● Syirik dalam berdoa: Iaitu meminta kepada selain Allah, disamping meminta kepada-Nya. Allah s.w.t berfirman dlm kitab-Nya (yang terjemahannya): “Dan org2 yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa meskipun setipis kulit ari. Jika kamu meminta kpd mereka, mereka tiada mendengar seruanmu, dan kalau mereka mendengar mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu”. (Al Faathir: 13-14)
● Syirik dalam sifat Allah: Seperti keyakinan bahwa para Nabi dan Wali mengetahui perkara2 ghaib. Allah Ta’ala telah membantah keyakinan seperti itu dengan firman-Nya (yang terjemahannya): “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri.” (QS. Al-An’am : 59). Lihat QS. Al-Jin: 26-27. Pengetahuan tentang hal yang ghaib merupakan salah satu hak istimewa Allah, menisbatkan hal tersebut kepada selain-Nya adalah Syirik Akbar.
● Syirik dalam Mahabbah (kecintaan): Mencintai seseorang, baik Wali atau lainnya layaknya mencintai Allah, atau menyetarakan cinta-nya kepada makhluk dengan cintanya kepada Allah Ta’ala. Mengenai hal ini Allah Ta’ala berfirman (yg terjemahannya): “Dan di antara manusia ada org2 yg menyembah tandingan2 selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun org2 yg beriman sangat cinta kepada Allah. (QS. Al-Baqarah: 165). Mahabbah dalam ayat ini adalah mahabbatul ubu-diyah (cinta yang mengandung unsur2 ibadah), iaitu cinta yang dibarengi dengan ketundukan dan kepatuhan mutlak serta mengutamakan yang dicintai dpd yg lainnya. Mahabbah seperti ini adalah hak istimewa Allah, hanya Allah yg berhak dicintai seperti itu, tidak boleh diperlakukan dan disetarakan dgnNya sesuatu apapun.
● Syirik dalam ketaatan: Iaitu ketaatan kepada makhluk, baik Wali ataupun Ulama dan lain-lainnya, dalam mendurhakai Allah Ta’ala. Seperti mentaati mereka dalam menghalalkan apa yg diharamkan Allah Ta’ala, atau mengharamkan apa yg dihalalkan-Nya. Mengenai hal ini Allah s.w.t berfirman (yg terjemahannya): “Mereka menjadikan org2 alim, dan rahib2 mereka sebagai Tuhan selain Allah” (QS. At-Taubah:31). Taat kepada Ulama dalam hal kemaksiatan inilah yg dimaksud dgn menyembah berhala mereka! Berkaitan dengan ayat tersebut di atas, Rasulullah saw menegaskan (yang terjemahannya): "Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada al-Khaliq (Allah)." (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad).
● Syirik khauf (takut): Jenis-jenis takut:
1. Khauf Sirri; iaitu takut kepada selain Allah s.w.t, berupa berhala, thaghut, mayat, makhluk gahib seperti jin, dan org2 yg sudah mati, dgn keyakinan bahwa mereka dapat menimpakan mudharat kpd makhluk. Allah s.w.t berfirman (yang terjemahannya). “Janganlah kamu takut kpd mereka, takutlah kamu kpdKu jika kamu benar2 org beriman” (QS. Ali Imran: 175).
2. Takut yang menyebabkan seseorang meninggalkan kewajibannya, seperti: Takut kepada seseorang sehingga menyebabkan kewajiban ditinggalkan. Takut seperti ini hukumnya haram, bahkan termasuk Syirik Ashghar (syirik kecil). Berkaitan dengan hal tersebut Rasulullah saw bersabda (yg terjemahannya): “Janganlah seseorang dari kamu menghinakan dirinya!” Sahabat bertanya: “Bagaimana mungkin seseorang menghinakan dirinya sendiri?”. Rasulullah bersabda: “Iaitu ia melihat hak Allah yang harus ditunaikan, namun tidak ditunaikannya! Maka Allah akan berkata kepadanya di hari kiamat: Apa yang mencegahmu untuk mengucapkan begini dan begini?”. Ia menjawab: “Kerana takut kepada manusia!”. Allah berkata: “Seharusnya hanya kepadaKu saja engkau takut”. (HR. Ibnu Majah).
