Sebagian dari kita baru menyadari kebesaran Allah justru pada saat dirinya tertekan, stress dan depresi berat. Namun akhirnya, kesedihan dan kegalauannya justru membawa pada kedekatan luar biasa kepada Allah. Saat dirinya benar-benar terpuruk karena masalah hutang, Hamid mencoba mengadukan masalahnya. “Saya bingung. Usaha saya bangkrut. Saya banyak ditipu oleh orang, uang saya banyak di tangan mereka. Istri saya minta cerai. Anak-anak saya sudah dititipkan orangtua di kampung. Tiap hari saya didatangi debt collector. Utang saya besar. Sudah tidak ada yang bisa bantu saya,” ungkapnya.
Matanya sayu. Mukanya begitu suram. Tersimpan banyak guratan sedih dan bingung di wajahnya. Dia seperti dikejar-kejar hantu. Tak tahu harus bagaimana. Untuk membesarkan hati Hamid, saya mengajaknya mengadukan semua masalahnya langsung kepada Allah. Lalu, saya menghadiahkan Sholawat Fatih untuk dibaca dan diamalkan. Tujuannya, agar dia tidak terjebak pada kebergantungan kepada selain Allah SWT. Saya katakan, jadikan amalan ini sebagai getaran hatimu untuk bertobat, mendekat kepada Allah dan terus menerus merasa membutuhkan Allah. Jadikan Shalawat Nabi menjadi bagian tak terpisah dari jiwamu yang merindukan Allah dan Rasul-Nya.
Saya cukup senang, ketika dia menerima saran saya dan mengatakan, “Berapa kali saya harus baca Sholawat ini” “Kalau Anda bertanya masalah angka, saya jawab dengan angka. Bacalah 1000 kali setiap hari,” kataku. “Memang bisa kurang dari itu?” “Kalau Anda sudah merasa cukup dengan 100 kali, silahkan saja!” “Memang, dari sananya bagaimana?” “Sudah jangan banyak tanya! Kalau pun sebelum angka 1000 lalu doa Anda sudah dikabulkan, saya bahkan menganjurkan Anda untuk terus mengamalkannya. Jangan terjebak pada angka!” “Ok. Terima kasih.”
Siang itu, saya lihat Hamid begitu yakin dengan saran ini. Ada harapan baru yang saya lihat secara langsung. Ada harapan baru pada senyum dan ucapan salam ketika meninggalkan kantor saya. Saya ikut berdoa untuknya. Saya memintanya untuk tetap berhubungan dengan saya ketika ada masalah. Anehnya, dia terlalu cepat untuk memberi kabar. Tepat pukul 11 malam, tiba-tiba dia SMS, “Hehehehe. Terima kasih,” begitu bunyinya. Saya tidak menjawab SMS-nya malam itu. Lalu, keesokan harinya. Dia kembali SMS, “Subhanallah. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Dari sini, saya sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Hamid. Dia mungkin telah merasakan sesuatu. Lalu, saya jawab, “Alhamdulillah…”
Beberapa bulan berikutnya, dia tak memberi kabar. Saya berharap semoga Allah memberi jalan keluar atas semua masalahnya. Dan, ternyata kurang dari seminggu dia datang menemui saya. “Alhamdulillah...” katanya, sambil memeluk. “Terima kasih atas saranmu. Sekarang sedikit demi sedikit, semuanya menjadi kenyataan”. “Alhamdulillah. Jangan berhenti menguatkan kedekatanmu kepada Allah. Memang apa yang terjadi?” tanyaku. “Malam itu, istriku datang minta maaf. Anak-anakku sudah ada di rumah”. “Alhamdulillah. Terus bagaimana hutangmu?” “Hehehe”. “Kenapa tertawa?” “Dahsyat! Allah Mahakaya. Selama ini saya salah meminta dan berharap kepada manusia. Ternyata, Allahlah yang menyelesaikan hutang-hutang saya.”
Hamid menceritakan bahwa ada semacam kekuatan pertolongan nyata dari Allah yang dia saksikan. Malam itu juga dia mendapat SMS orang yang menawarkan kerjasama dengan berjanji membiayai proyek bisnisnya. Lalu, di pagi hari, tiba-tiba ada seorang yang datang untuk mengembalikan uangnya. “Setiap hari, saya dibuat terheran-heran. Allah Maha Sakti… Selalu ada keajaiban dalam hidup saya. Ternyata Allah selalu menolong dengan cara-Nya. Bukan cara kita… hehehe”. “Ingat janjimu, sobat!” “iya Mas. Saya justru semakin bersemangat beribadah. Saya akan amalkan setiap hari, tanpa harus bertujuan untuk bayar hutang,” jawabnya girang.
Hamid begitu tampak semangat. Wajahnya begitu berseri-seri. Kini dia begitu sangat bahagia, keluarganya kembali utuh. Ada kekuatan support dari anak dan istri yang begitu besar. Berikut ini adalah Shalawat Fatih yang disusun oleh Al-'Arif al-Kabir Sayyid Muhammad Al-Bakri:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الْفَاتِحِ لِمَا اُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ وَالْهَادِى اِلى صِرَاطِك َالْمُسْتَقِيْم وَعَلى الِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ
“Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammadinil faatihi limaa ughliqa, wal khaatimi limaa sabaqa wannaashiril haqqi bil haqqi walhaadii ilaa shiraathikal mustaqiimi, wa 'alaa aalihi haqqa qadrihii wamiqdaa rihil 'adziim.”
(Ya Allah curahkanlah rahmat dan keselamatan atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, pembuka segala yang terkunci, penutup segala yang terdahulu, penolong kebenaran dengan kebenaran, dan petunjuk kepada jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada keluarganya sebagai hak atas segala kebesarannya nan agung).
No comments:
Post a Comment