AKU adalah titik atau noktah awal perjalananku menuju ke titik akhir yaitu AKU jua. Titik awal itu nyata dengan sifatnya dan titik akhir ghaib dengan ZatNya, Namun itu semua adalah AKU jua, Ianya ibarat menghasta kain sarung dari situ kesitulah jua akhirnya. Namun ia tetap ada perbedaannya, Oleh itu kita haruslah tahu apakah perbedaan nya dan permulaannya kalau awalnya dari tidak ada menjadi ada, Manakala diakhirnya dari ada menjadi tidak ada. Titik itu membawa makna pada pengertian adalah AKU yaitu Ketuhananku dan Ketuhanan itu adalah Rahasia Hidup yang di anugerahkan Tuhan kepada Mu.
Oleh itu setiap sesuatu itu bermula atau bergerak dari titik atau noktah awalnya. Titik, ini adalah suatu daya kuasa atau daya hidup yang mengaliri didalam batang tubuh, ianya menerima dan memberi daya-daya hidup dan menjaga kestabilan keadaan badan diri ini. Tampanya badan tidak akan hidup, untuk kau tahu itulah kau yang sebenarnya, Bertitik dari Zatullah dan bergerak dengan daya Qudaratullah. Itulah semula jadi dari tuhan, Dari titik ia berkembang-berkembang lantas menjadi diri didalam badan setelah itu titik yang awal tu lenyaplah dan kini hanya yang nyata adalah diriku pula. Namun AKU (titik) tetap ada tetapi aku berada ditempat tiada ada, menjadi sumber dan tenaga serta aku kini menjadi Aliran Qudratullah pada badan. Perkembangan titik ini telah menjadikan suatu NUR yang memancar membentuk diri didalam badan, dan diri inilah tenaga atau stroom bagi badan dan kalau kita perhatikan darimanakah datang nya atau asal di balik asal tenaga itu?.
Baiklah kalau DIRI (tenaga) maka dari manakah tenaga itu datang? Tidakkah dari induk awal itu yaitu titik (AKU)? Sesungguhnya jalan ini adalah mengenal diri yang sebenar diri dan ianya adalah AKU yaitu titik awal dari Tuhan. Oleh itu dalam mencari kebenaran Ilmu Allah ini terlebih dahulu engkau perlu masuk kedalam atau engkau perlu melalui JALAN DALAM supaya dengan jalan inilah kau akan tahu manakah titik awal dan kemanakah berakhirnya titik itu. Nah!!!! perhatikanlah itu, dan sesungguhnya titik akhir dan titik awal itu adalah sama jua, ianya adalah AKU yang pasti disebalik titik itu tiada apa-apa lagi kecuali kekosongan jua.
Maka yang kosong itulah ZAT, Disini bukanlah zat itu kosong maksud kosong itu adalah tidak ada pada kenyataan namun ia ada dibalik kenyataan karna tanpa nya mana mungkin titik itu akan wujud. Maknanya setiap sesuatu itu ada permulaannya akan tetapi tuhan tidak ada permulaan dan tiada kesudahannya. Dan lagi bahwa titik itu mempunyai daya dan kekuatan Azali karna titik itulah Qudratullah, Hayatullah dan ia menjadi RahasiaKU. Maka berpeganglah pada AKU itu, Segala sesuatu itu datang nya dari AKU dan AKU datang dari Tuhan. AKU yang tiada wasithah (perantara) datang langsung dari Tuhan akan tetapi sesuatu yang ada pada badan ini sama ada yang nyata atau yang akan dinyatakan ianya tetap bermula dariKU karna AKUlah yang mengadakan sesuatu untuk sesuatu dari sesuatu menuju ke sesuatu.
Perhubungan dan kesedaran yang mendalam serta penyerahan yang total kepada Tuhan sehingga sesuatu itu tidak ada melainkan DIA atau AKU semata-mata, maka rahasia nya adalah proses semula jadi akan berlaku secara automatik dan dengan kekuatan proses itulah mendatangkan gerak-gerak tertentu. Ianya bermula dari titik yang dinamakan TITIK AKAL, kemudian ia akan di transferkan kepada TITIK DAYA kuasa yaitu KUDRAT maka proses akan terjadi GERAK mulai berlaku. Disini aku menyebut titik akal sesungguhnya titik akal itu berasal dari titik awal jua yaitu (AKU). Tempatkanlah AKU itu pada tempatnya antara badan, diri dan AKU serta tuhan bolehlah di ibaratkan umpama gula, manis, rasa dan nikmat itu lah ibaratnya. Berbalik kepada hal titik itu tadi ketahuilah titik awal itu namanya ROHULLAH (KETUHANAN) dan dari titik itulah nyatanya DIRI (RUHANI) dari rohani inilah RASA mula terasa pada badan namun kesemuanya ini bergerak serentak bukan bergerak berasing asingan dia umpama lampu dan suis apabila suis dibuka lampu terus Menyala.
