“Dan janganlah engkau berjalan di atas bumi dalam keadaan sombong”. (pangkal ayat 37 Surah Al Isra’). Marahan kita artikan sombong, yaitu org yg tak tahu di mana letak dirinya. Bersifat angkuh, karena dia telah lupa bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah semata-mata karena pinjaman Tuhan.
Lupa bahwa asalnya hanya dari air mani yang bergetah, campuran air si laki-laki dengan air si perempuan. Dan kelak dia mati dia akan kembali masuk tanah dan kembali jadi tanah, tinggal tulang2 berserak, dan menakutkan. Lalu diperingatkan siapa sebenarnya diri manusia yg mencoba sombong itu: "Sesungguhnya engkau sekali-kali tiada akan dapat membelah bumi”.
Lupa bahwa asalnya hanya dari air mani yang bergetah, campuran air si laki-laki dengan air si perempuan. Dan kelak dia mati dia akan kembali masuk tanah dan kembali jadi tanah, tinggal tulang2 berserak, dan menakutkan. Lalu diperingatkan siapa sebenarnya diri manusia yg mencoba sombong itu: "Sesungguhnya engkau sekali-kali tiada akan dapat membelah bumi”.
Ini adalah kata kiasan yg tepat sekali buat org yg sombong. Bagaimanapun seseorang yg rantak tonjak di atas bumi, menghardik, menghantam tanah, namun bumi itu tidaklah akan luak atau “luka” karena hantaman kakinya: “Dan sekali-kali tidaklah akan sampai sbg gunung tinggimu”. (ujung ayat 37).
Ini pun suatu ungkapan yg tepat buat orang yang sombong. Dia menengadah ke langit laksana menantang puncak gunung dan melawan awan padahal puncak gunung itu akan melihat lucunya si kecil ini menantang dia, laksana senyumnya seorang manusia melihat seekor semut kecil mengangakan mulutnya hendak mematuk kakinya. Padahal ditekan saja sedikit dengan ujung kuku, dia pun hancur lumat.
Ini pun suatu ungkapan yg tepat buat orang yang sombong. Dia menengadah ke langit laksana menantang puncak gunung dan melawan awan padahal puncak gunung itu akan melihat lucunya si kecil ini menantang dia, laksana senyumnya seorang manusia melihat seekor semut kecil mengangakan mulutnya hendak mematuk kakinya. Padahal ditekan saja sedikit dengan ujung kuku, dia pun hancur lumat.
Oleh sebab itu seorang Mu'min sejati ialah seorang yang tahu diri. Lalu diletakkannya diri itu pada tempat yang sebenarnya. Itulah yang disebut dlm kata Arab tawadhu'. Atau tegaklah yg sederhana, ukurlah kekuatan diri, sebagai Hadis Rasulullah s.a.w.: “Tidaklah akan celaka seseorang yang mengerti kedudukan dirinya”.
No comments:
Post a Comment