"Siapa yang mempelajari kearifan, tetapi tidak diamalkan dalam kehidupannya, bagaikan seorang petani yang tak pernah menabur bibit tanaman. (Syaikh Sa’di). Jika kau tahu tentang kelezatan berzikir dan faidah-faidahnya bagi kita, mengapa tak kau sempatkan untuk sekadar menyebut nama Allah untuk menghangatkan malammu, mengingat dan mengagungkan nikmat-Nya? Mengapa tak kau tanam pohon-pohon di surga dengan benih-benih zikirmu? Ajaklah hati untuk berdendang dengan lagu-lagu cinta pada Ilahi agar kelak memanennya hingga berlimpah ruah.Tanaman jiwa akan tumbuh subur jika kau siram di malam menjelang pagimu. “Jika hati masih merasa galau dan sedih, berarti masih terhalang untuk menyaksikan-Nya”. (Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam).
Sahabatku, sebenarnya jika kita masih sering merasa bimbang, resah, gelisah dan sedih atas apa yang menimpa diri kita, berarti kita masih belum meyakini secara benar-benar atas kuasa Allah di balik itu semua. Tak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa kehendak-Nya. Namun, kalbu kita selalu terhalang oleh kotoran-kotoran. Kita tak mampu menangkap tanda-tanda keagungan dan kekuasaan-Nya, apalagi menyaksikan hakikat tindakan-Nya yang sungguh nyata. Jiwa kita tak terlatih untuk menghadap dan menyembah-Nya, Shalat dan zikir kita hanya menjadi ritual simbolik tanpa melibatkan kalbu. Ia hanya menjadi gerak tanpa makna. Sehingga dalam shalat, diri kita tak merasakan sedang menghadap Allah. "Orang yang lalai memulai harinya dengan memikirkan apa yang harus dikerjakannya. Dan sebaliknya, orang yang berakal merenungkan apa yang akan Allah lakukan terhadap dirinya”. (Syekh Ibnu Atha'aillah dalam kitab Al-Hikam).
Sahabatku, selama ini kita selalu terbuai dengan angan-angan, khayalan, ambisi dan rencana-rencana yang berlebihan sehingga kita melalaikan Allah Yang Maha Berkehendak. Kita sering kali dibutakan oleh nafsu-nafsu yang membelenggu jiwa sehingga tak mampu melihat hakikat kehidupan yang Allah anugerahkan untuk kita. Kita sering kali lalai dan lupa atas hakikat kehendak dan qadha-Nya yang terjadi di sekeliling kita. Kita sering kali lalai menggunakan akal dan hati dalam melihat kuasa Allah atas segala sesuatu. Kita bahkan tak mampu merasakan kehadiran Allah yang begitu dekat, dan lebih dekat dari urat nadi kita. Mari memulai hari dengan tafakur dan muhasabah. Mari mengingat-Nya dalam setiap hembusan nafas kita.
No comments:
Post a Comment