01). Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily: “Barangsiapa memutuskan diri utk tidak mengurus dirinya dan melimpah kan urusannya pada Allah; memutuskan pilihannya hanya pada pilihan Allah; memutuskan pandangannya hanya memandang Allah; memutuskan kebaikannya hanya pada ilmu Allah disbbkan oleh disiplin kepatuhan, redha, kepasrahan dan tawakalnya pd Allah, maka Allah benar2 menganugerahkan kebaikan nurani hati, yg juga disertai dgn zikir, tafakkur dan hal-hal lain yg sgt istimewa.”
02). Syeikh Abu Hasan Asy Syadzili: Tenanglah di bawah perjalanan takdir, kerana takdir adalah awan yang berjalan...
03). Asy Syadzili: Tidak akan sempurna orang berilmu pada Maqam Ilmu sehingga dia diuji dengan 4 ujian, pertama cacian para musuh, kedua hinaan dan tantangan kerabat dekat (yang menyalahkan). Ketiga tikaman dari orang orang bodoh dan keemppat iri dengki dari Ulama (Suu') lain.
04). Syaikh Abul Hassan As Syadzili: Aku pernah bermimpi melihat Abu Bakar ash-Shiddiq, lalu beliau berkata padaku: “Tahukah engkau apa tanda keluarnya cinta duniawi dari dalam kalbu?” Aku bertanya: “Apa itu?” Beliau menjawab: “Meninggalkannya ketika ada, dan merasa ringan ketika dunia tak ada.”
05). Syeikh Abul Hassan As Syadzili: “Kamu harus zuhud terhadap dunia dan bertawakal kepada Allah kerana zuhud adalah pangkal dalam amal-amal dan tawakal adalah pokok puncak dalam ahwal. Tegakkan kesaksian dengan Allah dan berpeganglah kepada-Nya dalam ucapan, perbuatan, akhlak, dan ahwal. Siapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka dia sungguh telah diberi petunjuk ke jalan yang lurus. Jauhilah keraguan, kesyirikan, ketamakan, dan sikap protes terhadap Allah sedikit pun. Dan, sembahlah Allah di atas kedekatan yang agung, niscaya kamu akan dianugerahi cinta, pilihan, pengkhususan, dan kemenangan dari Allah. Dan, Allah menangani pemeliharaan orang-orang yang bertakwa,”
06). Syaikh Abu Hasan As Syadzili berkata, ketika dlm suatu perjalanan aku berkata: “Wahai Tuhanku, bilakah aku dapat menjadi hamba yg banyak bersyukur kpdMu?” Kemudian beliau mendengar suara: “Iaitu apb kamu berpendapat tidak ada org yg diberi nikmat oleh Allah kecuali hanya dirimu”. Krn belum tahu maksud ungkapan itu aku bertanya: “Wahai Tuhanku, bagaimana aku mampu berpendapat seperti itu, padahal Engkau telah memberikan nikmat-Mu kpd Para Nabi, Ulama' dan Para Penguasa”. Suara itu berkata kpdku: “Andaikata tidak ada Para Nabi, maka kamu tidak akan mendpt petunjuk, andaikata tidak ada Para Ulama', maka kamu tidak akan menjadi org yg taat dan andaikata tidak ada Para Penguasa, maka kamu tidak akan memperoleh keamanan. Ketahuilah, semua itu nikmat yg Aku berikan utkmu”.
07). Imam Syadzili ditanya tentang Warak, beliau menjawab: “Warak adalah kenikmatan2 jalan ini (Tasawwuf) terhadap orang yang disegerakan warisannya dan ditunda pahalanya. Hingga WARA' berhujung pada mereka dengan cara mengambil hal dari Allah, tentang Allah, pengungkapan dengan Allah, amal kerana Allah dan dengan Allah di atas bukti yang jelas dan pandangan batin yang tajam. Mereka dalam kebanyakan waktu dan seluruh keadaan, tidak mengatur, tidak memilih, tidak berangkat, tidak bertafakur, tidak memandang, tidak menuturkan, tidak menggenggam, tidak berjalan, dan tidak bergerak kecuali dengan Allah dan kerana Allah Swt.”
08). Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili berkata: Orang yang berakal adalah orang yang dapat memahami apa yg diinginkan Allah swt dari-Nya. Dan yang diinginkan Allah swt dari hamba-Nya dalam memperoleh nikmat, bencana, melaksanakan ketaatan atau terjerumus dalam kemaksiatan ada 4 hal iaitu jika engkau memperoleh nikmat, maka Allah swt mengharuskanmu untuk bersyukur, jika kau ditimpa bencana, Allah swt memerintahmu (mensyariatkan) untuk bersabar, jika Allah swt memberimu taufik untuk taat, Allah swt memerintahkanmu untuk syuhudul minnah dan meyakini bahwa Allah swt lah yang memberikan taufik, dan jika kau bermaksiat, maka Allah swt mensyariatkanmu untuk bertobat dan beribabah kpdNya. Barangsiapa memahami tujuan 4 hal perlakuan Allah swt ini, maka ia dekat dengan hal-hal yang dicintai Allah swt dan dia adalah hamba sejati, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa diuji dengan bencana kemudian bersabar, diberi nikmat kemudian bersyukur, berbuat zalim kemudian meminta maaf dan dizalimi kemudian memaafkan……” Rasulullah saw diam, Para Sahabat bertanya: “Apa yang ia peroleh, wahai Rasulullah saw?” Rasulullah saw bersabda: “Mereka itulah org2 yg memperoleh keselamatan dan merekalah org2 yg mendapat petunjuk”. (QS.Al-An’am,6:82).
09). Sheikh Abu Hasan Asy-Syadzili: “Masalah besar bagi manusia ada dua perkara. Pertama, cinta kpd dunia dan kedua, rela membiarkan diri di dlm kejahilan. Krn, cinta dunia itu tunggak dpd segala dosa besar. Sementara, membiarkan diri di dlm kejahilan adalah tunggak kpd segala kedurhakaan”.
10). CARILAH GURU MURSYID YANG KAMIL MUKAMIL. Syeikh Abul Hasan asy-Syadzili Rahimahullah Ta'ala mengatakan: “Siapa yang menunjukkan dirimu kepada dunia, maka ia akan membinasakan dirimu. Siapa yang menunjukkan dirimu pada amal, ia akan memayahkan dirimu. Dan siapa yang menunjukkan dirimu kepada Allah s.w.t. maka ia akan menjadi pembimbingmu.”
11). Zuhud itu bukan berarti, seorang hamba yang tidak mempunyai apa-apa diatas dunia. Bahkan, dia tidak dimiliki oleh apa pon, melainkan hanya dimiliki Tuhannya. (al-Imam Abu Hasan asy-Syazuli Rah).
12). Jika anda ingin mencapai apa yang telah diperoleh oleh para wali Allah, maka hendaklah anda meninggalkan semua manusia, kecuali orang-orang yang dapat menunjuk anda ke arah jalan menuju kepada Allah s.w.t dengan isyarat yang betul dan amal perbuatan yang tidak menyalahi al-Quran dan Sunnah Rasul serta mengabaikan dunia sepenuhnya. Namun begitu, janganlah anda menjadi orang yang berpaling daripada dunia itu atas tujuan agar anda diberi sesuatu daripada dunia ini. Sebaliknya, hendaklah anda menjadi hamba Allah s.w.t sahaja yang mengarahkan agar anda menjauhi musuh-Nya. Apabila anda telah dapat melakukan dua perkara berikut iaitu: Mengabaikan dunia dan zuhud dalam kalangan manusia, maka tetaplah anda bersama Allah s.w.t dengan muraqabah. Hendaklah anda sentiasa bertaubat dengan rasa kesedaran dan beristighfar dengan rasa inabah (rasa benar-benar menyesal dan bertaubat kepada-Nya) dan rasa rendah diri terhadap segala hukum dengan cara istiqomah. (Syeikh Abul Hasan (Ali) asy-Syazali r.a).
13). Orang yang mencintai Allah s.w.t adalah orang yang telah mengosongkan atau memfana'kan dirinya. Setelah dia merasa dirinya kosong, maka terasalah wujud (adanya) yang Haq itu. Tidak ada daya dan upaya baginya lagi. Tidaklah lagi terasa wujud dirinya, hanya yang wujud ialah Allah s.w.t sahaja. Itulah yang dia rasa dan pandang dengan mata hatinya. (Tok Pulau Manis Rah). Berkata Syeikh Abul Hasan as-Syazili Rah, “Apabila kamu telah benar-benar melihat Allah s.w.t dengan mata iman dan yakinmu, bererti Dia mengayakanmu dengan dalil dan burhan. Tetapi jika kamu mengambil dalil ada-Nya atas segala makhluk, adakah lagi wujud yang lain selain Allah s.w.t? Tentu kamu tidak akan dapat melihatnya. Jika adapun tak dapat kamu akan melihat mereka seperti habuk di udara, jika kamu berusaha mencari mereka, kamu akan gagal dan tidak memperoleh apa-apa pun.”
