1). Wahai mereka yang menjadi hamba hawa nafsu mereka! Janganlah kamu mengira bahwa diri kamu masuk ke dalam golongan mereka yang menjadi ahli Allah. Kamu telah menghambakan diri kamu kepada hawa nafsu kamu, sedangkan mereka menghambakan diri mereka kepada Allah swt. Kamu menghendaki dunia, sedangkan mereka menghendaki akhirat. Kamu hanya melihat dunia ini saja, sedangkan mereka melihat Tuhan yg menjadikan langit dan bumi. Kesenanganmu terletak pada mahluk, sedangkan kesenangan mereka terletak pada Allah. Hati kamu terikat kepada Dunia, tetapi hati mereka terikat kpd Allah Yang Maha Agung.
Kamu adalah mangsa setiap apa yg kamu lihat, tetapi mereka adalah mangsa apa yg tidak kamu lihat, mereka melihat Allah yg menjadikan segala perkara yg tidak dapat dilihat dgn mata kepala. Mereka telah mencapai tujuan hidup dan mendapatkan kesejahteraan, sedangkan kamu masih saja terbenam di dalam nafsu keduniaanmu. Mereka menghilang dari mahluk, dari nafsu keduniaan dan dari kehendak mereka sendiri. Sehingga dengan demikian, mereka dapat sampai ke Hadrat Illahi yang memberi mereka kekuatan untuk mencapai puncak wujud mereka, seperti mentaati dan memuji Allah. Inilah kurnia Illahi yang diberikan-Nya kpd siapa saja yg dikehendaki-Nya. Mereka menjadikan ketaatan kepada Allah dan pujian terhadap-Nya sebagai kewajiban mereka. Mereka berpegang teguh kepadaNya dengan pertolongan yang diberikanNya kepada mereka.
Semua ini mereka lakukan tanpa mengalami kesukaran apa apa. Maka jadilah ketaatan mereka itu sebagai nyawa dan santapan mereka. Dengan demikian, dunia ini menjadi berkat bagi mereka dan memberikan nikmat kepada mereka, seakan-akan dunia ini telah menjadi Syurga bagi mereka. Kerana, apabila mereka melihat sesuatu, maka sebelum mereka melihatnya, mereka terlebih dahulu melihat perbuatan Allah yang menjadikan segalanya itu. Orang-orang ini membekali diri dengan kekuatan yang ada di bumi dan di langit, serta menyenangkan mereka yang telah mati dan masih hidup. Kerana Tuhan mereka telah menjadikan mereka seperti pasak bumi (gunung) yang dijadikan-Nya ini.
Oleh kerana itu, mereka menjadi seperti gunung yg berdiri dgn megah dan agung. Janganlah kamu mengacau mereka dan jangan pula kamu menghalangi perjalanan mereka yang ibu-bapa dan sanak-saudara mereka tidak dapat menyelewengkan mereka dari tujuan mereka. Mereka adalah org2 terbaik yg dijadikan Allah di muka bumi ini. Keredaan dan kesejahteraan dikurniakan oleh Allah kepada mereka, selagi langit dan bumi masih ada.
2). Apabila kamu ‘mati’ dari makhluk, maka akan dikatakan kepada kamu: “Semoga Allah melimpahkan Rahmat-Nya kpd kamu”. Kemudian Allah akan mematikan kamu dari nafsu2 badanniyah. Apabila kamu telah ‘mati’ dari nafsu badanniyah, maka akan dikatakan kepada kamu: “Semoga Allah melimpahkan Rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan mematikan kamu dari kehendak2 dan nafsu. Dan apabila kamu telah ‘mati’ dari kehendak dan nafsu, maka akan dikatakan kepada kamu: “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kamu”. Kemudian Allah akan menghidupkan kamu di dalam suatu ‘kehidupan’ yang baru.
