Thursday, August 4, 2016

TANDA-TANDA WALI ALLAH

1. Jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada Allah swt. Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya: “Ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Allah berfirman: “Sesungguhnya hamba2Ku, wali2Ku adalah org2 yg Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingai mereka.” Dari Said ra, ia berkata: “Ketika Rasulullah saw ditanya: “Siapa wali2 Allah?” Maka beliau bersabda: “Wali2 Allah adalah org2 yg jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah.”

2. Jika mereka tiada, tidak pernah orang mencarinya. Dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya: “Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu’adz ibnu Jabal ra, kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: “Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Mu’adz?” Kata Mu’adz: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Org2 yg paling dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Mereka adalah para imam petunjuk dan para pelita ilmu.” (10 Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I hal. 6. Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya’ dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6).

3. Mereka bertakwa kepada Allah. Allah swt berfirman: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati Mereka itu adalah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat”. Abul Hasan As Sadzili pernah berkata: “Tanda-tanda kewalian seseorang adalah redha dengan qadha, sabar dengan cubaan, bertawakkal dan kembali kepada Allah ketika ditimpa bencana.”

4. Mereka saling menyayangi dengan sesamanya. Dari Umar Ibnul Khattab ra berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sebahagian hamba Allah ada org2 yang tidak tergolong dalam golongan para nabi dan para syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti kedudukan mereka di sisi Allah.” Tanya seorang: “Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?” Sabda beliau: “Mereka adalah org2 yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun tidak ada hubungan darah maupun harta di antara mereka. 

Demi Allah, wajah mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbar2 dari cahaya, mereka tidak akan takut dan susah.” Kemudian Rasulullah saw membaca kan firman Allah yang artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.” (Hadis riwayat Nasa’i, Al Bazzar dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilyah jilid I hal. 6. Surah Yunus: 62–64. Hadisriwayat. Al Mafakhiril ‘Aliyah hal 104).

5. Mereka selalu sabar, wara’ dan berbudi pekerti yang baik. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw bersabda: “Ada tiga sifat yg jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada org lain.” Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan org yg tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yg berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. 

Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi utk mendapat kan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yg halal kerana akan amanahnya. Mereka bersahabat dgn dunia hanya dgn badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka.” Kemudian Rasulullah saw menangis kerana rindu kepada mereka. 

Dan beliau bersabda: “Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yg berat.” (Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I, hal 5)

6. Mereka selalu terhindar ketika ada bencana. Dari Ibnu Umar ra, katanya: “Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba2 yg diberi makan dgn rahmatNya dan diberi hidup dlm afiyahNya, jika Allah mematikan mereka, maka mereka akan dimasukkan ke dlm syurgaNya. Segala bencana yg tiba akan lenyap secepatnya di hadapan mereka, spt lewatnya malam hari di hadapan mereka, dan mereka tidak terkena sedikitpun oleh bencana yg datang.” (Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya’, Hadis riwayat Abu Hu’aim dalam kitab Al Hilya, Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I hal 6)

7. Hati mereka selalu terkait kpd Allah. Syaidina Ali Bin Abi Thalib r.a berkata kepada Kumail An Nakha’i: “Bumi ini tidak akan kosong dari hamba2 Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya. Akan ttpi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yg mengetahui tentang mereka. Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia. 

Dgn mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai dapat diterima oleh org2 spt mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dgn kesederhanaan. Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam malakut. Mereka adalah khalifah2 Allah di muka bumi dan para da’i kepada agamaNya yg lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kpd mereka.”

8. Mereka senang bermunajat di akhir malam. Imam Ghazali menyebutkan: “Allah pernah memberi ilham kepada para siddiq: “Sesungguhnya ada hamba2Ku yang mencintaiKu dan selalu merindukan Aku dan Akupun demikian. Mereka suka mengingatiKu dan memandangKu dan Akupun demikian. Jika engkau menempuh jalan mereka, maka Aku mencintaimu. Sebaliknya, jika engkau berpaling dari jalan mereka, maka Aku murka kepadamu. Tanya seorang siddiq: “Ya Allah, apa tanda2 mereka?” 

