Telah diterima dari Nabi saw sejumlah zikir dan doa sesudah memberi salam, yang disunatkan bagi orang yang solat untuk membacanya. Di bawah ini kita cantumkan sebagai berikut:
1). Diterima dari Tsauban ra, katanya, “Bila Rasulullah saw berpaling dari solat, maka ia membaca istighfar tiga kali dan membaca,
“Allahumma antas salam, wa minkas salam, tabarakta ya zal jalali wal ikram.”
(Ya Allah, Engkaulah Salam dan daripada-Mu kesejahteraan, serta Mahabesar kebaikan-Mu, ya Allah yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan).”
(HR Jamaah kecuali Bukhari, sedang pada riwayat Muslim ada tambahan, Berkata Walid, Saya tanyakan kepada AuzaI, “Bagaimana caranya istighfar itu?” Ujarnya, “Dengan mengucapkan Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah.” (Saya mohon ampun kepada Allah 3x).
2). Dari Muaz bin Jabal, “Bahawa Nabi saw pada suatu hari memegang tangannya lalu sabdanya, “Hai Muaz saya sungguh sayang padamu!” Ujar Muaz, “Demi ibu-bapakku yang menjadi tebusan anda wahai Rasulullah, saya juga amat sayang pada Anda!” Sabda Nabi pula, “Hai Muaz! Saya amanatkan kepadamu agar setiap selesai solat, jangan sekali-kali ketinggalan membaca,
“Allahumma ainni ala zikrika, wasyukrika wa husni ibadatika.”
(Ya Allah, berilah daku bantuan, dalam mengingat-Mu, bersyukur dan menyempurnakan ibadah pada-Mu).”
(HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim yang menyatakannya sah atas syarat Bukhari dan Muslim)
sedang dari Abu Hurairah, diterima bahawa Nabi saw bersabda, “Inginkah tuan-tuan bersungguh-sungguh dalam berdoa? Bacalah,
“Allahumma ainna ala zikrika wasyukrika wahusni-ibadatika."
(Ya Allah, bantulah kami dalam mengingat-Mu, bersyukur dan menyempurnakan ibadah pada-Mu).”
(HR Ahmad dengan sanad yang cukup baik).
3). Dari Abdullah bin Zubeir, katanya, “Bila Rasulullah saw telah selesai mengucapkan salam di setiap akhir solat, baginda membaca,
“Lailaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku walahul wahuwa ala kulli syaiin qadir. Lahaula wala quwwata illa billah, wala nabudu illa iyyah, ahlan nimati wal fadhli wats tsanail hasan. La ilaha illallahu mukhlishina lahud dina walau karihal kafirun.”
(Tiada Tuhan melainkan Allah, Tunggal tiada berserikat, bagi-Nyalah kerajaan dan puji-pujian dan Ia Kuasa berbuat segala sesuatu. Tiada daya maupun tenaga kecuali dengan Allah. Dan kami tiada hendak menyembah hanyalah kepada-Nya, yakni Tuhan Empunya kurnia, Empunya jasa serta puji dan puja. Tiada Tuhan melainkan Allah, kami bulatkan pengabdian kepada-Nya, semata, walau orang-orang Musyrik itu tidak suka).”
(HR Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Nasai)
4). Dari Mughirah bin Syubah, “Bahawa setiap selesai dari solat fardhu, Rasulullah saw biasa mengucapkan,
“La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qadir. Allahumma la mania lima athaita wala muthiya lima manata, wala yanfau zal jaddi minkal jaddu.”
(Tiada Tuhan melainkan Allah, Tunggal tiada berserikat; bagi-Nyalah kerajaan dan puji-pujian dan Ia Kuasa berbuat segala sesuatu. Ya Allah, tiadalah yang dapat menahan apa-apa yang Kauberikan, tiadalah pula yang dapat memberikan apa-apa yang Engkau tahan dan tiadalah bermanfaat kepada orang yang mempunyai kebesaran, kebesarannya itu).”
