Monday, July 25, 2016

KEISTIMEWAAN UMAT MUHAMMAD: MUSA A.S PUN INGIN MENJADI BAHAGIAN DARI UMAT INI

Semenjak Allah menciptakan alam semesta dengan wujud yang sempurna, lalu menurunkan jasad Rasulullah s.a.w ke muka bumi, maka tampaklah segala keistimewaan2 bagi para pengikut Rasulullah, yang tidak pernah Allah berikan kepada umat-umat sebelumnya. Allah jadikan umat ini sebagai umat terbaik, menjadikan mereka pewaris para nabi dan memberi mereka keleluasaan dalam menancapkan hukum sehingga mereka mengatur dan menghukumi apa yang mereka lakukan sesuai dengan hukum yang mereka ciptakan berdasar ijtihad yang telah mereka lakukan.

Kehadiran Rasulullah ke muka bumi adalah sebagai penyempurna dan penyudah hukum-hukum yang diturunkan Allah untuk manusia. Tidak akan ada seorang pun yang akan menggantikan kedudukan syariat Rasulullah s.a.w. Ketika seorang Rasul masuk dalam masa umat ini seperti Nabi Isa dan Nabi Khidir, maka ia tidak akan memberikan hukum tersendiri kepada manusia kecuali sesuai dengan apa yang telah disyariatkan Rasulullah s.a.w.  Inilah bentuk kemulian umat ini, yang tidak akan pernah tergantikan hingga berakhirnya zaman. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan keistimewaan kepada umat ini, menyempurnakan nikmatNya, dan menganugerahkan keutamaan2 yang begitu besar. 

Allah s.w.t berfirman:

(كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ (آل عمران: 110

Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran: 110).

Ketika umat ini adalah khaira ummah, maka sudah selayaknya kita sebagai bagian dari umat ini mempunyai perilaku yang mulia dan memiliki sikap yang diredhai Allah s.w.t. Mujahid mengata kan bahwa kita adalah umat terbaik jika kita memenuhi syarat yang telah Allah sebutkan dalam ayat tersebut yaitu memerintahkan yang ma'ruf dan mencegah yang mungkar. Pendapat lain mengatakan bahwa disebutnya umat ini sebagai khaira ummah, karena perbuatan amar ma'ruf nahi mungkar yang dilakukan umat ini begitu banyak, hingga menyebar ke seluruh penjuru baik di sana ada umat Islam atau tidak. Diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah s.a.w bersabda bahawa ketika Nabi Musa diberi kitab Taurat, maka di dalamnya ia menemukan kabar tentang umat ini. 

Lalu Nabi musa bertanya kepada Allah: “Ya Tuhanku! Aku menemuukan dalam lembaran2 Taurat berita tentang umat yang disebut sebagai umat yang paling akhir dan paling terdepan. Maka jadikanlah mereka sebagai umatku”. Allah menjawab: “Mereka adalah umat Muhammad”.

Nabi Musa bersabda: “Aku menemukan dalam lembaran Taurat umat yang kitab sucinya berada di hati mereka, sementara mereka membacanya. Jadikan mereka umatku!”. Allah berfirman: “Mereka adalah umat Muhammad”

Nabi Musa bersabda: “Ya Allah!. Aku menemukan dalam lembaran Taurat, umat yang dihalalkan makan harta rampasan (fa'i). Jadikan mereka umatku!”. Allah berfirman: “Mereka adalah umat Muhammad”.

Nabi Musa bersabda: “Ya Allah! Aku menemukan dalam taurat, umat yg menjadikan shadaqah dalam perut mereka, sementara mereka mendapatkan pahala. Jadikan mereka umatku!”. Allah berfirman: “Mereka adalah umat Muhammad”.

Nabi Musa bersabda: “Ya Allah! Aku menermukan dlm taurat, umat yg ketika salah satu mereka menginginkan satu kebaikan ttpi tidak melakukankan, maka akan diberi satu pahala. Jika dilakukan, maka akan dicatat dgn 10 kebaikan. Jadikan mereka umatku!”. Allah berfirman: “Mrk adalah umat Muhammad”

Nabi Musa bersabda: “Ya Allah! Aku menermukan dalam Taurat, umat yang ketika diantara mereka menginginkan keburukan, lalu tidak dilakukannya, maka tidak akan dicatat baginya sesuatupun. Dan jika ia melakukannya maka hanya dicatatan satu keburukan. Jadikan mereka umatku!” Allah berfirman: “Mereka adalah umat Muhammad”.

