Wednesday, April 20, 2016

ENGKAU SESUNGGUHNYA BERINTERAKSI DENGAN ALLAH DI SETIAP MARTABAT WUJUD

Siapa yang tidak kenal Abu Yazid Al-Bisthami, termasuk pemimpin kaum sufi. Namun siapa sangka beliau pernah mendapat ilmu yang sangat berharga dr seekor anjing. Seperti biasa, Abu Yazid suka berjalan sendiri di malam hari. Lalu ia melihat seekor anjing berjalan ke arahnya, anjingnya cuek aja jalan tdk menghiraukan sang Syech, namun ketika sdh lewat hampir dekat, Al-Bisthami mengangkat gamisnya kuatir tersentuh anjing yg najis itu. Spontan anjing itu berhenti dan memandangnya. Ntah bagaimana Abu Yazid spt mendengar anjing itu berkata padanya,

"Tubuhku kering tdk akan menyebabkan najis padamu, kalo pun engkau merasa terkena najis, engkau tinggal basuh 7x dgn air & tanah, maka najis di tubuhmu itu akan hilang. Namun jika engkau mengangkat gamismu krn menganggap dirimu yg berbaju badan manusia lebih mulia, dan menganggap diriku yg berbadan anjing ini najis dan hina, maka najis yang menempel di hatimu itu tidak akan bersih walau kau basuh dengan 7 samudra".

Abu Yazid tersentak dan minta maaf. Lalu sebagai permohonan maafnya dia mengajak anjing itu untuk bersahabat & jalan bersama. Tapi si anjing itu menolaknya. "Engkau tidak pantas berjalan denganku, mereka yg memuliakanmu akan mencemuhmu dan melempari aku dgn batu. Aku tidak tau mengapa mereka menganggapku begitu hina, padahal aku berserah diri pada sang pencipta wujud ini, lihatlah aku juga tdk menyimpan dan membawa sebuah tulang pun, sedangkan engkau masih menyimpan sekarung gandum", lalu anjing itu pun berjalan meninggalkan abu yazid. 

Abu Yazid masih terdiam, "Duh Gusti, untuk berjalan dengan seekor anjing ciptaanMU saja aku tak pantas, bagaimana aku merasa pantas berjalan denganMU, ampuni aku dan sucikan hatiku dr najis”. Sejak itu Abu Yazid memuliakan dan mengasihi semua mahluk Tuhan tanpa syarat. “Janganlah menganggap dirimu lebih suci dari yang lain, sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang paling suci di antara hamba-hamba-Nya" (Qur’an). (Ir. Alias Hashim Asy-Syattariyyah).

No comments:

Post a Comment