Jika Asma Allah diucapkan sekali saja dengan lisan, itu disebut zikir (mengingat) lisan, namun jika Nama Allah diingat dengan hati, maka itu akan sebanding dengan tiga puluh lima juta ucapan-ucapan (zikir) lisan, itulah zikir hati atau zikir sirr. Ada 35 juta pembuluh darah dalam tubuh, dan semua terhubung ke jantung, Jika Nama Allah diucapkan bahkan sekali saja (dengan hati) maka semua yang mengalir mengucapkan juga.
Rasulullah saww bersabda : “Wahai Abu Dzarr, Berzikirlah kepada Allah dengan zikir khamilan”. Abu Dzarr bertanya : “Apa itu khamilan?” Sabda Rasul : “Khafi (dalam hati)”.
TAHAP pertama zikir adalah zikir LISAN, Kemudian zikir KALBU yang cenderung diupayakan dan dipaksakan, Selanjutnya zikir kalbu yang berlangsung secara lugas, tanpa perlu dipaksakan, Serta yang terakhir adalah ketika Allah sudah berkuasa di dalam kalbu disertai sirnanya zikir itu sendiri. Inilah rahsia dari sabda Nabi saw : ”Siapa ingin bersenang-senang di taman surga, perbanyaklah mengingat Allah”.
TANDA bahwa sebuah zikir sampai pada SIR (nurani yang terdalam yang menjadi tempat cahaya penyaksian) adalah ketika pelaku zikir dan objek zikirnya lenyap tersembunyi. Zikir Sir terwujud ketika seseorang telah terliputi dan tenggelam di dalamnya, Tandanya, apabila engkau meninggalkan zikir tersebut ia takkan meninggalkan. Zikir tersebut terbang masuk ke dalam dirimu untuk menyadarkanmu dari kondisi tidak sadar kepada kondisi hudhur (hadirnya kalbu).
Salah satu tandanya, zikir itu akan menarik kepalamu dan seluruh organ tubuhmu sehingga seolah–olah tertarik oleh rantai. Indikasinya, zikir tersebut tak pernah padam dan cahayanya tak pernah redup, Namun engkau menyaksikan cahayanya selalu naik turun, sementara api yang ada di sekitarmu sentiasa bersih menyala. Zikir yang masuk ke dalam sir terwujud dalam bentuk diamnya si pelaku zikir seolah-olah lisannya tertusuk jarum Atau semua wajahnya adalah lisan yang sedang berzikir dengan cahaya yang mengalir darinya.
Salah satu tandanya, zikir itu akan menarik kepalamu dan seluruh organ tubuhmu sehingga seolah–olah tertarik oleh rantai. Indikasinya, zikir tersebut tak pernah padam dan cahayanya tak pernah redup, Namun engkau menyaksikan cahayanya selalu naik turun, sementara api yang ada di sekitarmu sentiasa bersih menyala. Zikir yang masuk ke dalam sir terwujud dalam bentuk diamnya si pelaku zikir seolah-olah lisannya tertusuk jarum Atau semua wajahnya adalah lisan yang sedang berzikir dengan cahaya yang mengalir darinya.
KETAHUILAH, setiap zikir yang disadari oleh kalbumu didengar oleh para malaikat penjaga, Sebab perasaan mereka beserta perasaanmu, di dalamnya ada sir sampai saat zikirmu sudah ghaib dari perasaanmu kerana engkau sudah sirna bersama Tuhan, zikirmu juga ghaib dari perasaan merek. Kesimpulannya, berzikir dengan ungkapan kata–kata tanpa rasa hudhur (kehadiran hati) disebut zikir lisan, berzikir dengan merasakan kehadiran kalbu bersama Allah disebut zikir kalbu, sementara berzikir tanpa menyadari kehadiran segala sesuatu selain Allah disebut Zikir Sir, itulah yang disebut dengan Zikir Khafiy.
Allah SWT berfirman : “Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika) dengan merendahkan dirimu dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai” (QS 7 : 205).
REZEKI lahiriah terwujud dengan gerakan badan, REZEKI batiniah terwujud dengan gerakan kalbu, REZEKI sir terwujud dengan diam, sementara REZEKI akal terwujud dengan fana dari diam sehingga seorang hamba tinggal dengan tenang untuk Allah dan bersama Allah.
Nutrisi dan makanan bukanlah konsumsi rohani, melainkan komsumsi badan, Adapun yang menjadi konsumsi rohani dan kalbu adalah mengingat Allah Zat Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib. Allah SWT berfirman : “Orang–orang beriman dan kalbu mereka tenteram dengan mengingat (zikir kepada) Allah”. Semua makhluk yang mendengarmu sebenarnya juga ikut berzikir bersamamu, Sebab engkau berzikir dengan lisanmu, lalu dengan kalbumu, kemudian dengan nafs–mu, kemudian dengan rohmu, selanjutnya dengan akalmu, dan setelah itu dengan sirm.
Bila engkau berzikir dengan lisan, pada saat yang sama semua benda mati akan berzikir bersamam. Bila engkau berzikir dengan kalbu, pada saat yang sama alam beserta isinya ikut berzikir bersama kalbumu. Bila engkau berzikir dengan nafs–mu, pada saat yang sama seluruh langit beserta isinya juga turut berzikir bersama. Bila engkau berzikir dengan rohmu, pada saat yang sama singgasana Allah (‘Arsy) beserta seluruh isinya ikut berzikir bersamamu.
Bila engkau berzikir dengan akalmu, para malaikat pembawa Arsy dan roh orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Allah juga ikut berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan sirmu, Arsy beserta seluruh isinya turut berzikir hingga zikir tersebut bersambung dengan zat-Nya. Imam al-Baqir dan Imam ash-Shadiq as berkata : “Para malaikat tidak mencatat amal shalih seseorang kecuali apa-apa yang didengarnya, maka ketika Allah berfirman : “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika)”, tidak ada seorangpun yang tahu seberapa besar pahala zikir di dalam hati dari seorang hamba-Nya kecuali Allah Ta’ala sendiri”.
Bila engkau berzikir dengan akalmu, para malaikat pembawa Arsy dan roh orang-orang yang memiliki kedekatan dengan Allah juga ikut berzikir bersamamu. Bila engkau berzikir dengan sirmu, Arsy beserta seluruh isinya turut berzikir hingga zikir tersebut bersambung dengan zat-Nya. Imam al-Baqir dan Imam ash-Shadiq as berkata : “Para malaikat tidak mencatat amal shalih seseorang kecuali apa-apa yang didengarnya, maka ketika Allah berfirman : “Berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika)”, tidak ada seorangpun yang tahu seberapa besar pahala zikir di dalam hati dari seorang hamba-Nya kecuali Allah Ta’ala sendiri”.
DI DALAM riwayat lainnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Zikir diam (khafiy) 70 kali lebih utama daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal. “ (Al-Hadits). Bila sang hamba mampu melanggengkan Zikir Khafi serta meyakini bahwa semua Alam Lahir dan Alam Batin merupakan pengejewantahan dari nama-nama-Nya maka ia akan merasakan kehadiran-Nya di semua tempat dan merasakan pengawasan-Nya dan jutaan nikmat-nikmat-Nya. Perasaan akan kehadiran-Nya ini akan mencegah sang hamba dari berbuat dosa dan maksiat.
No comments:
Post a Comment