kafir itu dihantar oleh Allah ke dunia ini, bukan untuk dibunuh, melainkan untuk ‘didakwahi’. Sebagaimana Fir’aun diciptkan Allah bukan untuk dibunuh oleh Nabi Musa as. Buktinya Allah tetap memerintahkan Nabi Musa a.s. untuk mendatangi Fir’aun dengan bahasa layyinan (lemah-lembut). Seandainya Fir’aun melawan, Allah sendiri yang akan menghukumnya, maka Fir’aun pun mati tenggelam di Laut Merah, bukan mati dibunuh oleh Nabi Musa as.
Kita perlu memahami bahawa musuh kita adalah kemungkaran, bukan pelakunya, bahkan musuh kita adalah hawa nafsu kita sendiri. Kalau semua orang Islam tidak memusuhi orang kafir bahkan menjadikan mereka itu sebagai lahan dakwah yang paling subur, tentu bakal gak ada lagi balas dendam, gak ada lagi terorisme yang memalukan Islam, gak ada lagi bom yang dibuat oleh orang islam sebagai alat jihad yang salah kaprah, gak ada lagi permusuhan dan pertikaian antar umat beragama.
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahawa Sayyidina Ali ra Pada saat sedang menghunuskan pedang kepada orang kafir, tiba-tiba ia diludahi oleh orang kafir tersebut. Seketika itu juga Sayyidina Ali ra, memasukkan kembali pedangnya ke dalam sarungnya. Setelah ditanya oleh sahabat-sahabat Nabi saw, kenapa bias demikian, Sayyidina Ali ra Menjawab, “Tadinya saya hendak menebas lehernya karena membela agama Allah, tapi karena ia meludahiku, maka aku khawatir jangan – jangan aku membunuh musuh karena nafsu.”
Bukankah hari ini banyak pembunuhan terhadapa orang kafir hanya karena blas dendam, karena politik, dan alasan lainnya yang tidak masuk akal? Bukankah menyembelih kambing saja ada aturannya, apalagi membunuh manusia?
Para ulama memberi tahu bahawa kaum Yahudi dan Nasrani itu pada hakikatnya adalah ummat Nabi Muhammad saw, maka kewajiban kita semua untuk menjadikan mereka sebagai obyek dakwah, diajak mereka kepada tauhid, kepada agama yang haq. Kalau mereka sudah mengangkat senjata, maka ketika itulah jihad wajib dikumandangkan. Hari ini yang menentang ‘dakwah kenabian’ dan mencemarkan nama Islam justru orang-orang Islam sendiri. Bahkan para ulama mengatakan, kenapa orang-orang kafir itu membantai ummat Islam? Jawabannya, karena kita menganggap mereka sebagai musuh, maka mereka pun semakin sadis terhadap kita. Seandainya kita menganggap mereka sebagai ‘saudara’ yang harus diselamatkan imannya, pasti Allah tidak akan membiarkan mereka membantai kita. Buktinya, Allah tidak pernah menolong orang-orang Islam yang dibantai.
Kenapa demikian? Para ulama memberi jawaban karena prilaku mereka sama-sama zhalim, sama-sama brutal. Hanya namanya saja yang berbeda, Islam dan Kristen, tapi hatinya sama-sama kufur. Lebih dari itu para ulama mengatakan, jika ada orang kafir yang mati sebelum diajak oleh orang Islam kepada tauhid, maka semua orang Islam di dunia ini bertanggung-jawab di hadapan Allah nanti di akhirat nanti.
Suatu kejadian yang memilukan telah terjadi di kalangan orang-orang kafir. Setelah berulang dan berulang jamaah dakwah dating ke negaranya dan terus berkorban, maka atas kehendak Allah, orang-orang kafir itu memeluk Islam. Suatu ketika ada seorang kafir setelah memeluk Islam dan memahami dakwah, dia mengajak jamaah ini ke sebuah pemakaman. Dengan sangat memilukan mereka berkata, “Saudaraku, mereka semua adalah keluargaku, ini makam ayahku, ini makam ibuku, ini makam kakekku.” Ia terus menyebutkan satu persatu keluarganya sambil menunjuk ke kuburan. Selanjutnya, sambil menangis ia berkata, “semua mereka mati dalam kekafiran. Kalian semua datang terlambat.” Inilah peristiwa yang paling menyayat kalbu orang-orang tabligh.
Karena membunuh orang-orang kafir tanpa alasan membela agama, oleh para ulama menganggap itu sebagai dosa besar, sebab membunuh kucing saja, aka nada tuntutan di hadapan Allah swt, apalagi membunuh manusia. Para ulama yang wara’ membunuh semut saja mereka tidak lakukan, apalagi membunuh manusia. Bukaknkah ada riwayat yang menyebutkan, ada seorang wanita yang dicampakkan ke dalam neraka gara-gara mengurung kucing dan tidak memberinya makan hingga kucing itu mati ? Apalagi membunuh salah sasaran.
Yang bersalah ialah Amerika terhadap Irak, tetapi yang dibom orang Indonesia dan bangsa lain. Logika orang bodoh pun akan mengatakan, “Kenapa satu pihak yang bersalah yang salah lainnya dibunuh?” kenapa logika Islam yang penuh rahmat itu tidak dapat membedakan mana musuh dan mana yang bukan musuh? Maka tidak heran kalau dimana-mana Islam dituduh teroris, dimana-mana juga kita akan dibantai, kenapa anda malu dengan kalimat ini, wahai orang yang seenaknya membunuh manusia tanpa alasan yang jelas? Apa anda gak takut menghadap Allah, gara-gara perbuatanmu, nama Islam telah tercemar? Nama Rasulullah saw Yang menjadi ‘rahmatan lil ‘alamin’ telah engkau nodai. Beranikah engkau menghadap Nabi saw Di padang mahsyar dengan lumuran darah orang-orang yang tidak berdosa ? silakan kita bertafakkur masing-masing.
No comments:
Post a Comment