Tujuh adalah bilangan spiritual yang menjadi jalan dan metode akhir setiap Manusia yang ingin mengenal dengan benar siapa sejati dirinya sekaligus siapa TUHAN-NYA. bilangan ini menjadikan para mistikus, pesuluk, sufi dan pencari kebenaran mendapatkan pengalaman puncak tertinggi dari pencarian selama hidupnya, tidakkah manusia merenungkan angka ini kenapa bertebaran dalam ritual dan kehidupan sehingga kita memahami dan merasakan kebebasan hakiki manakala kita mampu melampauinya. Kita mestinya bertanya-tanya dalam pikiran sehat kenapa 7 (Tujuh):
7 Hari
7 Nafsu
7 Ayat al-fatihah
7 Ayat Tujuh
7 Anggota sujud
7 Posisi gerakan sholat
7 Putaran towaf
7 Kali lari-lari sa’i
7 Batu untuk lempar jumrah
7 Huruf yang tidak termasuk dalam al-fatihah (tsa,jim,kho,za’,syin,zho’dan fa’)
7 Sifat ma’ani yang juga dimiliki manusia (Qudrot,Irodat,Ilmu,Hayat,Sama’,Bashor,Kalam)
7 Huruf Bismillah (Ba,Sin,Mim,Alif,Lam,Lam,Ha)
7 Kata Sakti Tuhan (Kunfayakuun)
7 Huruf tengah al-Quran (Walyatalathof)
7 Martabat Tujuh
7 Warna pelangi
7 Cahaya
7 Neraka
7 Kota jiwa
7 Lembah pencarian Tuhan
7 Ayat Singgahsana
7 Proses kejadian Adam
7 Proses kejadian anak keturunan Adam
7 Sahabat ashabul kahfi
7 Sahabat Rasul Hafid Qur’an
7 Lapis langit
7 Lapis bumi
7 Keajaiban dunia
7 Keajaiban diri
7 Kebiasaan manusia efektif
7 Keturunan (dikutuk 7 turunan)
7 Macam rambut, bagaikan rambut di belah tujuh (Jembatan Shirotol mustaqim) dan masih ada yang tidak kita sadari 7 lubang di kepala.
Manusia yang harus dijaga dan dikendalikan supaya selamat dunia akhiratnya.(Renungkan) Ingat juga 17 rakaat sholat 27 pahala shalat berjamaah 17 ramadhan 27 rajab 17 agustus. masing-masing 7 memiliki makna rahasia yang mampu menghantarkan manusia kepada fitrah asalnya kesucian ruhaniah sehingga akan nampak terang sejatinya Cahaya, Cahaya diatas Cahaya, Cahaya Abadi, Cahaya Pertama, Sang Sumber Cahaya, Cahaya Ilahi।(QS.24:35).
Cahaya itulah yang harus diingat dalam shalat dan diingat setiap saat sedang berdiri, duduk, berbaring maupun bekerja apa saja, tanpa menemukan Cahaya itu kita tidak pantas mengatakan saya bisa mengingatNya saya bisa berdzikir(mengingat Dia). Mungkin baru bisa menyebuntukan NamaNya saja atau memuji sifatNya, Nabi kita Muhammad SAW melakukan kontemplasi di gua Hiro 15 tahun dan melakukan Mi’roj dulu sebelum sholat 17 rakaat 5 kali dalam sehari semalam di usia 52 tahun 5+2=7 Tujuh lagi.
Bagaimana dengan umatnya saat ini? Sholat dulu kenal Allah belakangan, bagaimana bisa menyembah dengan benar dan khusuk-shalatnya kalau yang disembah tidak dikenal hal inilah yang menjadikan shalat ingat selain Allah (ingat kunci yang hilang, pekerjaan, istri, dompet, arisan yang belum dibayar, ingat anak yang sakit dll inilah sekutu Allah dan apabila dalam shalat masih ingat ini yakinlah orang ini belum bertauhid dengan benar) naudubillah, Nabi juga mencontohkan makrifat dulu baru syahadat dan juga seperti wudhu dulu baru sholat, jadi makrifat dan wudhu itu wajib hukumnya.
Makna syahadat Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah, kata bersaksi itu baru memiliki makna kebenaran yang murni apabila dimulai dengan menyaksikan dengan mata Qolbu.setelah terbukanya mata Qolbu melalui seorang Mursyid yang Kamil Mukamil (Pembimbing Ruhani Sempurna dan Menyempurnakan).
Mukmin Muslim sejati mengatakan: Jika kita baru mengenal Allah dari AsmaNya maka kita belum mengenal Allah. Jika mengenal Allah dari sifat-sifatNya kita belum mengenal Allah, Jika kita mengenal dari af’alNya saja kitapun belum mengenal Allah akan tetapi jika kita mengenal Allah dari Allah itu sendiri maka kita telah mengenal Allah yang sebenarnya. Seperti kita mengenal AIR tidak bisa hanya dari tulisan, AIR tapi kita harus menyaksikan air menemukan air (dari AIR itu sendiri karena telah bertemu dengan AIR) kemudian meminum merasakan kesegarannya baru kita mengenal sesungguhnya air murni itu jernih, tidak bau, cair dan bisa membersihkan apapun dan menghilangkan dahaga juga sangat kita perlukan dalam kehidupan ini.
No comments:
Post a Comment