Ini kisah tentang syekh Abdullah Al Azzam, suatu ketika syekh ditanya oleh muridnya. Ya syekh, apa yang dimaksud dengan mastatho’tum (semampumu). Syekh pun membawa muridnya ke lapangan dan meminta mereka untuk berlari mengelilingi lapangan semampu mereka. Startnya sama tetapi finish dan jumlah putaran masing-masing berbeda. Ada yang 3 kali putaran sudah capek, ada yang lebih dari itu.
Setelah muridnya menepi semua, syekh itu pun berlari mengelilingi lapangan itu, para murid pun kaget dan tidak tega melihat gurunya yang sudah tua berlari. Sang syekh sudah terlihat pucat pasi dan lelah, tetapi tidak terlihat dari syekh itu untuk tidak melanjutkan larinya. Sampai syekh itu jatuh pingsan.
Para muridnya pun berlari untuk membangunkannya. Saat syekh itu siuman, beliau langsung mengatakan “inilah yang dinamakan semampu kita (mastatho’tum). Kita berusaha semaksimal sampai Allah sendiri yang menghentikan perjuangan kita”.
Orang pemalas dan gampang menyerah sering kali dengan cepat sudah mengatakan sudah maksimal. Dia mengatakan “sudah tidak bisa lagi” padahal sebenarnya “sudah tidak mau lagi, males, capek”.
Saya kira sudah banyak sekali contoh, begitu mudah kita mengatakan tidak sanggup atau tidak bisa, kenyataanya kita masih bisa. Pertanyaan yang membedakan adalah: “tidak bisa atau tidak mau?”
Mencari Rezeki Halal Untuk Menafkahi Keluarga Adalah Bentuk Ketaqwaan
Taqwa itu implementasinya adalah mengikuti perintah Allah, salah satunya adalah mencari rezeki. Sudahkah kita mencari rezeki menurut kesanggupan kita (mastatho’tum) atau hanya sekedarnya semau kita?
Tentu saja, makna mastatho’tum harus diterapkan dalam ketaqwaan secara menyeluruh dalam ibadah, dakwah, dan jihad. Namun dalam pembahasan ini, saya akan membahas untuk urusan mencari rezeki dan urusan meraih sukses dalam bisnis dan karir.
Sudahkah kita menerapkan makna mastatho’tum dalam bisnis atau karir Anda? Sehingga memberikan hasil yang maksimal, memberikan nafkah yang memadai dan menjadikan keluarga kita kuat dalam bidang ekonomi untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Mastatho’tum Dalam Berdo’a
Tentu saja, penerapan mastatho’tum bukan hanya dalam ikhtiar saja. Tapi juga dalam berdo’a. Teringat kata ustaz beken, kalau mau rezekinya kenceng, usahanya harus kenceng, berdo’anya juga harus kenceng. Harus serius donk mintanya. Jangan asal.
Anda berharap mendapatkan rezeki yang banyak, sementara do’a setelah solat hanya sekilas dan itu pun tidak mengerti artinya. Solat dhuha jarang, apalagi tahajud. Aduh, tidak sesuai donk. Serius ingin banyak rezeki?
Jika seseorang hamba mendekat pada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat padanya sehasta dan jika ia mendekat pada-Ku sehasta, maka Aku mendekat padanya satu depa. Jika hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku mendatanginya dengan berlari. (HR al-Bukhari)
Tapi Saya Bingung Mau Apa Lagi?
“Saya sudah kerja banting tulang dari pagi sampai malam, tapi tetap saja hasilnya sedikit. Mau apa lagi?” Usaha maksimal itu bukan berarti hanya quantitasnya saja. Tapi juga kualitasnya. Anda bekerja siang malam, bisa jadi tidak akan memberikan hasil yang maksimal, karena kualitasnya juga tidak maksimal.
Ganti profesi?
Ya, kenapa tidak? Itu salah satu opsi. Mengapa tidak mencari profesi atau pekerjaan lebih baik dengan hasil yang lebih baik. Jika Anda broker ato mediator bisa ganti jadi developer. Bisa juga dengan meningkatkan kualitas cara berjualannya menjadik profesional. Tingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
Bagaimana cara meningkatkan kualitas ikhtiar kita?
Kuncinya ada di ilmu dan keterampilan (skill Anda). Saya tidak bisa mengendarai sepeda motor motoGP sampai kecepatan 300 km/jam. Mengapa? Saya belum punya skillnya. Belum memiliki keterampilan sampai disana. Motor boleh sama, tapi keterampilan berbeda akan memberikan hasil yang berbeda. Kalau saya, mungkin akan terguling.
Tapi saya terlalu sibuk untuk belajar dan berlatih lagi. Itu ibaratnya Anda bekerja keras menebang kayu dengan gergaji tumpul. Meski pun semakin keras Anda kerja tidak akan memberikan hasil yang lebih baik. Luangkan waktu sejenak, asah dulu gergaji, maka produktivitas akan naik lagi. “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa darjat.” (QS Al-Mujadilah:11). Wassalam.
No comments:
Post a Comment