Jisim adalah tubuh yang batin, hakekat sifat jisim harus selalu tunduk pada Qudrat Iradat Allah kerana sesungguhnya jisim adalah bentuk kekuasaan yang berdiri antara alam dunia dan hakikat sifat Allah. Jisim diri bertumpu pada penyatuan sifat Baqa dengan HaqNya. Jisim alam juga terdapat dalam diri manusia, jisim alam diri manusia memiliki hubungan dengan jisim makhluk dan seluruh alam ini. Segenap makhluk memiliki jisim termasuk juga alam semesta, flora dan fauna. Jisim diri adalah keseluruhan alam ini, dimana ruh sejati insan berada dibalik rab alam tersebut. Jisim alam merupakan himpunan kemufakatan antara Qudrat Iradat dengan Rasa. Rangkaian Dasar jisim manusia itu adalah tujuh sifat yang dititipkan bagi kita dari sifat duapuluh.
Ketujuh sifat itu yaitu:
1. Q : adalah Qudrat » Kuasa (Tenaga).
2 I : adalah Iradat » Kehendak (kemauan).
3. IL : adalah Ilmu » Pengetahuan.
4 H : adalah Hayat » Pengrasa .
5. S : adalah Sama’ » Pendengaran
6. B : adalah Bashor » Penglihatan.
7. K : adalah Kalam » Perkataan .
Tujuh sifat ini adalah anugerah bagi kita. Dengan ketujuh sifat ini kita bisa mengetahui hakikat diri kita, dan yang membezakan kita dari makhluk lainnya. Dari ketujuh sifat ini bila dirangkai maka rumusnya adalah :
(Q + I) –> (IL) = Kemampuan Mengetahui.
(Q + I) –> (H) = Kemampuan Merasa.
(Q + I) –> (S) = Kemampuan Mendengar.
(Q + I) –> (B) = Kemampuan Melihat.
(Q + I) –> (K) = Kemampuan Berkata.
BISMILLAHIRROHMANNIRROHIM. Allah Itu HATI Badan Itu JISIM.
ALHAMDU LILLAHI RABBIL ALAMIN.
Alhamdu » BADAN.
Lillah » HATI.
Rabbi » NYAWA.
Alamin » RASA.
Jisim diri adalah pengembalian atau menghadapnya tubuh kepada hakekat sifat Allah. Dimana jasad (4 tubuh) naik ke arasy dalam rangka menghadapkan diri.
1. Badan » Tubuh tanah –> Jisim tanah, menghadap kepada Qudrat Allah
2. Hati » Tubuh Air –> Jisim air, menghadap kepada Ilmu Allah.
3. Nyawa » Tubuh Angin –> jisim angin, menghadap kepada Hayat Allah.
4. Rasa » Tubuh api –> jisim api, menghadap kepada Bashar Allah.
Maka yang tersebut dalam peristiwa itu adalah:
-La Qodirun ilAllah (nafi tubuh Tanah)
-La Alimun ilAllah (nafi tubuh Air)
-La Hayyun ilAllah (nafi tubuh Angin)
-La Bashirun ilAllah (nafi tubuh Api)
Keempat kalimat tersebut adalah petunjuk:
-Menunjuk adanya tubuh Iradah berada dibalik jasad.
-Menunjuk nafinya tubuh Iradah dan isbatnya Iradah mutlak.
-Menunjuk Iradah mutlak pada adanya jisim tubuh.
-Menunjuk nafinya Iradah mutlak isbatnya Iradah Haq.
Pada isbatnya Iradah Haq kata tunjuknya adalah:
-Qodirun ilAllah
-Alimun ilAllah
-Hayyun ilAllah
-Bashirun ilAllah
Pada kenyataan ini Syeikh Abdul Qadir mendapatkan nama Al Jilani (telah tajalli Allah) padanya.
Ada pertanyaan begini: Assalamualaikum mohon maaf jika mengganggu, apakah itu JISIM dapatkah badan/tubuh diartikan JISIM? Apa sesungguhnya Jisim dan Jasad itu?
Perhatikan hp atau gadget yang kamu pegang untuk membuka fb ini, bahagian yang dapat diraba dan dipegang pada seluruh bahagian hapemu itu disebut hardware dari perangkat handphonemu, dibalik perangkat itu ada program atau sistem yang bekerja menggerakkan seluruh rangkaian hardware, program itu disebut software, software itu ada didalam hardware, saat kamu coba membuka seluruh rangkaian hapemu software itu tidak akan nampak lagi namun software itu ada tapi tak nampak, software itu ibarat jisim bagi perangkat hapemu, hardware adalah perangkat keras (jasad/raga/jasmani), dan software adalah perangkat lunak (batin/jiwa/ruhani).
Mengenal Jisim dan Jasad.
Diri itu terdiri dari dua yaitu :
1. Tubuh Luar (Jasad).
2. Tubuh Dalam (Jisim).
Pada manusia jasad adalah batang tubuh dan segenap organ yang ada didalamnya dan jisimnya adalah serangkaian sistem yang ada dibalik jasad manusia. Tubuh dalam (jisim) merupakan software penggerak dari adanya hardware tubuh luar (jasad).