Nabi Musa bersabda: “Ya Allah! Aku menermukan dalam Taurat umat yang diberi ilmu yang pertama dan ilmu yang terakhir. Lalu mereka memerangi Dajjal. Jadikan mereka umatku!” Allah berfirman: “Mereka adalah umat Muhammad”

Nabi Musa bersabda: “Ya Allah! Jadikanlah aku sebagai umat Muhammad. Jika demikian, maka aku telah diberi dua perkara”.  Allah berfirman: “Wahai Musa! Sesungguhnya Aku telah memilihmu di atas manusia dgn risalah dan kalamKu. Maka ambilah apa yg telah aku beri dan jadilah engkau dari golongan org2 yg bersyukur”. Nabi Musa bersabda: “Aku redha Wahai Tuhanku!”.

Al-Imam Fakhruddin mengatakan bahwa Nabi yang mukjizatnya lebih besar, maka pahala umatnya lebih kecil. As-Subky melanjutkan: “Kecuali umat ini. Sungguh mukjizat nabinya sangat agung, namun pahala bagi umatnya lebih besar dari pada pahala semua umat yang diciptakan”.Berikut adalah keistimewaan umat Muhammad yg tidak diberikan kpd umat-umat sebelumnya:

1. Dihalalkan Ghanimah: Ghanimah adalah hasil rampasan perang. Harta ini halal bagi umat Muhammad dengan segala ketentuan yang telah disyariatkan. Bagi umat terdahulu ghanimah tidak dihalalkan.

2. Disucikannya Bumi: Bagi umat terdahulu, tidak semua bumi suci, sehingga mereka tidak melakukan ibadah kecuali di dalam tempat2 peribadatan mereka. Bagi umat Muhammad, seluruh bahagian bumi suci dan sah utk dijadikan tempat solat. Debunya juga suci, sehingga sah utk dijadikan alat utk bertayammum. Diriwayatkan dari Abu Umamah dalam kitab Shahih Al-Bukhari, Rasulullah s.a.w bersabda:

وجعلت الأرض كلها لى ولأمتى مسجدا وطهورا

“Telah dijadikan bumi kesemuanya bagiku dan umatku sebagai masjid dan suci”

3. Disyariatkannya Wudhu: Al-Halimi menuturkan hal ini dengan dalil hadits Al-Bukhari:

إن أمتى يدعون يوم القيامة غرّا محجلين من آثار الوضوء

“Sesungguhnya umatku akan dipanggil di akhirat nanti dgn panggilan ghurran muhajjalin, krn tanda wudhu”.

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam fathul Bari mengatakan bahwa apa yang disampaikan Al-Halimi ini perlu dipertimbangkan, karena dalam al-Bukhari juga disebutkan kisah Sarah bersama malaikan yang memberinya Hajar, bahwa Sarah ketika Malaikat ingin mendekatinya, maka ia berdiri, berwudhu dan melakukan solat. Oleh sebab itu, kesimpulan yang jelas adalah yang menjadi keistimewaan umat ini adalah Ghurrah dan Tahjil bukan wudhu itu sendiri. Hal ini telah dishahihkan dalam Riwayat Muslim dari Abu Hurairah berupa hadits marfu', Rasulullah s.a.w bersabda:

لكم سيما ليست لأحد غيركم

“Bagi kalian sebuah tanda yang tidak dimiliki oleh seseorangpun dari selain kalian”.

Tahjil adalah meratakan membasuh kedua tangan hingga lengan dan membasuh kaki hingga betis. Ghurrah adalah meratakan membasuh bagian depan kepala dan leher saat membasuh muka dalam wudhu.

