Pernahkan pemerintah Indonesia mengumpulkan seluruh gubernur-nya di New Delhi? Tentu saja tidak pernah! untuk apa? Anehnya, di Markaz Tabligh Nizamuddin, hari ini berkumpul wakil2 dari seluruh wilayah Indonesia, dari pulau Sumatera sampai Papua. Mereka adalah para pekerja dakwah, datang atas biaya sendiri dan bukan biaya pemerintah. Untuk apa? Melaporkan hasil kerja mereka dalam dakwah di Indonesia selama setahun ini kepada Ulama Dakwah.
Apakah pemerintah Indonesia tahu jumlah umat muslim di Indonesia? Pastilah tahu! Tapi apakah pemerintah tahu jumlah umat muslim yang datang sholat 5 waktu ke masjid? Masya Allah, kalau masalah ini, kami para pekerja dakwah punya catatan lengkap. Inilah yang hendak dilaporkan.
Target daripada dakwah ini, bagaimana masjid-masjid di tempat kita bisa hidup amal agama 24 jam sebagaimana masjid Nabawi. Bagaimana hajat seluruh umat bisa ditunaikan. Bila ada orang kafir yang datang ke masjid, bagaimana ia bisa mengerti Islam dan memeluk Islam, bila yang datang ke masjid seorang muallaf, bagaimana ada petugas yang siap mengajari tata cara sholat dengan benar, bila yang datang orang-orang yang sudah beriman, bagaimana mereka bisa giat bergerak dalam dakwah. Dan bagaimana di setiap masjid hidup halaqah-halaqah pembelajaran Al-Quran (TPQ).
Maka hari ini di Masjid Bangle-Wali Nizamudin, 2 lantai teratas penuh dengan orang-orang Indonesia, hingga sulit untuk dapat tempat duduk. Selain para pengurus dakwah dari berbagai wilayah, tentunya jamaah yang sedang gerak seperti kami ini yang bikin penuh tempat. Subhanallah, sungguh Maulana Sa'ad selalu membuat saya kagum dalam setiap hal. Betapa kritis beliau menanggapi laporan dari berbagai wilayah di Indonesia tersebut, begitu faham keadaan seakan-seakan beliau ada di Indonesia. Bila ada kejanggalan dalam laporan atau penyebutan total data, beliau langsung tanggap.
Contohnya, ketika wakil dari Jawa Timur melaporkan jumlah masjid yang 100-an ribu jumlahnya, dan yang hidup amal masjid baru sekitar 3000-an masjid. Maka, beliau langsung tanggap. Setiap jamaah yang hendak keluar, harus menghidupkan amal di masjidnya masing-masing dulu, baru berangkat. Dan dalam bayan hidayah, harus selalu ditarghib, supaya jemaah tidak pindah masjid dulu, sampai amal masjid di tempat yang dikunjungi bisa hidup. minimal amal Dakwah Taklim Istiqbal.
Beliau juga tanyakan berapa jumlah kabupaten di Jatim, lalu beliau sampaikan bahwa data yang sudah ada amal-amal masjid yang disampaikan tersebut mungkin hanya dari 2-3 kabupaten saja, sedangkan dari kabupaten-kabupaten lain banyak yang lemah. Bahkan beliau kritik kondisi jamaah kita, dari daerah yang dakwahnya lemah, malah pindah ke daerah yang sudah hidup amalan-amalan masjidnya, bukan berusaha menggiatkan amalan di daerah sendiri. Maka yang demikian itu lari dari tanggung jawab. (MasyaAllah, memang demikian keadaan kami, termasuk ana sendiri sudah niat hijrah ke daerah Temboro dimana amal2 masjid sudah hidup…) Demikianlah, Maulana Sa'ad adalah orang yang sangat sedikit tidur malam. Saya pernah dengar kisah dari zumindar daerah Madurai (tempat kami gerak seminggu lalu).
Suatu saat Zumindar tersebut ada di Markaz Nizamuddin ini, dimana Maulana Sa'ad membaca ta'lim akhir hingga jam 11 Malam, kemudian saat zumindar ini tidur tengah malam dia tiba-tiba terbangun, dan dia lihat ada cahaya dari ruangan di dalam masjid (tempat musyawarah harian para syura), maka dia buka pelan-pelan pintu ruangan tersebut, ternyata dia dapati Maulana Sa'ad dalam duduk tersedu-sedu. Maka zumindar ini segera tutup kembali pintu, ternyata beliau tahu ada orang dan segera memanggilnya. Maka Zumindar bernama Solehan ini kembali, dan bertanya kepada maulana, "Maulana, apakah engkau tidak istirahat?" Jawab maulana Saad," Bagaimana aku bisa istirahat, sedangkan seluruh dunia menjadi beban di atas kepalaku..."
Masya Allah, hari ini saya tahu sendiri, bagaimana fikir beliau. Bagaimana beliau sangat teliti menerima laporan-laporan dakwah dari seluruh wilayah di Indonesia, beliau langsung tahu bila ada kerja yang menurun, dan bertanya sebabnya apa, maka penyelesaiannya bagaimana. Untuk 3 hari ke depan, baru negara Indonesia saja, setelah itu bergilir negeri-negeri Asean, Asia Tenggara, Timur Tengah, kemudian Afrika, Eropa dan Amerika. Sungguh tidak diragukan lagi, beliau hanya fikirkan bahwa Islam adalah 'rahmatan lil 'alamiin' dan bagaimana hal ini bisa terwujud di seluruh dunia.
Sebagaimana laporan yang kami terima, bahwa kerja dakwah ini telah bergerak hingga ke 271 negara pada masa pimpinan beliau. Sedangkan anggota UN tidaklah mencapai jumlah sekian negara. Semoga Allah swt selalu melimpahkan rahmatnya kepada beliau dan para Masyaikh kami, dan para pekerja dakwah di seluruh alam......, amiin ya robbal alaamiin.
No comments:
Post a Comment