Setelah itu, kamu akan diberi ‘hidup’ yang tidak ada ‘mati’ lagi. Kamu akan dikayakan dan tidak akan pernah papa lagi. Kamu akan diberkati dan tidak akan dimurkai. Kamu akan diberi ilmu, sehingga kamu tidak akan pernah bodoh lagi. Kamu akan diberi kesentosaan dan kamu tidak akan merasa ketakutan lagi. Kamu akan maju dan tidak akan pernah mundur lagi. Nasib kamu akan baik, tidak akan pernah buruk. Kamu akan dimuliakan dan tidak akan dihinakan. Kamu akan didekati oleh Allah dan tidak akan dijauhi oleh-Nya. Martabat kamu akan menjadi tinggi dan tidak akan pernah rendah lagi. Kamu akan dibersihkan, sehingga kamu tidak lagi merasa kotor.
Ringkasnya, jadilah kamu seorang yang tinggi dan memiliki keperibadian yang mandiri. Dengan demikian, kamu boleh dikatakan sebagai manusia super atau orang yang luar biasa. Jadilah kamu Ahli Waris Para Rasul, Para Nabi dan orang-orang yang Syiddiq. Dengan demikian, kamu akan menjadi titik akhir bagi segala kewalian, dan Wali-Wali yang masih hidup akan datang menemui kamu. Melalui kamu, segala kesulitan dapat diselesaikan, dan melalui solatmu, tanaman tanaman dapat ditumbuhkan, hujan dapat diturunkan, dan malapetaka yang akan menimpa umat manusia dari seluruh tingkatan dan lapisan dapat dihindarkan. Boleh dikatakan kamu adalah penjaga kota dan rakyat.
Org2 akan berdatangan menemui kamu dari tempat2 yang dekat dan jauh dengan membawa hadiah dan oleh-oleh dan memberikan khidmat (penghormatan) mereka kepadamu. Semua ini hanyalah kerana izin Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Kuasa jua. Lisan manusia tak henti-hentinya menghormati dan memuji kamu. Tidak ada dua orang yang beriman yang bertingkah kepadamu. Wahai mereka yang baik-baik, yang tinggal di tempat-tempat ramai dan mereka yang mengembara, inilah kurnia Allah. Dan Allah mempunyai kekuasaan yang tiada batas.
3). Nabi Muhammad saw pernah bersabda: “Kemiskinan itu hampir dapat membawa kekufuran”. Org yg benar2 hamba Allah akan percaya kepada-Nya dan menyerahkan seluruh keadaan dirinya kepada-Nya. Ia percaya kepada kurnia-Nya, pemberian rezki-Nya dan yakin bahwa apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah baginya, pasti akan ia dapati serta apa saja yang dijauhkan oleh Allah darinya, pasti tidak akan ia dapati. Firman Allah: “Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan 2 orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu kerana Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka2nya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS 65:2-3).
Allah berfirman demikian itu, ketika hamba-Nya berada dalam keadaan senang dan damai. Kemudian Allah mengujinya dengan bencana dan kemiskinan, maka hamba itupun bermohon dan menyerahkan dirinya kepada Allah, namun Allah tidak menghindarkan bencana dan kemiskinan itu darinya. Ketika itu betullah apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad saw: “Kemiskinan itu hampir dapat membawa kekufuran.” Mereka yang dilayani oleh Allah dengan lemah lembut, akan dihindarkan oleh Allah dari bencana dan kemiskinan itu. Mereka diberi kesentosaan, keamanan dan kekuatan untuk bersyukur kpdNya dan memuji-Nya. Mereka terus berada dlm keadaan seperti itu sampai bertemu dgn Tuhan mereka. Apabila Allah hendak menguji mereka, maka Allah mendatangkan malapetaka kpd mereka dan memutuskan pertolongan-Nya. Kemudian, merekapun menunjukkan kekufurannya dengan menyalahkan dan menuduh Allah tidak mengasihi dan menolong mereka.
