Alkisah. Seseorang datang menemui Rasulullah SAW dan mengadu bahwa ia sering terperanjat ketika sedang tidur, karena rasa resah dan gelisah yang menimpanya selama ini. Lalu, Rasulullah SAW menyarankan agar dia membaca doa berikut ini setiap kali hendak tidur:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ
`a'ûdzu bikalimatil-lahit-tammati min ghadhabihi wasyarri 'ibadihi wamin hamazatisy-syayathini wa`an yahdhurûn
"Aku berlindung dengan kalimat Allah yang Mahasempurna dari kemurkaan-Nya dan dari kejahatan semua makhluk-Nya, dan dari bisikan setan yang menggoda.” (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa`i, dan Al-Hakim).
Kemudian, dia pun melakukannya sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW, dan hilanglah keresahannya yang sebelumnya membelenggu dirinya.
Memang, tidur yang berkualitas tidak harus tidur dalam waktu lama dan panjang. Kualitas tidur sangat menentukan kesihatan tubuh dan batin kita. Musuh utama orang yang sukar tidur adalah stress dan depresi. Tekanan pekerjaan, beban ekonomi, utang, atau segala macam masalah rumit, kerap kali membuat kita sukar untuk beristirahat. Bila keadaan ini terus berlangsung lama, maka akan semakin membuat stress dan bahkan depresi berat. Dan, stress bisa memancing timbulnya segala penyakit, baik penyakit fisik ataupun psikis.
Doa yang diajarkan Rasulullah SAW ini bisa digunakan untuk melakukan releksasi secara fisik dan batin. Kita diajak untuk menyerahkan kepada Allah segala persoalan yang kita hadapi. Kita diajak untuk berintrospeksi, bersyukur dan bertawakal kepada Allah. Dengan begitu kita akan menyadari sepenuhnya bahwa ternyata, kegalauan dan kegundahan hati kita itu muncul karena jauhnya hati kita kepada Allah. Orang yang dekat dan selalu beribadah kepada Allah, hatinya akan selalu merasa damai dan tentram. Saat masalah muncul, ia mampu mengembalikannya kepada Allah, serta mampu memperbaiki diri untuk mewujudkan sesuatu yang lebih baik.
Karena itu, dalam suluk Imam Al-Ghazali, amalan sebelum tidur menjadi bagian cukup penting dalam riyadhah (olah batin). Tidurnya orang berilmu adalah zikir, sebab dia selalu memulai dengan bersuci zahir batin, membaca Al-Quran, doa, shalawat, wirid atau zikir khusus. Sehingga tidur tak ubahnya seperti tawajjuh kepada Allah. Doa sebelum tidur layaknya sebagai transaksi kematian, serahterima jiwa dan raga kepada Allah. Karena itu, Rasul mengajarkan doa, "bismika Allahumma ahya, wa bismika amut" (Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati)
Psikologi modern pun menjadikan tidur sebagai salah satu bentuk terapi. Dengan riset dan sejumlah penelitian, mereka menyebut tidur merupakan terapi bagi kesehatan dan cara mengasah kemampuan bawah sadar melalui kerja otak kanan dalam keadaan bawah sadar. Mereka secara ilmiah mampu menjelaskan kemampuan kerja bawah sadar manusia saat tidur.
Dengan berdoa sebelum tidur, sebenarnya kita diajak untuk selalu berprasangka baik kepada Allah, lalu Allah akan memberi energi positif itu dalam diri kita sehingga kita mampu melakukan perubahan dari yang buruk menjadi baik, dari sedih menjadi bahagia, dari lemah menjadi kuat dan dari sesuatu yang tampak susah menjadi mudah.
Jadi, bisa dikatakan, doa sebelum tidur memiliki peran dan pengaruh sangat besar bagi diri kita, bukan hanya bagi kesihatan fisik, tetapi juga kesihatan mental. Dengan mendapatkan tidur yang tenang, nyaman, pulas dan berkualitas, kita seolah-olah sedang men-charge jiwa dan raga sehingga ketika bangun pagi kita mendapatkan energi baru, tenaga baru dan semangat baru.
No comments:
Post a Comment