Bacaan “Astaghfirullah hal adzim” (Ya Allah ampunilah kesalahanku) sudah biasa diucapkan kebanyakan orang setiap hari. Namun, apa maksudnya? Ucapan adalah lambang suasana hati. Hati yang mengakui kesalahan pasti akan mudah mendorong lidah untuk mengucapkan istighfar. Jadi, masalahnya, apa saja sebenarnya yang disebut dengan dosa atau kesalahan itu? Jika ada satu atau segolongan orang yang menganggap dirinya benar, kemudian menuding orang atau kelompok yang lain salah atas sebuah perkara, maka pasti akan terjadi ketidakharmonian, pertentangan atau perselisihan. Itulah akar penyebab nya, iaitu merasa benar.
Marilah kita merendahkan diri serendah2nya sebagaimana ketika kita bersujud dalam sholat. Kita ini apa lah, kita ini manusia. Bukan Tuhan. Kita ini ada kerana diadakan, kita ini kosong. Tidak ada kekuatan selain dari Allah. Cukuplah kita percaya yang memilki kebenaran adalah Allah saja. Ketika kita mendapati kita berada dalam kebenaran, bersyukurlah. Ketika kita mendapati orang lain berbeza dengan kita, maka ingatlah Allah yang lebih tahu. Boleh jadi orang yang kita anggap lebih rendah, lebih salah daripada kita, ternyata lebih benar dan lebih mulia di mata Allah.
Menoleh tengkuk sendiri (melihat kesalahan sendiri) lebih sulit daripada melihat tengkuk org lain (melihat kesalahan org lain). Yang menggunakan sebutan Aku hanyalah Allah. Yang kedua menggunakan sebutan Aku, adalah iblis ketika diperintah Allah untuk hormat pada Nabi Adam A.S. Maka jika dihati kita muncul rasa 'aku lebih baik...' itulah bisikan syaitan yang mengajak ke jalan kesesatan. Berapa org yg disesatkan setiap hari? Tidak terhitung banyaknya. Marilah kita bertaubat dan mengakui semua kesalahan dalam ucapan istighfar! Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidhir AS dapat menjadi ukuran bahwa Allah swt memberikan ilmu yang berbeza kpd hambaNya.
Ketika Nabi Musa AS melihat Nabi Khidhir AS merusak perahu nelayan, memperbaiki tembok rumah yang roboh, Nabi Musa bertanya mengapa kau lakukan itu wahai Nabi Khidir? Akhirnya Nabi Khidhir menjawab, cukup sampai di sini kebersamaan kita, bukankah sebelumnya aku sudah peringatkan agar kamu tidak bertanya apapun yang aku kerjakan? Ketahuilah perahu ini saya tenggelamkan kerana kalau tidak akan dirampas oleh Raja yang zalim, dan tembok ini aku perbaiki kerana di bawahnya tersembunyi harta peninggalan untuk anak yatim. Jelas bahwa ilmu yang Allah berikan kepada Nabi Khidir AS belum bisa difahami oleh Nabi Musa AS. Padahal ketika ditanya, siapakah orang yang paling soleh, wahai Musa? Musa AS menjawab: “Aku yang paling soleh. Ternyata Allah menunjukkan kepada Musa bahwa ada hambaNya yang lebih soleh iaitu Khidir AS”. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment