Karamah adalah suatu keistimewaan yang diberikan kepada seorang Wali Allah swt sebagai karunia khusus baginya, sebagaimana mukjizat yang diberikan kepada seorang Nabi atau Rasul sebagai bukti kenabian dan kerasulannya. Kalau seorang Nabi atau Rasul diperintah memperkenalkan diri dan tugasnya kepada umatnya, dan utk membuktikan kerasulan atau kenabiannya, maka ia dibolehkan memperlihatkan mukjizatnya, seperti ketika Nabi Allah Musa as di perintah melempar tongkatnya di depan Fir’aun, sehingga tongkatnya berubah menjadi seekor ular.
Berbeda dgn seorang wali dan karamahnya. Ia tidak diperintah memperkenalkan diri dan menampakkan karamahnya kpd org lain, karena ia tidak diperintah untuk menyebarkan risalah agama. Hanya saja, seorang wali dianjurkan mengajak orang lain ke jalan Allah swt. Kalau di tengah dakwahnya, ia membutuhkan suatu bukti, maka ia boleh minta diberi karamah, misalnya ketika Sunan Bonang dihadang oleh seorang preman, maka beliau menunjuk tangannya ke atas pohon, dengan izin Allah swt si preman melihat buah pohon yang ada di atasnya berupa emas, sehingga ia tidak putus2nya memandang emas yg ada di atas pohon itu, sampai Sunan Bonang dapat meneruskan perjalanannya dan lancar. Adapun buah pohon yg berubah menjadi emas adalah karamah Allah swt yg diberikan kpd Sunan Bonang, sehingga beliau dapat selamat dlm perjalanannya.
Berbeda dgn seorang wali dan karamahnya. Ia tidak diperintah memperkenalkan diri dan menampakkan karamahnya kpd org lain, karena ia tidak diperintah untuk menyebarkan risalah agama. Hanya saja, seorang wali dianjurkan mengajak orang lain ke jalan Allah swt. Kalau di tengah dakwahnya, ia membutuhkan suatu bukti, maka ia boleh minta diberi karamah, misalnya ketika Sunan Bonang dihadang oleh seorang preman, maka beliau menunjuk tangannya ke atas pohon, dengan izin Allah swt si preman melihat buah pohon yang ada di atasnya berupa emas, sehingga ia tidak putus2nya memandang emas yg ada di atas pohon itu, sampai Sunan Bonang dapat meneruskan perjalanannya dan lancar. Adapun buah pohon yg berubah menjadi emas adalah karamah Allah swt yg diberikan kpd Sunan Bonang, sehingga beliau dapat selamat dlm perjalanannya.
Adapun karamah yang diberikan kepada al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad cukup banyak, sehingga kalau diungkapkan satu persatunya, maka akan membutuhkan waktu yang panjang. Sehingga kami hanya mengungkapkan sebagian kecil saja, seperti yang dapat di baca di bawah ini: Seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah berkata: “Pada suatu kali aku terlilit hutang yang banyak dan aku tidak dapat melunasinya, karena aku tidak mempunyai uang. Ketika aku menyampaikan keluhanku kepada al-Habib Abdullah al-Haddad, maka beliau berkata: ‘Semoga esok pagi semua hutangmu dapat terlunasi.’ Ternyata keesokan paginya, ada seorang lelaki memberiku sepuluh potong pakaian. Setelah aku menerimanya, kemudian akupun menjualnya, maka aku mendapat keuntungan yang lebih besar dari jumlah hutangku, semua itu adalah berkah karamah al-Habib Abdullah al-Haddad.”
Salah satu sahabat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Salah seorang yang sangat cinta kepada al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: ‘Aku pernah dirampok sampai semua hartaku habis. Maka akupun mendatangi al-Habib Abdullah untuk meminta tolong dan minta do’a. Ketika aku akan pamitan, maka ia berkata kepadaku, semoga engkau mendapat ganti yang lebih bagus daripada hartamu yang dirampok. Tetapi bacalah setiap paginya ‘YA RAZZAK’ sebanyak tiga ratus delapan puluh kali dan do’a sebagai berikut sebanyak empat kali: “Allahumma Aghninii Bichalaalika ‘An Charaamika, Wa Bithaa’atika ‘An Ma’shiyatika Wa Bifadhlika ‘Amman Siwaak.” Maka dgn izin Allah swt, lelaki itu kembali dalam keadaan yg lebih baik, karena hidupnya lebih baik dan hutang2nya sudah terlunasi. Ia termasuk seorang yang shaleh, bertakwa dan wara’. Ia banyak mengerjakan amal2 kebajikan, terutama sedekah. Ia sangat yakin kepada al-Habib Abdullah dan kepada orang2 shaleh. Ia wafat di Kota Syibam pada tahun empat puluh. Semoga Allah swt merahmatinya dan menempatkannya di surga-Nya yang sangat luas.”
