Saturday, July 9, 2016

SIKAP ATAU SIFAT TAWADUK

Pengertian Sikap atau Sifat Tawaduk atau rendah hati adalah merupakan sikap rendah hati, sayang terhadap hamba-Nya serta tunduk kepada Allah.  Allah swt juga menjelaskan pengertian tentang sifat seorang hamba yang rendah hati dalam kitabullah al-Qur’an Al-Karim yang bermaksud: “Dan hamba2 Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) org2 yg berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila org2 jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”. Sungguh mulia Islam mengajarkan tentang sifat atau sikap mulia tawaduk. Berdasarkan penjelasan Allah dalam Al-Qur’an di atas, mengajarkan bahwa seorang hamba Allah yang mempunyai sikap Tawaduk adalah sikap seorang hamba Allah yg berjalan di atas bumi ini dgn rendah hati. Org yg memiliki sikap Tawaduk adalah org yg tidak pernah sombong dan bersikap angkuh dan tidak pernah menyombongkan diri. Kerana org yg sombong akan ditempatkan Allah dlm di neraka iaitu neraka Jahannam yg terdapat 7 pintu di dalamnya. 

Dan Allah tidak menyukai serta memurkai org2 yg sombong, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya yg bermaksud: “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai org2 yg sombong lagi membanggakan diri.” (Surah Luqman : 18)

● SIKAP TAWADUK ajaran Rasulullah saw dan Para Sahabat: Berikut ini adalah sebuah kisah cerita yang mengisahkan anjuran ajaran Islam untuk bersikap Tawaduk yang artinya rendah hati sebagaimana yang sudah di ajarkan oleh Rasulullah dan Para Sahabatnya. Seorang Raja dari kerajaan Gassanah bernama Jablah bin Aiham, ketika itu Sang Raja melakukan perjalanan menuju ke Kota Madinah. Menurut para ahli sejarah, Raja bersama dengan para rombongannya melakukan perjalanan ke Kota Madinah adalah untuk masuk Agama Islam. Ketika sampai di Kota Suci kedua bagi umat Islam, Raja dan rombongannya diterima oleh Khalifah Umar bin Khatthab dengan sukacita. Ketika musim Haji tiba, bersama-sama dengan Umar bin Khattab, Jablah bin Aiham menunaikan ibadah haji. Pada saat mengerjakan tawaf sarung Raja Jablah terinjak seseorang hingga terlepas. Kemudian dia marah dan memukul laki-laki yang menginjak sarungnya sampai berdarah. Kemudian pemuda yang dipukul tersebut mengadu kepada Khalifah Umar bin Khattab.

Kemudian Umar bertanya kepada Jablah “Kenapa kamu memukul laki-laki ini?” Jablah menjawab: “Ia menginjak sarungku sampai terlepas!” Umar pun berkata kpd Jablah: “Bukankah kamu telah menyatakan masuk Agama Islam? Sebagai hukumannya, kamu harus merelakannya untuk melakukan tindakan serupa yang telah kamu lakukan kepadanya.”  Dengan sombong atau kesombongannya, Jablah bin Aiham berkata: “Apakah hal ini perlu aku lakukan?! Aku adalah seorang Raja, sedangkan laki-laki itu adalah rakyat biasa”. Khalifah Umar bin Khattab dengan tegas berkata: “Islam memandang sama antara engkau (Raja) dengan dirinya (rakyat biasa). Tidak ada hal yang membuatmu mempunyai darjat yang lebih tinggi daripada dia, selain amal kebaikan”. 

Jablah berkata: “Demi Allah, aku masuk Islam dan berharap agar dapat menjadi lebih mulia daripada masa Jahiliyah”. Umar pun berkata: “Anda akan seperti itu”. Jablah pun berkata: “Tangguhkanlah aku hingga besok supaya aku dapat berfikir tentang hal ini, wahai Umar”. Umar menjawab: “Silakan!”. Akan tetapi, pada malam harinya, Jablah bin Aiham beserta rombongannya melarikan diri menuju ke Konstanstinopel dan bertemu dgn Heraklius. Jablah tidak bersedia bersikap Tawaduk dan keluar dari Agama Islam yg mengajarkan tentang Tawaduk dan persamaan derajat. Dari kisah cerita Raja Gassanah di atas memberikan pesan kepada kita, bahwa Agama Islam mengajarkan sifat atau sikap Tawaduk seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.  Oleh sebab itu, mari kita selalu berusaha dan berdoa selalu sehingga dapat selalu melakukan sikap atau sikap Tawadhu' atau rendah hati dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan yang kecil seperti keluarga, dalam kehidupan kelompok bermasyarakat hingga kehidupan bernegara, sehingga dapat tumbuh menjadi peribadi dan bangsa yang kuat yang didukung oleh budaya kebersamaan serta saling menghormati.

No comments:

Post a Comment