(HR Ahmad, Bukhari dan Muslim)
5). Diterima dari Uqbah bin Amir, katanya, “Saya dititah oleh Rasulullah saw agar membaca dua muawwizah setiap selesai solat. Sedang kalimat Ahmad dan Abu Daud berbunyi, Agar membaca muawwizat. 1) (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim)
6). Dari Abu Umamah, bahawa Nabi saw bersabda, “Barang siapa membaca ayat Kursi setiap selesai solat, maka tak ada yang akan menghalanginya buat masuk syurga kecuali maut!” (HR Nasai dan Thabrani) Dan dari Ali ra, bahawa Nabi saw bersabda, “Siapa-siapa yang membaca ayat Kursi setiap akhir solat fardhu, maka ia berada dalam lindungan Allah sampai datangnya solat yang lain.” (HR Thabrani dengan isnad yang hasan).
7). Dari Abu Hurairah, bahawa Nabi saw bersabda, “Barang siapa membaca tasbih sebanyak 33 kali setiap akhir solat, lalu membaca tahmid 33 kali pula dan takbir 33 kali, hingga jumlahnya 99 kali, kemudian untuk mencukupkan seratus dibacanya La ilaha illallahu, wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wahuwa ala kulli syaiin qadir, maka diampunilah dosa-dosanya, walau sebanyak buih di laut sekalipun.” (HR Ahmad, Bukhari, Muslim dan Abu Daud)
8). Dari Kaab bin Ujrah, bahawa Nabi saw bersabda, “Bacaan sampiran yang tidak akan mengecewakan pembaca atau pembuatnya setiap selesai solat fardhu, ialah 33 kali tasbih, 33 kali tahmid ditambah dengan 4 kali takbir.” (HR Muslim)
9). Dari Sumaiya yang diterimanya dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, “Bahawa fakir miskin dari kalangan Muhajirin datang mendapatkan Rasulullah saw mengadukan, “Orang-orang kaya beroleh bahagia dengan darjat tinggi dan kesenangan abadi!” “Bagaimana?” tanya Nabi. Ujar mereka, “Mereka solat sebagaimana kami solat, berpuasa sebagaimana kami berpuasa dan mereka bersedekah sedang kami tidak, serta mereka memerdekakan budak-belian tapi kami tak melakukannya.” Maka sabda Rasulullah saw, “Maukah kalian saya ajarkan sesuatu untuk menyusul orang-orang yang mendahului kalian dan mendahului orang-orang yang di belakang, hingga tak seorang pun yang akan lebih mulia dari kalian, kecuali orang-orang yang berbuat sebagaimana yang kalian lakukan?” “Mahu, ya Rasulullah!” Sabda Nabi, “Kalian tasbih, takbir dan tahmid setiap selesai solat sebanyak 33 kali!” Setelah itu fakir-miskin golongan Muhajirin itu pun kembali mendapatkan Rasulullah saw, katanya, “Kawan-kawan kami orang-orang kaya itu telah mendengar apa yang kami lakukan hingga mereka pun melakukannya pula.” Ujar Nabi saw, “Itu adalah kurnia Allah, yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya” Selanjutnya kata Sumaiya, “Hal ini pun saya ceritakanlah kepada beberapa orang keluargaku. Kata mereka, “Kau salah paham!” Sebenarnya sabda Nabi, “Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali.” Kembalilah saya mendapatkan Abu Saleh dan saya sampaikanlah hal itu kepadanya. Maka ditariknya tanganku seraya katanya, “Allahu Akbar, Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Kemudian Subhanallah, Alhamdulillah dan seterusnya, hingga semuanya berjumlah 33 kali!” (Disepakati oleh ahli-ahli hadits).
10). Juga diterima berita yang sah, agar membaca tasbih sebanyak 25 kali, tahmid 25 kali dan takbir sebanyak itu pula, lalu mengucapkan: "La ilaha illallah wahdahu lasyarikallah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa ala kulli syaiin qadir", juga sebanyak itu.
