Friday, July 15, 2016

HAL-HAL YANG BOLEH MENGGAGALKAN UNTUK SAMPAI KEPADA ALLAH

(Oleh: Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari, lahir tahun 1150H (1735M) di Martapura, Kalimantan Selatan dalam Kitam Ad Durrun Nafis). 

Bahwa yang terpenting, harus mampu memelihara diri agar jangan sampai jatuh ke lembah kemaksiatan, baik maksiat lahir maupun maksiat batin. Begitu juga hendaknya dapat melepaskan diri dari hal-hal yg merosakkan perjalanan cita-cita menuju keridhaan Allah. Hal-hal yg dapat merusakkan perjalanan menuju Allah swt itu banyak sekali, diantaranya:

1)   KASAL (malas), malas utk mengerjakan ibadah kpd Allah swt, padahal sebenarnya anda mampu utk melakukan ibadah tersebut.

2)   FUTUR (Lemah pendirian) tidak memiliki tekad ya kuat karena terpengaruh oleh kehidupan duniawi.

3)   MALAL (Pembosan), cepat merasa jemu dan bosan untuk melaksanakan ibadah karena merasa terlalu sering dilakukan, padahal tujuan belum juga tercapai. Timbulnya hal-hal tersebut adalah disebabkan kurang kuatnya rasa keimanan, kurang mantapnya keyakinan, dan banyak terpengaruh oleh hawa nafsunya sendiri.

Selanjutnya hal-hal yang mengakibatkan “gagalnya” untuk mencapai tujuan, antara lain adanya penyakit SYIRIK KHOFI (syirik tersembunyi) atau dgn lain perkataan, timbulnya suatu tanggapan di dlm hatinya, bahwa segala amal ibadah yang dilakukannya adalah sepenuhnya dari kemampuannya sendiri, tidak dirasakannya dan diyakininya, bahwa apa yang dilakukannya itu semua, pada hakikatnya dpd Allah swt. Hal-hal yang termasuk Syirik Khofi antara lain adalah sebagai berikut:

1. RIYA' (pamer) - Sengaja mempertontonkan amal ibadahnya kepada orang lain atau ada suatu maksud tertentu “yang lain daripada Allah”, misalnya beramal semata-mata mengharapkan surga.

2. SUM'AH (memperdgr2kan) - Sengaja mencerita2kan ttg amal ibadahnya kpd org lain bhw dia beramal dgn ikhlas karena Allah dgn suatu maksud agar org lain memberikan pujian dan sanjungan kpdnya.

3. UJUB (membanggakan diri) - Rasa hebat sendiri yang timbul dari dalam hatinya karena banyak amal ibadahnya, tidak dia rasakan bahwa semua itu adalah semata-mata karena rahmat dan karunia Allah swt.

4. HAJBUN (hijab/dinding) - Dinding yg dimaksud adalah krn terlena dan kagum atas keindahan amalnya, sehingga tertahan pandangan hatinya (syuhudnya) kpd kekaguman itu semata2 atau dgn kata lain terpengaruh kpd keindahan amal ibadahnya sendiri tidak dirasakannya bhw semua itu adalah krunia Allah.

Oleh sebab itu, agar dapat terlepas dari hal-hal/penyakit tersebut maka tidak ada jalan lain, kecuali memantapkan pandangan batin (musyahadah) dengan penuh keyakinan bahwa “segala apapun yang terjadi pada hakekatnya/dasarnya adalah daripada Allah swt”.

No comments:

Post a Comment