Insan itu bukan nama, bukan gelar, bukan jabatan, bukan kekayaan, bukan segumpal, bukan sepotong tulang, bukan kepala, bukan badan yang berjalan ke sana ke mari di dunia ini, lalu mati untuk selamanya. Insan itu makhluk transenden, makhluk ilahiyah, makhluk spiritual, makhluk penguasa, makhluk kreatif yang bisa mencipta dirinya sendiri dan dunianya. Allah melarang manusia melupakan Allah (QS. 59:19), dan mempertuhankan hawa nafsu (QS.43:44), karena Allah adalah asal usul segala sesuatu (termasuk manusia), dasar wujud, sumber kekuatan, tempat bergantung dan tempat kembali (QS. 112:2: 2:156).
Insan itu bisa berada sekaligus dalam 3 alam, yaitu:
- ALAM BENDAWI.
- ALAM RUHANI.
- ALAM ILAHI.
ALAM BENDAWI itu berada di ALAM RUHANI dan ALAM RUHANI berada di ALAM ILAHI, sejak dulu, sekarang maupun nanti. ALAM BENDAWI adalah alam fana, alam fisik, alam jasmani, alam yang bisa ditangkap dengan panca indera: Di alam ini insan itu hanya melihat apa yang dimiliki, apa yang dilakukannya, apa yang dikatakan orang kepadanya, sehingga manusia menjadi egois, individualistis, serakah, kikir dan seterusnya. Di alam ini insan itu hanya menyadari kelebihan, keunggulan dan kehebatannya sendiri, sehingga manusia menjadi sombong, takabur, ujub, iri dan dengki. Di alam ini Insan merasa bisa hidup, bergerak dan beraktfitas dengan kekuatannya sendiri dan kekuatan dari yang selain Allah. Insan merasa berdiri sendiri secara independen di luar danberhadap-hadapan dengan Allah. Di alam ini Insan hanya melihat benda-benda dan semacamnya, hanya melihat dunia dan isinya,hanya melihat segala ada dan peristiwa dan melihat wujud dari yang selain Allah.
ALAM RUHANI (ALAM INSANI) adalah alam pikiran, alam pengetahuan, alam keinginan, alam kesadaran, alam perasaan, alam penguasaan dan alam pengaturan. Di alam ini insan melihat milik bersama, tugas bersama, tanggung jawab bersama. Di sini manusia merasa sebagai kelompok, etnis, bangsa, kedudukannya, agamanya dan seterusnya. Di alam ini insan menyadari statusnya sebagai makhluk sosial yang terikat norma, aturan, adat istiadat, hukum dan ajaran agama (keyakinan) yang berlaku. Di alam ini insan didominasi akal dan panca indera sehingga tidak bisa memasuki alam ilahi. Disini manusia hanya berkutat di alam semesta, sehingga tidak bisamenyaksikan apa yang berada dibalik alam semesta, yaitu Allah, Pencipta alam semesta.
ALAM ILAHI adalah alam yang mutlak, alam yang tidak terbatas, alam yang esa, alam yang kekal abadi. Di alam ini insan hanya melihat milik Allah, aktifitas Allah (Af’al Allah) dan wujud Allah yang meliputi wujud Dzat, wujud Sifat, wujud Asma’, wujud Af’al serta seluruh ciptaanNya. Di alam ini insan menyadari ketergantungannya secara total pada wujud Allah, yaitu wujud kekuatanNya, kehendakNya dan PengetahuanNya. Di alam ini insan menyaksikan bahwa segala ada dan peristiwa berlangsung dengan Qudrah, Iradah dan Ilmu Allah (KUDI Allah). Di alam ini insan menyadari keabadiannya yang kekal dengan Allah, kekal dalam Allah, kekal untuk Allah dan kekal bersama Allah sebagai hamba dan khalifahNya. Di alam ini insan bisa merasa satu kekuatan dengan kekuatan Allah, satu kehendak dengan kehendak Allah dan satu pengetahuan dengan pengetahuan Allah. Di sini manusia bisa merasakan pertemuan dengan Allah. Di alam ilahi ini manusia bisa berada dalam yang mutlak tanpa kehilangan individualitasnya. Bisa bersama makhluk tanpa berpisah dengan yang mutlak. Sungguhpun insan bisa berada sekaligus dalam 3 alam, namun banyak insan yang terkunkung dan terjebak hanya berada dalam ALAM BENDAWI dan ALAM RUHANI tidak bisa memasuki ALAM ILAHI karena ketidaktahuan dan tidak memiliki ilmunya sampai ajal menjemputnya.
No comments:
Post a Comment