11). Dari Abdullah bin Amar, bahawa Nabi saw bersabda, “Ada dua perkara yang bila dilakukan terus-menerus oleh seseorang, akan memasukkannya ke dalam syurga, sedang keduanya enteng dan melakukannya tiada lama.” “Apakah itu, ya Rasulullah?” tanya mereka. Ujar Baginda, “Yaitu cukup bertahmid kepada Allah, takbir dan tasbih setiap selesai solat fardhu sepuluh-sepuluh kali, kemudian bila hendak masuk tidur kamu tasbih, takbir dan tahmid kepada-Nya sebanyak 100 kali. Jadi jumlahnya menurut lisan ialah 250 kali, tapi dalam timbangan 2500 kali. Maka siapa benar di antaramu yang melakukan kejahatan sebanyak 2500 buah dalam sehari-semalam?” Ujar mereka, “Jadi bagaimanakah kalau orang melakukan hanya sedikit?” Ujar Nabi, "Yah, mungkin syaitan mengunjungi salah seorang di antaramu waktu solat, lalu diingatkannya keperluan ini dan itu, hingga ia tak jadi membacanya dan dikunjungilah pula di waktu malam lalu dilenakannya hingga tak jadi pula dibacanya.” Kata Abdullah pula, “Saya lihat Rasulullah saw menghitungnya dengan tangannya.” (HR Abu Daud dan Turmuzi dan katanya hadits ini hasan lagi shahih).
12). Diterima dari Ali ra, ia sendiri datang bersama Fatimah ra bahawa mereka datang untuk mencari khadam yang akan membantu mereka dalam pekerjaan. Nabi saw keberatan atas hal itu, lalu bersabda pada mereka, “Maukah saya tunjukkan kalian hal yang lebih baik dari apa yang kalian minta itu?” Ujar mereka, “Mahu!” Maka sabda Nabi saw, “Yaitu beberapa kalimat yang telah diajarkan kepadaku oleh Jibril as, kalian baca tasbih setiap selesai solat 10 kali, tahmid 10 kali, takbir 10 kali pula. Kemudian bila kalian masuk tidur, tasbihlah pula sebanyak 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali!” Kata Syaidin Ali ra, “Demi Allah! Tak pernah saya meninggalkannya semenjak diajarkan oleh Nabi saw itu.”
13). Dari Abdurrahman bin Ghanam, bahawa Nabi saw bersabda, “Siapa yang membaca sebelum ia bersila dan berpaling dari solat Maghrib dan Subuh,
“La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku walahul hamdu, biyadihil khairu yuhyi wa yumit, wahuwa ala kulli syaiin qadir.”
(Tiada Tuhan melainkan Allah, Tunggal tiada berserikat, bagi-Nyalah kerajaan dan puji-pujian, di tangan-Nya kebaikan, Yang menghidupkan dan mematikan, serta Ia Kuasa atas segala sesuatu)
sebanyak sepuluh kali, maka dicatatlah ganjaran untuk setiap kalinya sepuluh pahala dan dihapus sepuluh buah dosa, dinaikkan darjatnya sepuluh tingkat dan di samping doa itu menjadi penangkal bagi segala bahaya dan penolak syaitan terkutuk dan tak satu dosa pun yang akan dapat mencelakakannya kecuali jika syirik. Maka ia adalah orang yang terbaik amalannya, tak ada yang melebihinya kecuali orang yang lebih utama yaitu yang mengucapkan yang lebih baik pula.”
(HR Ahmad, sementara Turmuzi meriwayatkan yang hampir bersamaan dengan itu tanpa menyebutkan "biyadihil khair”).
14). Dari Muslim bin Harits yang diterimanya dari bapaknya, bahawa Nabi saw mengatakan kepada bapaknya itu, “Jika kamu melakukan solat Subuh, maka ucapkanlah sebelum berbicara dengan siapa pun,
“Allahumma ajirni minan nar!”
(Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka)
sebanyak 7 kali, kerana jika kebetulan kamu meninggal pada hari itu, maka Allah pasti akan melindungimu dari api neraka.
Dan jika kamu solat Maghrib, maka bacalah sebelum bicara dengan seorang pun,
“Allahumma inni asalukal jannah! Allahumma ajirni minan nar!”
(Ya Allah, mohon dimasukkan daku ke dalam syurga! Ya Allah, lindungi daku dari api neraka)
sebanyak 7 kali, maka jika kebetulan kamu meninggal pada malam itu, niscaya Allah Azzawa Jalla, akan melindungimu dari api neraka!” (HR Ahmad dan Abu Daud).
15). Abu Hatim meriwayatkan bahawa Nabi saw sewaktu hendak berpaling dari solatnya membaca,
“Allahumma ashlih li di-ni alLAZI huwa ishmatu amri, wa ashlih dun-yaya-allati jaalta fiha maasyi. Allahumma inni auzu biridhaka min sakhatika, wa auzu biafwika min niqmatika, wa auzu bika minka, la mania lima athaita, wala muthiya lima manata, wala yanfau zal jaddi minkal jad.”
(Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang menjadi benteng segala urusanku dan perbaikilah duniaku, tempat aku menumpangkan kehidupanku! Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu serta aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa hukuman-Mu, serta aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Tiadalah yang dapat menahan apa-apa yang Engkau berikan, sebaliknya tiadalah yang dapat memberi apa-apa yang Engkau tahan dan taklah akan bermanfaat bagi orang yang mempunyai kebesaran, kebesarannya itu)."
16). Bukhari dan Turmuzi telah meriwayatkan bahawa Saad bin Abi Waqqash selalu mengajarkan kepada anak-anaknya kalimat-kalimat berikut, tak ubah bagai seorang guru mengajar murid-murid menulis, seraya katanya bahawa Rasulullah selalu berlindung dengan itu setiap selesai solat, yakni,
“Allahumma inni auzu bika minal bukhli, wa auzu bika minal jubni wa auzu bika min an uradda ila arzalil umr, wa auzu bika min fitnatid dun-ya, wa azu bika min azabil qabri.”
(Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari sifat bakhil, aku berlindung pada-Mu dari sifat pengecut dan aku berlindung pada-Mu akan dilanjutkan umur sampai tua-pikun dan aku berlindung pada-Mu dari cobaan dunia, serta aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur).”
17). Abu Daud dan Hakim telah meriwayatkan bahawa Nabi saw membaca setiap selesai solat,
“Allahumma afini fi badani, allahumma afini fi sami, allahumma afini fi bashari! Allahumma inni auzu bika minal kufri wal faqri, allahumma inni auzubika min azabil qabri, la ilaha illa anta.”
(Ya Allah, sehatkanlah tubuh jasmaniku, ya Allah sehatkan pendengaranku, ya Allah sehatkan penglihatanku! Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari siksa kubur. Tiada Tuhan melainkan Engkau)."
18). Imam Ahmad, Abu Daud dan Nasai telah meriwayatkan dengan salah seorang sanadnya yang lemah bernama Daud Thafawi dari Zaid bin Arqam, bahawa Nabi saw membaca setelah selesai solat,
“Allahumma rabbana wa rabba kulli syai-in, ana syahidun annakar rabbu wahdaka la syarika laka. Allahumma rabbana wa rabba kulli syai-in, ana syahidun anna Muhammadan, abduka wa rasuluka. Allahumma rabbana wa rabba kulli syai-in, ana syahidun annal ibada kulluhum ikhwah. Allahumma rabbana wa rabba kulli syai-in ijalni mukhlishan laka wa ahli fi kulli saatin minad dun-ya wal akhirah, ya zal jalali wal ikram, isma wastajib. Allahu Akbarul Akbar nurussamawati wal ardhi Allahu Akbarul Akbar, hasbiyallahu wanimal wakil. Allahu Akbarul Akbar.”
(Ya Allah Tuhan kami dan Tuhan dari segala sesuatu! Aku mengakui bahawa Engkaulah Tuhan, Tunggal tiada berserikat. Ya Allah Tuhan kami dan Tuhan dari segala apa pun! Aku mengakui bahawa Muhammad itu hamba dan utusan-Mu. Ya Allah Tuhan kami dan Tuhan dari segala sesuatu! Jadikanlah aku tulus-ikhlas kepada-Mu, begitu pun keluargaku, pada setiap saat, baik di dunia maupun di akhirat! Ya Tuhan Empunya kebesaran dan kehormatan! Dengarlah kiranya dan perkenankanlah! Allahlah Yang Teragung dari semua yang teragung. Cahaya dari langit dan bumi! Allah Yang Teragung dari segala yang agung)."
19). Ahmad, Ibnu Syaibah dan Ibnu Majah, telah meriwayatkan dari Ummu Salamah dengan seorang di antara sanadnya tidak diketahui, bahawa Nabi saw membaca doa bila ia solat Subuh selesai memberi salam,
“Allahumma inni asaluka ilman nafia wa rizqaw wasia, wa amalam mutaqabbala.”
(Ya Allah, aku mohon diberi ilmu yang bermanfaat, rezeki yang lapang dan amalan yang makbul)."
No comments:
Post a Comment