4. Dikumpulkannya solat lima waktu: Bagi umat terdahulu solat lima waktu tidak diwajibkan. Subuh untuk nabi Adam, Zuhur untuk Nabi Ishaq, Ashar untuk Nabi Uzair, Maghrib untuk Nabi Daud dan Isyak untuk Rasulullah s.a.w. Rasulullah bersabda:

أعتموا بهذه الصلاة فإنكم فضلتم بها على سائر الأمم ولم تصلها أمة قبلكم

“Bermalamlah dengan solat ini (isyak) karena kalian diberi keutamaan dengan solat ini, diatas umat-umat lain. Umat sebelum kalian tidak melakukan solat isyak”.

5. Azan dan Iqamah: Azan dan iqamah adalah keistimewaan umat ini. Hal ini dapat dibuktikan oleh informasi dari kitab-kitab sirah nabawiyah yang menjelaskan tidak adanya tanda untuk mengumpulkan kaum muslimin pada zaman Rasulullah untuk menunaikan solat. Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam kitab thabaqahnya dari hadits-hadits mursal Sa’id bin Al-Musayyib bahwa sebelum disyariatkannya azan dan iqamah, sahabat Bilal hanya mengumandangkan “ash-shalatu jami’ah” untuk menunaikan solat. 

Lalu ia bertanya kepada Rasulullah s.a.w dan para sahabat tentang apa yang dapat dijadikan cadangan untuk mengumpulkan kaum muslimin untuk melaksanakan solat. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-2 setelah kenabian. Sebahagian sahabat mengusulkan loceng layaknya kaum nasrani. Ada lagi yang mengusulkan terompet seperti umat Yahudi. Sahabat lain mengusulkan untuk menghidupkan api hingga dapat dilihat kaum muslimin sebagai pertanda dimulainya solat.

Abdullah bin Zaid bin Tsalabah al-Anshari bermimpi bertemu seorang lelaki yang mengajarinya azan dan iqamah. Saat pagi tiba ia bertemu kepada Rasulullah dan menceritakan mimpi itu. Ia menceritakan kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah. Saya bermimpi bertemu seseorang yang membawa dua baju berwarna hijau. Lalu ia menghadap kiblat dan berkata: ‘Allahu akbar allahu akbar…. hingga lafadz azan selesai’. Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya itu adalah mimpi yang benar, insyaAllah. Bangkitlah menuju Bilal dan ajarkan apa yang telah engkau mimpikan lalu azanlah ia dengannya”.

Umar bin Khathab mendengar suara azan yang dikumandangkan Bilal. Beliau keluar dari rumah dan berkata: “Demi Allah yang mengutusmu dengan benar wahai Rasulullah, sesungguhnya aku juga bermimpi seperti apa yang dia mimpikan”. Hadits azan ini sahih seperti diriwayatkan Abu Dawud, Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah. Meskipun ada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Ibu Asakir bahwa nabi Adam ketika diturunkan di India merasa gelisah. Malaikat Jibril lalu mendatanginya, memanggilnya dengan azan, seperti yang telah disebutkan, azan dan iqamah sebagai keistimewaan umat ini tidak dapat terbantahkan. Karena pensyariatan azan iqamah bagi umat ini adalah sebagai pertanda untuk solat, sedangkan pada nabi Adam tidak demikian adanya.

6. Basmalah: Bismillahirrahmanirrahim adalah keistimewaan umat ini yang diberikan Allah. Keistimewaan basmalah bagi umat ini adalah basmalah dengan lafadz Arabiyah dan dengan susunan sebagaimana yang kita ketahui. Adapun riwayat tentang keluarnya nabi Adam dari surga dgn mengucapkan basmalah, maka sebenarnya basmalah yang beliau ucapkan tidak diwahyukan kpd beliau tetapi hanya diilhamkan. Al-Hafidz Ibnu Hajar mempertegas bahwa basmalah tidak diturunkan Allah kepada umat selain umat Muhammad, kecuali kepada nabi Sulaiman bin Dawud. Namun basmalah yang diwahyukan kepada nabi Sulaiman sebagaimana diceritakan Allah dalam surat An-Naml, tidak dalam bahasa arab dan tidak dengan susunan basmalah saat ini.

7. Membaca Amin: Diceritakan dari Aisyah r.ha dari Rasulullah s.a.w, beliau bersabda:

ما حسدتنا اليهود على شيء ما حسدتنا على السلام والتأمين

Artinya: “Kaum Yahudi tidak merasa iri kpd kita atas sesuatu yg spt keirian mereka atas salam dan amin”.

