Banyak pelajaran yang boleh diambil terutamanya berkenaan tingkatan ilmu.
Firman Allah; Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS Al Kahfi 18:109-110).
Ilmu itu sangat luas cabangnya. Kalau nak diikutkan, dalam mendidik pun ada perbezaan cara mengikut tahap dan tingkat pemahaman seseorang. Contohnya ilmu Matematik, seorang kanak-kanak di tadika pasti diajar mengira dengan memberi contoh objek. Di sekolah rendah pula dengan campur, tolak dan sifir dan di sekolah menengah mula diterapkan dengan pengiraan formula yang lebih rumit seperti calculus, algebra, dan sebagainya. Semakin tinggi tingkatnya, semakin luas dan rumit ilmu yang dipelajari. Ilmu itu memang ada tingkatnya mengikut pengalaman manusia.
Persoalannya, yang lebih utama dalam mengambil ilmu ialah pelaksanaan ilmu itu kepada sesuatu yang bermanfaat. Termasuklah ilmu agama; seperti ayat ke 110 dari Surah Al Kahfi tadi "...maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
Perhatikanlah usaha kita dalam melaksanakan ilmu. Usahlah kita memandang tinggi diri kita andai kita berpeluang melanjutkan pelajaran ke tahap yang tertinggi sekalipun. Jangan kita memperlekehkan ilmu orang yang lain walaupun orang itu tidak berpeluang mendapatkan pendidikan formal yang terbaik. Setiap orang ada cabang ilmu yang berlainan, malah antara ilmu yang paling sukar dicapai ialah pengalaman.
Ambillah pelajaran dari kisah Nabi Musa a.s. dan Nabi Khidir a.s. seperti yang diceritakan di dalam surah Al Kahfi.
Untuk renungan terakhir dari saya: ”...dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu), dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan,…" (QS An Najm 53:39-44).
No comments:
Post a Comment