Friday, January 4, 2013

KARAMAH ALI BIN ABI THALIB

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu Rosulullah dan menjadi menantunya, Ali bin Abi Thalib juga menjadi menantu Nabi karena menikah dengan putri Rosulullah Fatimah.

Berbicara dengan Penghuni Kubur: Sid bin Musayyab menceritakan bahwa ia dan para sahabat menziarahi makam-makam di Madinah bersama Ali bin Abi Thalib  lalu berseru, “Wahai para penghuni kubur, semoga dan rahmat dari Allah senantiasa tercurah kepada kalian, beritahukanlah keadaan kalian kepada kami atau kami akan memberitahukan keadaan kami kepada kalian.” Lalu terdengar jawaban, “Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah senantiasa tercurah untukmu, wahai amirul mukminin. Kabarkan kepada kami tentang hal-hal yang terjadi setelah kami.” 

Ali berkata, “Istri-istri kalian sudah menikah lagi, kekayaan kalian sudah dibagi, anak-anak kalian berkumpul dalam kelompok anak-anak yatim, bangunan-bangunan yang kalian dirikan sudah ditempati musuh-musuh kalian. Inilah kabar dari kami, lalu bagaimana kabar kalian?” Salah satu mayat menjawab, “Kain kafan telah koyak, rambut telah rontok, kulit mengelupas, biji mata terlepas di atas pipi, hidung mengalirkan darah dan nanah. Kami mendapatkan pahala atas kebaikan yang kami lakukan dan mendapatkan kerugian atas kewajiban yang yang kami tinggalkan. Kami bertanggung jawab atas perbuatan kami.” (Riwayat Al-Baihaqi).

Karomah Ali bin Abi Thalib Menyambung Tangan Yang Putus: Imam Fakhrurrazi menuliskan dalam kitabnya bahwa seorang budak kulit hitam mencuri milik seseorang. Budak tersebut pengikut setia Ali Bin Abi Thalib RA. Ketika diseret dihadapan Ali, Ali bertanya “Benarkah Engkau mencuri?” la menjawab, “Ya,” maka Ali memotong tangannya. Budak itu berlalu dari hadapan Ali , kemudian berjumpa dengan Salman al-Farisi dan Ibnu al-Kawwa’. Ibnu al-Kawwa’ bertanya, “Siapa yang telah memotong tanganmu?” Ia menjawab, “Amirul mukminin, pemimpin besar umat muslim, menantu Rasullah, dan suami Fatimah.” Ibnu al-Kawwa’ bertanya, “la telah memotong tanganmu dan kamu masih juga memujinya?” Budak itu menjawab, “Mengapa aku tidak memujinya? Ia memotong tanganku sesuai dengan kebenaran dan berarti membebaskanku dari neraka.”

Salman mendengarkan penuturan budak itu, lalu menceritakannya kepada Ali. Selanjutnya Ali memanggil budak hitam itu, lalu meletakkan tangan yang telah dipotong di bawah lengannya, dan menutupnya dengan selendang, kemudian Ali memanjatkan doa. Orang-orang yang ada di sana tiba-tiba mendengar seruan dari langit, “Angkat selendang itu dari tangannya!” Ketika selendang itu diangkat, tangan budak hitam itu tersambung kembali dengan izin Allah. Bahkan tangan yang terpotong tersebut tampak lebih sempurna dari sebelumnya.

No comments:

Post a Comment