Firman Allah: “Di siang hari mereka selalu menaungi diri mereka, seperti seorang pengembala yang menaungi kambingnya dgn penuh kasih sayang, mereka merindukan terbenamnya matahari, seperti burung merindukan sarangnya. Jika malam hari telah tiba tempat tidur telah diisi oleh org2 yg tidur dan setiap kekasih telah bercinta dengan kekasihnya, maka mereka berdiri tegak dalam solatnya. Mereka merendahkan dahi-dahi mereka ketika bersujud, mereka bermunajat, menjerit, menangis, mengadu dan memohon kepadaKu. 

Mereka berdiri, duduk, ruku’, sujud untukKu. Mereka rindu dengan kasih sayangKu. Mereka Aku beri tiga kurniaan: Pertama, mereka Aku beri cahayaKu di dlm hati mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan ajaranKu kepada manusia. Kedua, andaikata langit dan bumi dan seluruh isinya ditimbang dgn mereka, maka mereka lebih unggul dari keduanya. Ketiga, Aku hadapkan wajahKu kepada mereka. Kiranya engkau akan tahu, apa yang akan Aku berikan kepada mereka?” (Nahjul Balaghah hal 595 dan Al Hilya jilid 1 hal.. 80, Ihya’ Ulumuddin jilid IV hal 324 dan Jilid I hal 358).

9. Mereka suka menangis dan mengingat Allah. Iyadz ibnu Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Malaikat memberitahu kepadaku: “Sebaik-baik umatku berada di tingkatan2 tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahsia, kerana mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya. 

Mereka suka berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan mereka ke atas dan ke bawah. Hati mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang. Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana. Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Qur’an. Mereka suka membaca Al Qur’an dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih sayangNya. Mereka suka membahagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. 

Kaki mereka di tanah, tetapi hati mereka di langit. Jiwa mereka di bumi, tetapi hati mereka di Arsy. Roh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian beliau menyebutkan firman Allah yang artinya: “Kedudukan yang setinggi itu adalah untuk org2 yang takut kepada hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu.”

10. Jika mereka berkeinginan, maka Allah memenuhinya. Dari Anas ibnu Malik ra berkata: “Rasul saw bersabda: “Berapa banyak manusia lemah dan dekil yg selalu dihina org, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah memenuhinya, dan Al Barra’ ibnu Malik, salah seorang di antara mereka.” Ketika Barra’ memerangi kaum musyrikin, para sahabat: berkata: “Wahai Barra’, sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: “Andaikata Barra’ berdoa, pasti akan terkabul. 

Oleh kerana itu, berdoalah untuk kami.” Maka Barra’ berdoa, sehingga kami diberi kemenangan. Di medan peperangan Sus, Barra’ berdo’a: “Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum Muslimin dan temukanlah aku dengan NabiMu.” Maka kaum Muslimin diberi kemenangan dan Barra’ gugur sbg syahid. (Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I, hal 16)

11. Keyakinan mereka dapat menggoncangkan gunung. Abdullah ibnu Mas’ud pernah menuturkan: “Pada suatu waktu ia pernah membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan”, pada telinga seorang yang pengsan. Maka dengan izin Allah, org itu segera sedar, sehingga Rasuulllah saw bertanya kepadanya: “Apa yang engkau baca di telinga org itu?” 

Kata Abdullah: “Aku tadi membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan” sampai akhir surah.” (Surah Al-Mukminun: Ayat 115-118). Maka Rasul saw bersabda: “Andaikata seseorg yakin kemujarabannya dan ia membacakannya kpd suatu gunung, pasti gunung itu akan hancur.” (Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Al Hilya jilid I hal 7)

No comments:

Post a Comment