a) SYEIKH JUNAIDI AL BAGHDADI - Seorang sufi bukanlah hanya berdiam diri di masjid dan berzikir saja tanpa bekerja untuk nafkahnya. Sehingga untuk sara kehidupannya orang tersebut menggantungkan diri hanya pada pemberian orang lain. Sifat-sifat seperti itu sangatlah tercela. Kerana sekali pun ia sufi, ia harus tetap bekerja keras untuk menampung kehidupannya sehari-hari. Jika Allah mengkehendaki kebaikan bagi seorang pencari ilmu (murid), Dia akan membawanya ke lingkungan para sufi, dan menjauhkannya dari kaum ulama kebanyakan.
b) IMAM AL QUSHAYRI- Ar-Risalat al-Qushayriyya. Allah memberikan kurnia darjat kepada golongan ini (sufi) yang terbaik dan Dia mengangkat mereka di atas seluruh hamba2Nya sesudah para Rasul dan Nabi dan Dia memberi hati mereka rahsia Kehadiran Ilahi-Nya dan Dia memilih mereka diantara hamba-Nya yang menerima cahaya-Nya. Mereka adalah sarana kemanusiaan, mereka menyucikan diri dari segala hubungan dengan dunia. Dia mengangkat mereka ke kedudukan tertinggi dalam penampakan/penyingkapan (kasyf). Dan Dia membuka kepada mereka Kenyataan akan Keesaan-Nya. Dia membuat mereka untuk melihat kehendak-Nya mengendalikan diri mereka. Dia membuat mereka bersinar dalam wujud-Nya dan menampakkan mereka sebagai cahaya2Nya.
c) IMAM AL-GHAZALI - Hujjatul Islam. Sedia maklum bahwa para Sufi adalah para pencari jalan Allah, dan bahwa mereka melakukan yang terbaik, dan jalan mereka adalah jalan terbaik, dan akhlak mereka paling suci. Mereka membersihkan hati mereka dari selain Allah dan mereka menjadikan mereka sebagai jalan bagi sungai untuk mengalirnya kehadiran Ilahi.
d) IMAM NAWAWI - Al-Maqasid at-Tawhid. Ciri jalan sufi ada 5 :
1- Menjaga kehadiran Allah dalam hati pada waktu ramai dan sendiri.
2- Mengikuti Sunah Rasul dengan perbuatan dan perkataan.
3- Menghindari ketergantungan kepada orang lain.
4- Bersyukur pada pemberian Allah meski sedikit.
5- Selalu merujuk masalah kepada Allah SWT.
e) SYEIKH SAYYID ABI AL-KHARRAJ - Ketika Allah akan menjadikan seorg hamba menjadi kekasih/wali-Nya, maka dibukakan baginya Pintu Zikir. Apabila dia merasa nikmat dgn zikirnya, maka akan dibukakan oleh Allah Pintu Qurbah (dekat kepada Allah) kemudian dinaikkan lagi kepada Majlis 'Unsi (tempat yang membuatnya merasa intim nyaman dan akrab dengan Allah), kemudian dia didudukkan di atas Kursi Ketauhidan. Seterusnya dibukalah semua hijabnya, kemudian dimasukkan oleh Allah kedalam Darul Fardaniyah (tempat dimana tidak ada temannya seorangpun didalamnya kecuali dirinya sendiri), setelah itu dibukakan oleh Allah baginya Hijabul Jalal wa Udmah (hijab yang menutupi kemuliaan dan keagungan Allah) dan dimasukkan dia kedalamnya. Kemudian oleh Allah dia dijadikan Kekasih-Nya/Waliyullah.
f) SYEIKH ABU HASAN AS-SYADZILI - “Kalian boleh makan makanan yang paling lazat, minum minuman yang paling segar, tidur diatas tilam yang empuk, memakai pakaian yang paling lembut, tetapi kalian harus memperbanyak zikir kepada Allah”. Kerana firman Allah: "Hai org2 yg beriman, janganlah harta2mu dan anak2mu melalaikan kamu dari mengingat/berzikir kepada Allah. Siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah org2 yang merugi (Al-Munafiqun: 9).
g) SYEIKH IBNU ATHAILLAH AS-SAKANDARI - Jika kamu menghadiri majlis (zikir), lalu kembali melaku kan pelanggaran atau kelalaian dan dosa, jangan kemudian kamu berujar berkata, "Apa gunanya aku hadir?" Namun, tetaplah hadir! Selama 40 tahun kamu mengidap penyakit (dosa) lalu kamu berfikir penyakitmu itu akan hilang dlm sekejap atau satu hari saja? Org yg melakukan maksiat lalu dia tenggelam dlm sesuatu yg haram, niscaya dia tidak akan boleh membersihkannya sekalipun menyelam 7 lautan jika belum "bertaubat" kpd Allah.
No comments:
Post a Comment