8. Disyariatkannya Rukuk: Sayidina Ali mengatakan bahwa rukuk yang pertama kali dilakukan dalam solat adalah solat asar. Dari sini sebagian ulama menjelaskan bahwa sebelum rukuk disyariatkan pada solat asar dimaksud, dalam solat yang dilakukan Rasulullah tidak terdapat rukuk. Demikian pula dalam solat yang diperintahkan Allah kepada bani Israil.

9. Barisan dalam solat berjamaah: Umat terdahulu melakukan solat sendiri-sendiri. Baru umat ini yang dianjurkan berjamaah dalam solat sehingga membentuk barisan sebagaimana barisan para malaikat. Rasulullah s.a.w bersabda:

فضلنا على الناس بثلاث، جعلت صفوفنا كصفوف الملائكة ... الحديث

Artinya: “Allah memberikan keutamaan kepada kita lebih dari yang lain dengan tiga perkara yaitu bahwa saf-saf kita dalam solat seperti barisan para malaikat”.

10. Disyariatkannya Salam: Salam adalah pintu untuk saling mencintai dan saling menyayangi serta menjadi sarana untuk menyempurkan iman. Sebagaimana hadits Syaidatina Aisyah pada keistimewaan yang ke-7 bagi umat ini, maka sebenarnya salam tidak pernah diberikan kepada umat selain Islam. Diriwayatkan dari al-Baihaqi dari Abu Umamah, Rasulullah bersabda bahwa Allah menjadikan salam sebagai penghormatan bagi pemeluk agama ini, serta menjadikan salam sebagai keamanan bagi para kafir dzimmi. Diriwayatkan oleh Abu Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa pada zaman jahiliah manusia mengucapkan selamat pagi atau selamat sore. Kemudian Allah menggantinya dgn salam.

Rasulullah s.a.w memang nabi terakhir yang diutus Allah ke muka bumi. Umat beliau pun adalah umat terakhir, tetapi mereka adalah yang terdepan. Terdepan dalam keutamaan, terdepan dalam kelestarian, terdepan ketika Allah memberikan keputusan kepada mereka di hari kiamat dan tentu saja terdepan di dlm memasuki syurga. Hudzaifah meriwayatkan hadits:

نحن الآخرون من أهل الدنيا، والأولون يوم القيامة، المقضي لهم قبل الخلائق

“Kami adalah umat terakhir dari penduduk dunia, dan kami adalah yang terdepan di hari kiamat, yang diberi keputusan sebelum makhluk-makhluk yang lain”. (HR. Muslim).

Berikut ini adalah beberapa keistimewaan yg lain:

11. Dikhususkannya Hari Jumat untuk Umat Muhammad:  Rasulullah s.a.w bersabda:

نحن الآخرون السابقون يوم القيامة، بيد أنهم أوتوا الكتاب من قبلنا، ثم هذا يومهم الذي فرض الله عليهم فاختلفوا فيه فهدانا الله له، فالناس لنا فيه تبع، اليهود غدًا والنصارى بعد غد

“Kita adalah yg terakhir dan terdepan di hari kiamat lantaran mereka (umat sebelum Rasulullah) sungguh telah diberi kitab sebelum kita. Hari ini (hari jumat) adalah hari untuk mereka, dimana Allah memberikan kewajiban atas mereka. Tetapi mereka menyelisihinya. Lalu Allah memberi petunjuk kepada kita untuk menerima hari itu. Kemudian para manusia mengikuti kita; kaum Yahudi memilih besok (sabtu) dan kaum Nasrani memilih hari setelah besok (ahad)”.

