Maulana Umar Rah.A cerita: Ada suatu rombongan dari suatu negeri datang ke masyeikh untuk membeberkan kekurangan dan kelemahan syuro di negerinya. Setiap orang di rincikan masalah dan kekurangan mereka. Sehingga Maulana Umar bertanya, “Kenapa nama kamu tidak ditulis disini? apakah kamu tidak punya kelemahan, tidak punya ya?"jangan kamu lihat kelemahan orang-orang itu sehingga kamu tidak akan bisa kerja sama. Akibatnya kerja dakwah ini akan terhenti. Lihatlah kebaikan-kebaikan mereka.”
Cerita ulama jaman dulu: “Dulu ada kisah seorang bernama si fulan. Si fulan ini setiap ketemu orang langsung mencium bau busuk dan mencibirnya di rumahnya dia ketemu isterinya marah dia bilang isterinya ini bau busuk sekali. Ketemu ayahnya marah, dia bilang kok bau busuk sekali. Lalu ke mesjid begitu juga, ketemu ulama dia bilang ini ulama kok bau busuk sekali. Kemana-mana pergi dia marah-marah bilang semua orang busuk.
Sehingga akhirnya datanglah seorang temannya menasihatinya untuk tidak seperti itu. Lalu si fulan katakan, “Ya memang keadaannya seperti itu semua orang bau busuk”. Teman nya bilang jangan seperti itu, bau busuk itu dikarenakan di hidung kamu itu ada kotoran tai ayam nempel di dalam hidung kamu. Terkejut dia mendengarnya dia langsung pulang membersihkan hidungnya. Setelah dibersihkan hidungnya, diberi pembersih dan pewangi, sehingga kini dia ketemu isterinya kok jadi wangi, begitu juga ketemu ayahnya, ketemu ulama di mesjid juga begitu, semua orang jadi wangi. Akhirnya dia sadar rupanya selama ini yang bermasalah itu hidungnya.”
Inilah gambaran bagaimana orang jaman dulu memberi nasihat yah seperti ini penuh dengan hikmah. Jadi ketika menuduh orang lain buruk atau melihat keburukan orang lain, sesungguhnya itu sebenarnya datang dari keburukan diri sendiri. Orang baik itu ya ngeliat apa aja ya baik saja. Ada laki perempuan sedang berjalan, maka orang baik ini akan memandang “Wah ini suami isteri mesra sekali."Tetapi kalau orang buruk dia akan memandang, “Wah ini pasti mau zina mereka”.
Jadi kalau orang baik itu melihat suatu perkara ya baik aja, sehingga yang datang yang baik-baik sama dia. Kita tidak akan bisa buat usaha dakwah kecuali dengan melihat kebaikan orang. Kalau ini bisa dilakukan, maka orang seperti ini hanya akan melihat kebaikan pada orang atau ummat, sehingga dia jatuh cinta pada ummat, sayang kepada ummat dan mau usaha atas ummat. Inilah akhlaq Rasullullah Saw Walaupun sudah diperlakukan sedemikian rupa oleh abu jahal, tapi beliau masih berharap keislamannya. Sebagaimana umar ketika masih membenci islam habis-habisan, tapi Nabi SAW masih berharap keislamannya Umar RA, “Ya Allah kuatkan islam dengan islamnya Umar ibn Khottob”.
Seperti Ali RA ketika dia sedang mengumpulkan kabilah Hamadan di yaman, beliau hanya bicara 5 menit saja,“Saya di utus oleh Rasullullah SAW untuk mengajak kalian semua masuk islam”. Mendengar pembicaraan Ali yang sedikit ini langsung satu suku semuanya masuk islam padahal belum dijelaskan tentang islam dan aturannya bagaimana. Ini asbab kata-kata Sayidina Ali RA ini betul-betul diberkati oleh Allah Swt. Sehingga sangking gembiranya sayidina Ali membuat syair, “Seumpama saya ini sebagai juru kunci surga, maka nanti orang yaman ini saya masukan surga duluan, karena orang yaman ini di ajak sangat gampang.”
Jadi amal-amal infirodhi kita ini sangat penting sehingga amal ijtimai kita diberkati oleh Allah Swt. Sehingga Allah katakan:
1. Jika dia berdoa kepadaKu pasti akan Aku berikan
2. Jika dia mohon perlindungan kepada Ku pasti akan saya lindungi
Ini jika orang sudah mengerjakan sunnah dijaga secara terus menerus, sunnah dalam akhlaq, sunnah dalam ibadat. Para Masyeikh kita amalan-amalan sunnah ini dijaga luar biasa.
Saya membaca sejarah kehidupan Hadratji Innamul Hasan yang ditulis oleh Maulana Syahid di pesantren Deoband India. Beliau katakan bahawa Syeikh Innamul Hasan ini sehari membaca Quran ini 15 Juz, maka dalam 2 hari pasti khattam. zikirnya tiap hari 70.000 lafaz, duduknya 4 jam khusus untuk zikir setiap harinya. Padahal kesibukan beliau dalam dakwah, mengajar, khidmat, ini luar biasa sekali tetapi masih sempat untuk istiqomah dalam amalan infirodhi. Walaupun dengan kesibukan beliau yang luar biasa, namun tetap amal-amal infirodhinya, amalan pribadi, terjaga secara istiqomah sehingga kerja-kerja beliau yang secara ijtimai ini diberkati.
Ini sebetulnya bukan perkara yang aneh, karena Nabi SAW juga seperti itu bahkan diberitakan di dalam Al Quran, bagaimana Tahajjudnya Nabi SAW separuh malam. Jika Malam itu adalah 12 jam maka tahajjudnya Nabi SAW ini minimum 4 jam dan kebanyakan 6 jam. Maka orang-orang yang menjaga amalan-amalan seperti inilah yang digunakan Allah untuk kerja-kerja besar.
Dalam Suatu Hadits dikatakan: “Apabila Allah sudah mencintai seseorang, maka Allah akan panggil Jibril untuk mengumumkan, “Hai Jibril Aku sudah mencintai si fulan maka cintailah dia”. Lalu Jibril akan mengumumkan kepada penduduk langit (seluruh malaikat) , “Hai para penduduk langit Allah mengatakan bahawa Allah sudah mencintai si fulan maka cintailah dia. Jika penduduk langit sudah mencintai dia, maka penduduk bumipun akan mencintai dia.”
No comments:
Post a Comment