Rangkaian tubuh luar (hardware) ialah:
1. Otot, syaraf, tulang, daging dan organ tubuh.
2. Darah, sparma dan cairan lainnya.
3. Udara/ nafas,
4. Mata, telinga dan otak/fikiran.
Jisim adalah rangkaian tubuh batin atau software bagi jasad, jisim sentiasa memberi sinyal gerak kepada jasad (hardware), getaran jisim tidak pernah putus menggetarkan jasad sehingga menjadikan gerakan jasad beraturan. Jisim bekerja memberi sinyal kepada jasad melalui pusat syaraf pada otak (syaraf motoric) yang selanjutnya sinyal itu dibaca oleh otak kemudian diproses untuk diperintahkan keseluruh tubuh sehingga dengan sinyal itu tubuh atau jasad manusia itu dapat bergerak beraturan sesuai dengan perintah yang terdapat dalam sinyal yang dikirim oleh Jisim.
Sebagaimana kita ketahui bahwa tubuh luar atau jasad ini berasal dari sesuatu sari pati dari tanah yang lalu mencapai kesempurnaan bentuk setelah melalui proses yang panjang dalam pembentukannya menjadi makhluk atau manusia baru yang terlahir dari rahim seorang ibu. Dalam pertumbuhannya jasad atau hardware ini secara alamiah selalu berhubungan dengan keadaan alam sebagaimana asal usulnya maka keadaan sari nabati atau gizi berperan aktif dalam proses pertumbuhannya.
Pada hakekatnya sifat Jisim itu Ta’luq (perbuatan) selalu pada sinyal Allah (lillah) kerana sesungguhnya jisim adalah satu bentuk kekuasaan yang berdiri antara alam dunia dan hakikat sifat Allah. Jisim bekerja baik jika kerja jisim dalam perbuatannya bertumpu pada penyatuan Haq sifatNya, hakekat sifat jisim yang terbaik adalah jisim yang selalu (berkekalan) pada iradat Allah. Jadi hukum dasar kerja dari rangkaian dasar sistem software (tubuh dalam) seharusnya tunduk pada Sang Maha Pencipta, atau bisa dikatakan tunduk pada yang menciptakan software (programmer). jadi salah jika software tunduk pada perintah hardware (tubuh luar).
Hubungan antara jasad (hardware) dan Jisim (software) telah ditetapkan oleh Yang Maha Pencipta sebagai mana firman Allah sebagai berikut: “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan (agama/jalan) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”(QS.Jatsiyah:18).
Syariat berasal dari kata syara’a yang berarti melihat atau mengetahui sedangkan agama atau addien adalah aturan tetap yang telah dibakukan bagi diri manusia, mengikuti syariat berarti berada dalam aturan bahwa bekerjanya jasad (hardware) dalam ibadah harus berdasar pada keadaan jisim didalam (software) alasannya adalah jisim tidak pernah tunduk pada dunia sedang jasad selalu berkiblat pada keduniaan. Ini adalah cikal bakal hukum syariat, maka siapapun yang berbicara tentang syariat kalau pandangan dirinya diawali dari melihat wujud dunia maka petuahnya tak perlu diikuti kerana orang itu sesungguhnya tidak mengerti dasar hukum syariat.
Kerana terjadinya kerusakan pada jisim (jiwa, batin, ruhani) adalah sebagaimana yang terjadi pada software yaitu jika terlalu banyak terinfeksi oleh virus-virus semacam nafsu, ammarah, benci, atau nafsu dikeranakan terlalu berlebihan dalam menghadapi tuntutan tuntutan keduniawian.
Sehingga dalam beribadah tidak terjadi tarik menarik kepentingan , jasad sebagai abdi dan jisim sebagai bahagian dari gusti yang memimpin, yang harus tiada jarak antara, kerana jika terdapat jarak maka pasti akan terjadi banyak gangguan dalam amal ibadahnya. Seluruh rangkaian software manusia dalam keadaannya juga laisa kamislihi sebagai bentuk mewakili dari keadaan Sang Maha Suci dan Sang Maha Laisa kamislihi di dunia.
Maha benar Allah dengan segala firmannya: “…dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”(QS.Jatsiyah:18).
Hubungan jasad dengan jisim inilah yang sebenarnya disebut “Manunggaling Kawula Gusti“ dimana jasad (hardware) yang nampak ini harus Manunggal dengan Jisim (software). jika seseorang melupakan sengaja atau tidak adanya Iradah yang diberikan oleh Allah padanya, sehingga orang itu lupa pada kemampuan yang ada pada dirinya sendiri (berpisah Iradat dari Qudrat ), hidup jadi terombang ambing bagaikan air diatas daun talas, ia hidup, bernafas dan bergerak tapi tak tahu aturan apa yang dipergunakan dalam gerak kehidupannya, walaupun seorang profesor dengan Ip yang tinggi tapi jika tidak mampu mengelola pengetahuannya maka seluruh pengetahuannya adalah batil menurut dasar agamanya sendiri, maka dia akan kalah dengan anak anak yang mempunyai kemampuan mengetahui walaupun tidak sekolah tinggi. Kemampuan mengetahui adalah anugerah yang disebut Ilmu kecerdasan spiritual lahir dan batin atau biasa disebut “Ilmu Ladunni".
No comments:
Post a Comment