Hadits ini menjelaskan bahwa sebenarnya Allah telah memilihkan hari jumaat sbg hari utk menjalankan perintah Allah. Tetapi mereka tidak mau memilih hari jumaat ini, tetapi menentukan sendiri hari untuk melakukan ibadah. Kaum yahudi memilih hari Sabtu dan Kaum Nasrani memilih hari Ahad. Abu Abdillah Al-Ubai menuturkan menuturkan bahwa nabi Musa a.s telah menentukan hari jumaat untuk kaumnya. Beliau menjelaskan kepada mereka tentang keutamaan hari jumaat. Tetapi umat beliau memandang bahawa hari sabtu adalah yang paling utama diantara hari-hari yang lain. Mereka berpendapat bahwa Sabtu adalah hari cuti bekerja, dan juga hari dimana Allah menyelesaikan penciptaan langit dan bumi. Menurut mereka sabtu adalah waktu yang tepat untuk beribadah kepada Allah s.w.t. Sementara umat Nasrani memandang bahwa hari ahad adalah hari dimana Allah memulai penciptaan alam, sehingga hari ini adalah hari yang tepat untuk bersyukur dan beribadah kepada Allah ta’ala.

Alhamdulillah, umat Muhammad memilih hari jumaat sebagai hari raya, hari untuk berkumpul melakukan ibadah, solat, berdzikir dan bersyukur kepada Allah di suatu tempat. Hari jumaat adalah hari yang terbaik untuk memperbanyak amal ibadah daripada hari-hari yang lain. Kerana hari ini adalah hari dimana Allah menciptakan manusia, sementara manusia sendiri diciptakanNya hanya untuk beribadah kpd Allah ta’ala.

12. Waktu Istijabah di Hari Jumat: Disamping secara umum, hari jumat adalah hari istimewa yang dipilihkan Allah, di hari jumaat ada waktu Istijabah yang tidak pernah diberikan kepada umat yang lain. Pada saat itu, semua doa yang dipanjatkan akan diterima Allah s.w.t. Diceritakan dari al-A’raj dari Abi Hurairah, Rasulullah s.a.w bersabda:

فيها ساعة لا يوافقها مسلم، وهو قائم يصلي يسأل الله تعالى فيها شيئًا إلا أعطاه إياه

“Di hari ini ada waktu, dimana tidaklah seorang muslim yang menepatinya dalam keadaan mendirikan solat dan memohon sesuatu kepada Allah, kecuali Allah memberikannya”.

Waktu itu sangat sebentar. Diibaratkan waktu itu seperti sebuah titik di atas selembar kertas. Namun Jabir meriwayatkan hadits marfu’ menurut Abu Daud dengan sanad hasan yang memberikan kesimpulan bahawa waktu tersebut adalah satu jam ketika waktu sehari semalam jumat dijadikan 12 jam. Jika demikian, berdasarkan pendapat Ibnul Munir, penjelasan Rasulullah tentang sebentarnya waktu istijabah di hari jumat, hanya untuk memberikan motivasi kepada untuk untuk lebih bersemangat dalam memburu waktu istijabah tersebut.

Kapankah waktu istijabah di hari jumat itu. Ada 30 sampai 50 pendapat ulama berdasarkan pengalaman mereka. Ada yang mengatakan waktu istijabah itu adalah jam pertama saat terbit matahari. Ada lagi yang mengatakan ketika azan jumaat, saat mulai zawal hingga akan dilaksanakannya solat jumat, saat khatib duduk diantara dua khutbahnya, saat imam turun dari mimbar hingga imam berdiri untuk melakukan solat jumaat, waktu sesudah solat asar hingga terbenam matahari dan masih banyak pendapat2 yang lain.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah s.a.w bersabda:

هي ما بين أن يجلس الإمام على المنبر إلى أن تنقضي الصلاة

“Waktu tersebut berada diantara duduknya imam diantara kedua khutbah hingga solat jumat dilakukan”.

Diriwayatkan oleh Imam Malik, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, dari Abu Hurairah, bahawa ia bertanya kepada Abdullah bin Salam tentang waktu istijabah itu. Abdullah bin Salam menjawab, waktu itijabah hari jumat adalah waktu terakhir hari jumat. Jalan terbaik untuk mengkrompomi kan kedua hadits ini dengan memperbanyak doa dan bersungguh-sungguh dalam melakukan nya tepat pada kedua waktu tersebut yaitu waktu diantara duduknya imam dari kedua khutbah nya hingga dilaksanakan azan jumat dan waktu akhir di hari jumat yakni waktu sesudah solat asar hingga terbenam matahari.

No comments:

Post a Comment