Saturday, February 7, 2015

JAULAH (KELILING)

Jaulah adalah tulang punggung dakwah, dan dakwah adalah tulang punggung agama. Sesuatu tanpa tulang punggung tak akan bisa berdiri tegak. Dakwah adalah semua amal jaulah, sebagaimana shalat gerakannya berbeda-beda. Mulai dari jaulah umumi, khususi, usuli, taklimi dan tasykil. Apabila jaulah diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’ala maka do’a-do’a pun akan diterima. Jika do’a diterima maka hidayah akan tersebar. Sejauh mana menyempurnakan jaulah, maka sejauh itu pula Allah Subhanahu wa ta’ala akan memberikan hidayah.

Jaulah dilakukan oleh seluruh Anbiya a.s. Rasulullah s.a.w sendiri sering berjaulah di kota Thaif, pada musim haji di Mina dan di mana saja kota Makkah. Kadangkala beliau sendiri bersama Abu Bakar r.a Zaid bin Harits atau bersama dengan Abbas r.a padahal pada saat itu Abbas r.a belum memeluk Islam. Di dalam Surat YaSiin diberitahukan tiga orang yang berjaulah, Al Qur’an juga menceritakan bagaimana Musa dan Harun a.s berjaulah.

Jaulah adalah berkeliling sebagaimana kelilingnya Rasulullah s.a.w dan para sahabat r.a dari kampung ke kampung, dari lorong ke lorong atau dari rumah ke rumah mengajak orang-orang untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada bayan tanpa Jaulah dan seluruh Nabi yang diutus sebanyak 124.000 nabi dan 313 rasul semuanya berkeliling untuk berdakwah. Rasulullah s.a.w sendiri menyebarkan agama dari rumah  ke rumah di kota Makkah, sehingga  diumpamakan jika telapak kaki Rasulullah mengeluarkan tinta merah maka merahkalah semua jalanan di kota itu, karena tak ada satu pun jalanan yang tidak dilalui oleh Rasulullah. Rumah paman beliau sendiri yaitu Abu Jahal tidak bosan didatangi, walaupun berkali-kali ditolak.

Ketika Fatimah r.ha sangat sedih melihat keadaan Rasulullah s.a.w sekembalinya dari berjaulah, dengan kulit yang menghitam terbakar matahari dan pakaian yang kusam. Maka Rasulullah s.a.w bersabda “Wahai Fatimah! janganlah engkau bersedih. Sesungguhnya Allah s.w.t telah mengutus ayahmu dengan suatu hal yang tidak akan tersisa satu rumahpun di muka bumi ini. Baik di kota maupun di desa, melainkan Allah memasukan ke dalamnya kemuliaan atau kehinaan (jika mereka menolak), sehingga (agama ini) tersebar sebagaimana tersebarnya malam.” (HR.Ath thabrani~ kanzul Ummal). Nabi Nuh a.s ketika berjaulah dilempari batu oleh kaumnya, hingga batu-batu itu menimbun dirinya, kemudian datang malaikat mengeluarkannya dan diperintahkan lagi dan lagi untuk berjaulah.

Tercantum dalam sejarah, bahwa rasulullah s.a.w hanya dua kali mengumpulkan orang banyak di tempat terbuka (tabligh akbar), yaitu ketika tiba di Sidratul Muntaha (Dalam peristiwa isra’ Mi’raj) yang pada saat itu dibubarkan oleh Abu Lahab, dan ketika haji Wada’ di mana wahyu terakhir turun dengan pembentukan dan pengiriman jamaah untuk khuruj fi sabilillah yang pertama kali sebelum beliau wafat, yang pemberangkatannya dilanjutkan oleh Abu Bakar r.a dan dipimpin oleh Usamah r.a. Usaha dakwah lainnya dilakukan dengan berjaulah dari pintu ke pintu dan dari kabilah  ke kabilah.

Dalam usaha pertanian, jaulah ibarat menebar benih-benih hidayah pada hati manusia. Siapakah yang masih layak diberi hidayah oleh Allah s.w.t? Maka hadirkan dalam hati bahwa kita bersama 124.000 nabi dan membawa nur seperti nur yang memancar dari para nabi. Bila yang hak digerakkan, pergerakan yang batil akan hilang! Agama akan hidup seperti darah di dalam tubuh yang senantiasa bergerak.

No comments:

Post a Comment