Berkata Syeikh Sayyid Abi Said Al-Kharroj: “Ketika Allah akan menjadikan seorang hamba menjadi kekasih/wali-Nya, maka dibukakan baginya Pintu Dzikir. Apabila dia merasa nikmat dengan dzikirnya, maka akan dibukakan oleh Allah Pintu Qurbah (dekat kepada Allah) kemudian dinaikkan lagi kepada Majlis 'Unsi (tempat yang membuatnya merasa nyaman dan akrab dengan Allah), kemudian dia didudukkan di atas Kursi Tauhid. Seterusnya dibukalah semua hijabnya, kemudian dimasukkan oleh Allah kedalam Darul Fardaniyah (tempat dimana tidak ada temannya seorangpun di dalamnya kecuali dirinya sendiri), setelah itu dibukakan oleh Allah baginya Hijabul Jalal wa Udmah (hijab yang menutupi kemuliaan dan keagungan Allah) dan dimasukkan dia kedalamnya. Kemudian oleh Allah dia dijadikan Kekasih-Nya/Waliyullah”. (Tn.Ir Alias Hashim Asy-Syattariyyah).
2). ILMU TASAWWUF BUKAN UNTUK BERBANGGA DAN MENUNJUK KEPADA ORANG
Ramai orang yg bangga bila belajar ilmu yg tinggi2 dlm Tasauf dgn mengganggap kita lebih baik sbb lebih tahu dari orang lain. Padahal ilmu tersebut asalnya utk membantu perjalanan ahli suluk bukan utk bangga atau utk tunjuk pada orang dan kalau silap langkah akan menjadi hijab pula kepada mereka yg mengetahuinya. Kewajipan kita sekarang adalah berjalan sehingga wusul pada Allah dan jgn berhenti di tengah jalan dgn sbb tertarik pada ilmu yg tinggi2 dalam Tasauf sehingga menyebabkan perjalanan kita terhenti. Ilmu yg tinggi2 dlm Tasauf kalau dihuraikan tidak akan terlepas dari fitnah. Cukuplah ia sebagai khususiah bagi si salik itu jua. (Ustaz Dr. Khairatul Aqmar Ab Latif).
No comments:
Post a Comment