Selain itu, asy-Syeikh Abdullah Syarahil menceritakan kisah asy-Syeikh Umar Bahmid sebagai berikut: “Ada seorg dtg mengadu kpd al-Habib Abdullah tentang sakit perut dan darah yg banyak keluar dari duburnya, dan ketika itu aku ada di sisinya. Maka al-Habib Abdullah berkata kepadaku: “Wahai Bahmid, obatilah org ini.” Maka aku memegang perutnya, kemudian aku meniupnya. Maka penyakit orang itu sembuh pada waktu itu juga. Kemudian penyakit org itu berpindah kpdku, sampai aku mengeluh kepada al-Habib Abdullah. Kemudian beliau memberi makanan kpdku sambil mengusap perutku dgn tangannya yang mulia, maka dengan izin Allah SWT penyakitku segera sembuh pada waktu itu juga”. Asy-Syeikh Abdullah Syarahil menuturkan, bahwa al-Habib Ahmad berkata kepadaku: “Aku diberitahu oleh al-Habib Ahmad, bahwa al-Habib Abdullah al-Haddad berkata kpdnya: “Aku melihat ada seorg yg mengeluh sakit gigi dan ia minta do’a kesembuhan darimu.” Maka aku berkata kpdnya: “Mengapa org itu meminta do’a kpdku, padahal engkau masih ada di dekatnya?” Lalu al-Habib Abdullah mengatakan kpdku: “Laksanakan saja perintahku.” “Lalu akupun segera melaksanakan perintahnya, hingga penyakit orang itu sembuh, tetapi rasa sakitnya berpindah pada diriku. Ketika aku menghadap kepada al-Habib Abdullah, maka beliau memberitahuku: “Penyakit orang itu sudah sembuh, tetapi rasa sakitnya pindah kpdmu.” “Memang aku merasakan sakitnya org itu, namun segera hilang dgn berkahnya,” katanya.
Selain itu masih ada lagi kisah karamah yang dialami oleh al-Habib Abdullah sebagai berikut: “Disebutkan bahwa ketika al-Habib Abdullah pergi menunaikan ibadah haji, maka ada seekor unta yang melompat2 karena emosi, sehingga tidak seorangpun yang berani mendekati dan menungganginya, karena lompatan nya sangat keras. Ketika al-Habib Abdullah diberitahu tentang masalah itu, maka beliau mendatangi unta itu dan meletakkan tangannya di lehernya, maka dengan izin Allah SWT, maka unta itu menundukkan kepala kepadanya”.
Salah seorang sahabat dekat al-Habib Abdullah al-Haddad berkata: “Aku diberitahu oleh salah seorang murid yang selalu mengikuti al-Habib Abdullah al-Haddad: “Pada suatu hari aku keluar untuk mengunjungi seorang syeikh yang dikenal oleh penduduk Kota Tarim dengan nama asy-Syeikh Maula ar-Rakah, dan aku kesana tanpa memberitahu kepada al-Habib Abdullah lebih dahulu, sehingga aku kesana dlm keadaan demam yg sangat keras. Aku berkata dalam diriku sendiri: “Mungkin penyakitku ini disebabkan aku tidak memberitahu kepada al-Habib Abdullah terlebih dahulu.” Ketika aku mendatangi al-Habib Abdullah dan mengeluh kepadanya, maka al-Habib Abdullah mengusap badanku dgn tangannya yg mulia. Dengan izin Allah dan berkah al-Habib Abdullah penyakitku segera sembuh dan tidak meninggal kan bekas apapun pada tubuhku”. (Petikan: Pencinta Habibana. Sumber: Mengenal Lebih Dekat al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad. Menyingkap Rahasia Dzikir & Doa Dalam Ratib al-Haddad).
No comments:
Post a Comment