Maka matilah mereka dalam kekufuran dan ingkar kepada tanda-tanda Allah serta marah kpdNya. Kepada org semacam inilah Nabi bersabda, yg maksudnya lebih kurang adalah, “Sesungguhnya org yg paling berat hukumannya di hari berbangkit adalah orang yang diberi kemiskinan di dunia ini dan hukuman di akhirat kelak. Kami berlindung kepada Allah dari yang demikian itu. Kemiskinan yang dimaksud dalam sabda beliau itu adalah kemiskinan yang menyebabkan seseorang lupa kepada Allah. Dari kelupaan semacam inilah beliau memohon utk dilindungi. Kpd beliau Allah melimpahkan kesabaran, tawakal, redha dan fana dlm perbuatan Allah. Beliau adalah manusia pilihan, Rasul-Nya, Pemimpin seluruh Nabi, Raja seluruh Wali, yg dipertuan-agungkan oleh seluruh hamba Allah, seorg Alim dan seorang yg besar di sisi Tuhan, yg dapat memberikan Syafa’at dan bimbingan kpd seseorang utk sampai ke hadrat Tuhan serta sekalian alam. Allah memelihara beliau dgn kasih sayang-Nya, baik pada waktu siang maupun malam hari, baik di kala beliau sendirian maupun di kala beliau berada di tengah2 khalayak ramai dan baik secara terang2an maupun secara sembunyi, sampai beliau kembali menemui Tuhannya.
4). Ketika Wali Allah ini (Syeikh Abdul Qadir Al Jailani) sakit yang membawa kematiannya, putranya yang bernama Syaikh Abdul Wahhab berkata kepadanya: “Berikanlah satu nasihat kepadaku sebelum ayah meninggal dunia untuk ku jadikan pegangan”. Ia berkata kepada putranya: “Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kamu takut kepada selain Dia. Janganlah kamu berharap kepada siapapun selain kepada Dia saja, dan mintalah segala keperluanmu kepada-Nya. Janganlah kamu bergantung kepada siapa pun selain kpd Dia saja dan tumpukanlah kepercayaanmu kepada-Nya saja. Bertauhidlah kepada-Nya. Semua orang setuju tentang hal ini”.
Lalu katanya lagi: “Apabila hati itu telah benar2 bersatu dengan Allah, maka tidak ada lagi yang dirasakan tinggal di dalamnya kecuali Allah dan tidak ada yang datang kepadanya dari diri manusia”. Sambungnya lagi: “Aku ini ibarat isi tanpa kulit.” Selanjutnya ia berkata: “Orang lain datang berkunjung kepadaku. Berilah mereka ruang untuk duduk dan hormatilah mereka. Di sini ada manfaat yang besar. Janganlah kamu sesakkan tempat mereka itu”. Terdengar juga ia berkata: “Selamatlah dan sejahteralah kamu berada di dalam Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Semoga Allah melindungi aku dan kamu serta melimpahkan Rahmat-Nya kepada aku dan kamu. Aku memulai sesuatu dengan nama Allah dengan tiada henti2nya”.
Sehari semalam, ia terus berkata: “Celakalah kamu ! Aku tidak takut kepada siapapun, sekalipun kepada Malaikat Maut. Wahai Malaikat Maut, bukanlah kamu yang aku takuti, melainkan Dia Yang menolongku dan Yang memberi kurnia kepadaku”. Kemudian, ia pun diam. Ini terjadi pada malam hari kembalinya Syeikh ke Rahmatullah. Aku diberi tahu oleh putra-putranya, Abdul Razaq dan Musa bahwa Syeikh telah mengangkatkan tangannya lalu meluruskannya dan terdengar perkataannya: “Selamatlah dan sejahteralah kamu berada di dalam Rahmat Allah. Bertaubatlah dan masuklah ke dalam barisan-Nya. Tidak lama lagi aku akan datang kepada-Mu”. Syeikh berkata: “Tunggu”. Kemudian, ia pun kembali ke Rahmatullah.
No comments:
Post a Comment