3. Takut secara tabiat, takut yang timbul kerana fitrah manusia seperti takut kepada binatang buas, atau kepada orang jahat dan lain-lainnya. Tidak termasuk syirik, hanya saja seseorang janganlah terlalu didominasi rasa takutnya sehingga dapat dimanfaatkan setan untuk menyesatkannya.
● Syirik hulul: Percaya bahwa Allah menitis kepada makhluk-Nya. Ini adalah aqidah Ibnu Arabi (bukan Ibnul Arabi, beliau adalah ulama Ahlus Sunnah) dan keyakinan sebagian kaum Sufi yang ekstrem.
● Syirik Tasharruf: Keyakinan bahwa sebagian para Wali memiliki kuasa untuk bertindak dalam mengatur urusan makhluk. Keyakinan seperti ini jelas lebih sesat daripada keyakinan musyrikin Arab yang masih meyakini Allah sebagai Pencipta dan Pengatur alam semesta.
● Syirik Hakimiyah: Termasuk syirik hakimiyah adalah membuat undang2 yg betentangan dgn Syariat Islam, serta membolehkan diberlakukannya undang2 tersebut atau beranggapan bahwa hukum Islam tidak sesuai lagi dgn zaman. Yg tergolong Musyrik dlm hal ini adalah para hakim yg membuat dan memberlakukan undang2, serta org2 yang mematuhinya, jika meyakini kebenaran tersebut dan rela dgnnya.
● Syirik tawakkal: Tawakkal ada tiga jenis:Tawakkal dalam perkara yang hanya mampu dilaksanakan oleh Allah saja. Tawakkal jenis ini harus diserahkan kepada Allah semata, jika seseorang menyerahkan atau memasrahkannya kepada selain Allah, maka ia termasuk Musyrik. Tawakkal dalam perkara yang mampu dilaksanakan para makhluk. Tawakkal jenis ini seharusnya juga diserahkan kepada Allah, sebab menyerahkannya kepada makhluk termasuk Syrik Ashghar.Tawakkal dalam arti kata mewakilkan urusan kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilaksanakannya. Seperti dalam urusan jual beli dan lainnya. Tawakkal jenis ini diperbolehkan, hanya saja hendaklah seseorang tetap bersandar kepada Allah Subhanahu wa Taala, meskipun urusan itu diwakilkan kepada makhluk.
● Syirik niat dan maksud: Iaitu beribadah dengan maksud mencari pamrih manusia semata, mengenai hal ini Allah Subhanahu wa Taala berfirman (yang terjemahannya): “Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepadanya balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan“. (QS. Hud: 15-16). Syirik jenis ini banyak menimpa kaum Munafiqin yang telah biasa beramal kerana riya'.
● Syirik dalam Hal Percaya Adanya Pengaruh Bintang dan Planet terhadap Berbagai Kejadian dan Kehidupan Manusia. Dari Zaid bin Khalid Al Juhani, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang terjemahannya): Allah berfirman: “Pagi ini di antara hambaku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang berkata, kami diberi hujan dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, maka dia beriman kepada-Ku dan kafir terhadap bintang. Adapun orang yang berkata: Hujan itu turun kerana bintang ini dan bintang itu maka dia telah kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang“. (HR, Bukhari). Lihat Fathul Bary, 2/333). Termasuk dalam hal ini adalah mempercayai astrologi (ramalan bintang) seperti yang banyak kita temui di majalah. Jika ia mempercayai adanya pengaruh bintang dan planet-planet tersebut maka dia telah Musyrik. Jika ia membacanya sekadar untuk hiburan maka ia telah melakukan perbuatan maksiat dan dosa. Sebab tidak dibolehkan mencari hiburan dengan membaca hal-hal syirik. Di samping setan terkadang berhasil menggoda jiwa manusia sehingga ia percaya kepada hal-hal syirik tersebut. Maka, membacanya termasuk sarana dan jalan menuju kemusyrikan.
No comments:
Post a Comment