Itulah rahasianya, Ingat-ingatlah TUHAN dan AKU (titik) itu jauhnya tiada antara dekatnya tiada berbatas.Pandanglah ia dengan RASA bukan dengan MATA. Ianya ada tetapi tidak ada, nyata pada engkau bila engkau tidak ada maka nyatalah ia. Adakanlah PENGAKUANmu pada Tuhanmu, BADAN yang kau terima itu untuk kau guna menyatakan pengakuan dan mengadakan bakti KEHAMBAANMU
itu. Dari titik sampai ke titik jua dan dibalik titik itulah rahasia tak terungkap oleh makhluk karna ianya adalah ZATULLAH. Ketahuilah olehmu bahawasa nya selagi kau merasa dan memandang akan adanya ujudmu itu pada keadaan ini maka kau belum lagi sampai kepada penyatuan yang sejati. Penyatuan ini bukanlah bererti kita dan Tuhan bersatu pada tempat yang sama karna mana mungkin dua hal yang berbeda menduduki pada tempat yang sama .. ini tidak mungkin terjadi dan tak akan terjadi. Akan tetapi penyatuan yang dimaksudkan ini adalah ia (insan) itu memandang akan segala yang ujud ini adalah kenyataan bekas dari azali yaitu Tuhan, ke-akuan diri pada menyatakan kewujudan Tuhan secara menyeluruh inilah yang di kehendaki, Oleh itu kita haruslah memahaminya dalam arti kata yg sebenarnya.
Penampakan atau kezahiran pada barang yang ujud zahir mahupun ujud batin itu adalah semuanya itu dalil dan ia sememangnya Kenyataan Tuhan pada Sifat Az-zhohiru (yang zahir) karna ujud itu hanyalah satu jua pada nisbah wujud yaitu ZATULLAH, Maka yang lain itu adalah kenyataan wujudanya. Penyatuan yang aku maukan ini adalah penyatuan yang hakiki bukan bersatu aku dan Tuhan.
Itu dengan makna kita dan Tuhan berada pada satu tempat akan tetapi ia membawa makna bahwa Tuhan itulah yang wujud dan aku ini ganti nama bagi Sifat Kewujudan nya. AKU adalah Esa dari Ke-esaan Tuhan, ia dinamakan Sifat yang ternyata dari alam zat. Setelah nyata nya AKU maka Zat itu telah ghaib didalam sirrku. Kini yang dilihat dan dirasa itu adalah Sifat Kenyataan Zat-Ku. Oleh itu kalau engkau selidiki maka tidak lah ada percampuran didalam hal penyatuan ini. Esaku menyatakan Tuhan umpama bayangan pada cermin.mana mungkin bayang atau gambaran didalam cermin itu menjadi dua kalau yang diluarnya satu objek saja. Ini bermakna ianya satu diluar dan menunjukan satu itu pula adalah didalam cermin itu, maka tiada dua lah ia melainkan satu jua.
Perjalananku melakukan penyatuan dengan mengadakan Pengakuan dan Penyaksian yang hakiki pada hakikat ku sendiri yaitu Tuhan. Hadrat ilahi lah yang meleburkan ke-akuanku pada fahamanku yang mengatakan aku ini ada dan aku ini lain nya dan apabila hampirnya aku pada maqamku yaitu Ketuhananku maka aku yang dulunya ada engkau telah menjadi tiada karna bersatunya AKU dan tuhanku. Maka disitu TIADA LAGI SIFAT melainkan ZAT semata-mata ini dapat ku tahu apabila aku merasai aku hilang perasaanku pada keadaanku sendiri. Fahamkanlah ini bukan aku mengaku aku ini Tuhan akan tetapi aku mengatakan aku ini ujud yang menyatakan ujudanya Allah, tanpa aku dia (Allah) tidak akan Nampak wujudanYA nya karna AKUlah yang menyatakan nya.
SYUHUDUL HAQ FIL HAQ, Memandang Yang Esa pada Ke-esaan, yakni Nur kepada Zat. Kalam Hakikat berkata, AKU adalah ZAT menyatakan akan KetuhananKu melalui Penyataan atau Pentajallian Sifat dan Af'alku pada Kezahiran Ujud Malakut. Hal ini membawa maksud kepada faham Hakikat Wahdatul Ujud (wujud yang satu). Huraian nya: Asal mula hidup ini adalah Zatul Haq jua adanya dan ia adalah puncak segala-galanya pada engkau ini. Kemudian Zat pada masa itu adalah pada martabat AHDAH lalu ia menyatakan akan TajaliNya yang pertama yaitu Nurullah (AKU) dan apabila Nurullah itu nyata maka Zatul Haq lenyap dari kenyataan dan ia menjadi Rahasia bagi Nurullah.
Pada martabat ini ia menyatakan Syahadatnya (la ilaha illa ana). Kemudian Penyataan dari Nurullah itu maka terbitelah Nur Tajalli Sifat yaitu Nur Muhammad Abu Arwah. Disinilah bermulanya Era Ketuhanan dan Kehambaan apabila Nurullah berkata Alastu birabbikum dan Nur Muhammad menjawab qoolu bala syahidana ya rabbi. adakah aku ini Tuhanmu, ya bahkan engkaulah Tuhanku. Selepas daripada itu Alam Taqdir bermula bagi menyatakan Zamani Makhluk pula, yaitu penciptaan jasad dan seterusnya. Maka disini aku tidaklah mau menghuraikan secara detail akan tetapi cukup sekadar renungan saja. Kesimpulanya: Asalku adalah Zat menyatakan akan Sifat (Ketuhananku) pada keadaanku dan menyatakan Af'alku pada Kebesaranku, dan aku kembali kepada Zat jua. Kalau ku diam maka Kenyataan Af'alku tiada. Kalau ku bertukar Alam Kenyataan Sifatku tiada, tetapi kini aku berbadan makanya AKU bersifat dan ber-af’al. Itulah AKU.
Zat = diri
Allah = nama bagi zat
Aku = ketuhanan (sifat)
Diriku = nur penyataan (muhammad)
Badan = bekas (adam)
Dan kini aku diluar bernama insan dan dialam Ketuhanan disebalik itu akulah.
No comments:
Post a Comment