Tanya: Apakah sebutan Waliyullah itu hanya untuk orang-orang zaman dahulu saja dan bagaimana dengan sekarang ini, apakah masih berlaku sebutan itu?
Jawab: Kata "dahulu" kerana ada sekarang dan "sekarang" akan menjadi dahulu kata nanti. Jadi dahulu maupun sekarang pada dasarnya sama saja. Yang. Membedakan hanya periode waktu saja. Adapun mengenai keberadaan Waliyullah, sampai dunia ini berakhir Allah akan terus menciptakan walinya dimuka bumi ini. Yang tidak diciptakan lagi hanya Nabi dan Rasul kerana sudah ditutup oleh kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Adapun kriteria wali Allah dalam hadist diterangkan: “Wali-wali Allah Yang Maha Luhur ialah orang-orang yang jika mereka dilihat maka Allah Yang Maha Luhur spontan diingat" (HR. Al Hakim dari Ibnu Abbas). Mereka adalah pilihan Allah yang semestinya menjadi pilihan kita semua. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Pilihan kamu sekalian adalah orang-orang yang mengingatkanmu kepada Allah jika kamu melihatnya. Dan menambah pengetahuanmu kata-katanya. Serta membuat kamu terpesona dengan 'ibadah keakhiratan perbuatannya" (HR. Al Hakim dari Ibnu' Umar).
Mereka adalah hamba-hamba yang sentiasa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan melakukan sunat-sunat sehingga mereka dicintai Allah. Sebagaimana dijelaskan didalam hadist: “Maka apabila aku telah mencintainya, Aku adalah pendengarannya dan Aku adalah penglihatannya dan Aku adalah tangannya dan Aku adalah kakinya. Dan jika ia memohon kepada-Ku pasti Aku. Memberinya dan jika ia berlindung kepada-Ku maka Aku melindunginya". (HR. Bukhari)
Malah diterangkan dalam Al-Quran surah Yunus: 64:
لَهُمُ الْبُشْرٰى فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْءَاخِرَةِ ۚ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمٰتِ اللَّهِ ۚ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar”.
Yang dimaksud dengan kabar gembira adalah apa yang mereka mau dari Allah, itu kemauan Allah, pasti bukti. Kerana Allah SWT Maha Kuasa untuk berbuat apa yang dikehendakinya. (Fa'aalul limaa yuriid.... Al Buruuj 16)
Dalam Firman-Nya yang lain disebutkan QS Asy-Syura : 22:
ۖ لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمْ ۚ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
..... Bagi mereka apa yang mereka mau dari Tuhannya. Itu adalah kelebihan yang besar dari Allah untuk Wali-Nya”.
Seperti apa yang dikatakan Nabi Khodlir yang diabadikan dalam Al Quran: Al-Kahfi : 82:
ۚ وَمَا فَعَلْتُهُۥ عَنْ أَمْرِى
Artinya : "Apa yang aku perbuat itu bukan urusanku, bukan kehendaku, itu semata-mata urusan Allah dan kehendak - Nya”.
Yahya bin Mu'adz berpendapat: “Wali adalah wangi-wangian Allah Ta'ala dibumi. Hanya orang-orang berpangkat As-Shiddiqun yang dapat mencium wangi-wangian tersebut sehingga menembus rasa mereka. Maka mereka terpesonalah oleh Tuhannya dan selalu bertambah pengabdian kepada Tuhannya sekalipun berbeda-beda dalam perilakunya. Malah ada pula ciri-cirinya. Ciri-ciri wali tiga macam:
1. Sibuknya hanya dengan selalu mengingat Allah
2. Pelariaanya hanya kepada Allah
3. Segala cita-citanya hanya kepada Allah 'Aza Wajalla". (Sirojut-Tholibin 1 hal: 17 - 18)
Setiap abad/qurun orang-orang seperti itu tidak banyak dibanding banyaknya manusia di bumi ini. Rasulullah SAW menjelaskan didalam sabdanya: “Pilihan umatku pada setiap abad/qurun hanya lima ratus orang. Dan abdalnya hanya empat puluh orang. Tidak yang lima ratus dan tidak yang empat puluh dikurangi seorang pun. Ketika diantara mereka ada yang meninggal, maka Allah menggantinya pada tempatnya. Mereka memaafkan siapa saja yang medholiminya dan mereka selalu berbuat baik kepada siapa saja yang menjelekannya serta saling menolong dalam segala hal pemberian Allah”. (HR. Abi Na'im fil Hulyah dari Ibni ‘Umar).
Berdasarkan keterangan ini maka ketetapan Allah tidak boleh dan tidak akan dirubah oleh siapapun, sebagaimana diterangkan pada ayat terdahulu pada surat Yunus ayat 64. Sehingga ada keterangan lebih lanjut menegaskan, "Oleh kerana merekalah tegaknya bumi dan langit dan oleh kerana ada merekalah turunnya hujan" kerana mereka dijadikan Allah SWT manusia pilihan pada zamannya. Sebagaimana dijelaskan diatas tentang keberadaan seorang hamba yang Allah cintai. Mereka memohon pasti Allah kabulkan mereka berlindung pasti Allah lindungi. Merekalah yang dijadikan Rahmatan Lil ‘alamin.
No comments:
Post a Comment