Friday, March 25, 2016

JANGAN TERBUAI PADA FENOMENA

مَا اَرَدْتَ هِمَّةً سَالَكَ اَنْ تَقِفَ عِنْدَمَا كَشَفَ لَهَا إِلاَّ وَنَادَتْهُ هَوَاتِفِ الْحَقِيْقَةِ : الَّذِى تَطْلُبُ اَمَامَكَ . وَلاَتَبَرَّجَتْ ظَوَاهِرَالْمُكَوَّناَتِ إِلاَّ وَنَادَتْكَ حَقَائِقَهَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ..

"Jika engkau sengaja menghentikan perjalanan sucimu, karena telah tersingkap sebagian rahasia kehidupan, hakikat akan berbisik lembut padamu, “Yang kamu cari masih jauh di depan.” Begitu pula jika berbagai rahasia telah menyibakkan diri, semua akan memberi peringatan, “Kami hanyalah penguji, janganlah kamu berpaling dari-Nya”. (Syekh Ibnu Atha'illah dalam kitab Al-Hikam).

Sahabatku, bagi seorang yang sungguh-sungguh melakukan perjalanan batin, tentu akan mengalami banyak pengalaman dan fenomena batin dalam perjalan spiritualnya. Di antaranya adalah berbagai rahasia dan makna hidup dan kehidupan terbuka dengan jelas. Tapi, apakah itu tujuan kita? Apakah kalau kita sudah waskita, memiliki kemampuan supra lalu berhenti? Apakah “Weruh sadurunge winara" (mengetahui sesuatu sebelum terjadi) adalah tujuan ibadah?! Ternyata bukan kualitas seperti ini yang dapat dijadikan ukuran pencapaian hakikat. Dan dalam hal ini, Syaikh Ibnu ‘Athaillah telah mengingatkan dengan santun.

Karena itulah, mari kita terus menata diri. Bertobat dari berbagai kesalahan, bahkan bertobat dari cara tobat kita yang mungkin keliru. Kemudian berusaha fokus agar bisa mengenal-Nya lebih dekat. Dan terus memohon agar Allah yang mengenalkan Diri-Nya sehingga kita lebih dekat dan dekat lagi tanpa menghiraukan berbagai fenomena-fenomena batin saat melakukan zikir. Mari tetap fokus kepada Allah yang kita tuju, bukan selain-Nya.

No comments:

Post a Comment