14). Mahabbah (cinta) adalah Allah s.w.t menarik hati hamba-Nya dari segala sesuatu selain Dia. Kerana itu, ia akan sentiasa tertarik untuk mentaati-Nya, akalnya dilindungi makrifat-Nya, ruhnya tertarik ke hadirat-Nya, dan sirr-nya sibuk menyaksikan-Nya. Ia meminta tambahan dan Allah s.w.t memberinya. Ia memulai dengan sesuatu lebih indah daripada kenikmatan munajat sehingga diberi hiasan yang mendekatkannya kepada-Nya di atas hamparan qurbah. Ia mendapatkan berbagai hakikat dan pengetahuan. Kerana itu, ada ungkapan, 'Para wali Allah adalah pengantin. Mereka tidak bisa dilihat oleh penjahat”. (Syeikh Abu al-Hasan r.a).
15). Di antara anugerah Allah s.w.t yang paling berharga ialah redha dengan ketentuan Allah, sabar menerima cubaan, tawakal kepada-Nya ketika menghadapi kesulitan, serta kembali kepada-Nya saat ditimpa bencana. (Syeikh Abu al-Hasan r.a).
16). “Kembalilah dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunnah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.” (Syeikh Abul Hassan Ali Asy Syadzili)
17). Semua guru yang mengajar yang Allah itu ada akan tetapi carilah guru yang dapat memimpin kita kehadratNya. “Lawlaa murobbi maa 'araftu robbi” (Tanpa Guruku, aku takkan mengenal Tuhanku). Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili mengatakan: “Siapa yang menunjukkan dirimu kepada dunia, maka ia akan menghancurkan dirimu. Siapa yang menunjukkan dirimu pada amal, ia akan memayahkan dirimu. Dan barangsiapa menunjukkan dirimu kepada Allah Swt. maka, ia pasti menjadi penasehatmu”. Firman Allah dalam Hadis Qudsi: “Jadikanlah dirimu berserta Allah, jika engkau belum berserta Allah maka jadikanlah dirimu berserta dengan orang yang telah berserta Allah niscaya dialah yang membawamu kehadrat Allah.”
18). Makrifat adalah salah satu tujuan dari Tasawwuf yang dapat diperoleh dengan 2 jalan:
1) Mawahib, iaitu Tuhan memberikannya tanpa usaha dan Dia memilihnya sendiri orang-orang yang akan diberi anugerah tersebut.
2) Makasib, iaitu makrifat akan dapat diperoleh melalui usaha keras seseorang, melalui ar-riyadhah, zikir, wudhu, puasa dan amal shalih lainnya. (Syeikh Abul Hassan Ali Asy Syadzili)
19). “Jika kamu ingin Allah bersama kamu, maka bebaskan ego kamu daripada kepandaian dan kekuatan kamu”. (Shaykh Abul Hassan Ash Shadhili).
20). Imam Abul Hassan di beri kesempatan untuk memberikan syafaat untuk muridnya Imam asy-Syadzili suatu ketika bermimpi dicium bibirnya oleh Rasulullah Saw. Maka ia berkata: "Wahai Rasulullah, kenapa kau mencium bibirku padahal ku banyak dosa?” Maka Rasulullah Saw. menjawab: "Tidaklah aku mencium bibir seseorang kecuali kerana ia bershalawat padaku 1000 kali siang dan 1000 kali malam. Dan kau wahai Abul Hasan (asy-Syadzili), akan menyafaati ribuan orang pendosa dari ummatku kelak di hari kiamat.”
21). Abul Hasan Asysyadzily: “Larilah dari kebaikan (bantuan) org, melebihi dari larimu dari kejahatan org kpdmu. Sbb kebaikan org itu langsung membahayakan hatimu, sdg kejahatan mereka hanya membahaya kan jasmanimu, dan bahaya jasmani itu lebih ringan dari bahaya hati. Bahaya kebaikan org kpdmu, jika kamu menyukainya dan senang, maka akan membuatmu bersandar dan berharap kpd mereka”.
22). Syekh Abul Hasan Ali Asy-syadzili: “Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap sangat memerlukan kepada Allah swt melalui kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain Allah swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan rohani. Biasakan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dgn demikian kalian bisa tergolong org2 Soleh.
No comments:
Post a Comment