Wahai, Aku berniat menyatakan hidupku yang sempurna, hidup yang sudah bernama Allah. Terang sempurna dalam pengertianku, aku nyata dari kenyataan dan selamanya aku tetap bernama Allah. Aku tidak menutupi hidupku: Sesungguhnya aku adalah Allah (Aku Menjaga ketunggalan dalam keesaanku), Dan aku junjung martabatku, yang tidak berpisah dengan kekasihku Muhammad yang menjadi junjunganku. Selamanya aku beserta junjunganku, menjalin rasa dengan junjunganku, mengikuti kenyataan junjunganku sebagai Rasulullah. Aku awali dalam pengertian, menyatakan asalku, Aku berasal dari kenyataan dan selamanya hidup bersama kekasihku. Sekembalinya kekasihku menjalani kenyataan kepadaku, tanpa ada halangan dari godaan prasangkanya terhadapku.
“Ana inza dzonna a’bdi wa ana maa’hu izaazakaronii, fain zakaronii nafsihi zakartuhu fii nafsii” Aku (Allah) menurut prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepada-Ku. Jika ia ingat kepada-Ku dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku (Hadits Qudsi Riwayat Bukhari). Dengan keinginanku yang ingin dikenali. Aku menyatakan Kesucian-ku atas penciptaanku. Aku menyatakan rahasia kejadianku. Aku (Allah) adalah perbendaharaan yang tersembunyi (Ghoib). Aku ingin memperkenalkan siapa Aku, maka Aku ciptakan mahluk. Oleh karena itu Aku memperkenalkan diri-Ku kepada mereka. Maka mereka mengenali Aku (Hadits Qudsi).
AKU YANG MAHA SUCI TERANG DENGAN KEINGINANKU (Membuka dengan Nur-ku),
NURRULLAH (Melaksanakan, Turun Cipta, Mencipta),
NUR MUHAMMAD (Mengisi, Turun Rasa, Merasai),
NUR ADAM (Bergerak, Turun Rasa, Menginginkan),
NUR MANI (Menyatu, Dalam Rasa dan Keinginan, Menjadi),
MANUSIA SEMPURNA (Hidup Sempurna membawa wujudku, menjalani kenyataaan Rasa, Rasa-ku),
Segala puji hanya bagiku, aku yang telah menciptakan kekasihku dengan kesucian-Ku. Untuk kekasihku bersyukur kepada keinginan suci-Ku, aku menjaga kesucianku. Karena sesungguhnya Nur Mani itu berasal dari tempat yang suci (Qudus), dan dengan af’al-Ku menyatukan anasir penciptaan berwujud menjadi mani, seketika itu dengan segala pernyataan-Ku, Aku mewujudkan Baitul Muqoddas. Yang sebagai tempat kesucian-Ku yang diakui oleh seluruh hamba-Ku. Sudah menjadi kenyataan hidup, mani yang suci akan berpindah pada tempat yang suci atau bumi yang suci (Rahim Ibu), ketika ada rasa suci yang ku utus dalam dirinya (Rasa Birahi) bertemu unsur lelaki (Sperma) dan perempuan (Ovum). Tidak ada godaan seketika itu nyata dalam kenyataan suci. Asal dari tempat suci dan akan kembali kepadaku yang Maha Suci. Semua sudah menjadi kenyataan Fitrah, lahir sebagai Insan Kamil. Sebagai insan kamil yang mendapat cintaku, kurestui anak keturunanmu itu Nyata keturunanku suci bersamaku, mendapat hak dari pernyataanku Yang Maha Suci.
RAHASIA PERWUJUDAN BADAN MENUJU INSAN KAMIL KETIKA DI BUMI SUCI (RAHIM IBU): Engkau harus menyadari ketika di bumi suci (rahim ibu) engkau mendapat cipta rasa dari-ku. Bertahta menjadi badan sempurna: ketika engkau berumur 40 hari, masih berwujud mani, bertahta dalam permulaan badanmu. Dengan restu-ku Yang Maha Suci, mani menggumpal menjadi titik (o), pertanda ada hidup yang dihidupi oleh zatku (Dzatullah). Ketika engkau berumur 80 hari, bergerak membungkus mani, bertahta dalam perlindungan badanmu. Dengan restu-ku Yang Maha Mulia, mani membentuk huruf Mim (م), pertanda adanya sifat yang di sifati oleh sifatku (Sifatullah).
Ketika engkau berumur 120 hari, aku menumbuhkan badanMu, bertahta dalam tujuan badanmu. Dengan restu-ku Yang Maha Menyertai, mani membentuk huruf Alif (ا), pertanda ada asma yang diasmai oleh aku Yang Maha Menyertai (Asmatullah). Ketika engkau berumur 140 hari, aku menyambungkan engkau menjadi wujud yang terpelihara, bertahta dalam menguatkan badanMu. Dengan restu-ku Yang Maha Kuat, mani membentuk huruf Dal (د), pertanda adanya af’al (perbuatan) yang di af’ali oleh af'al-ku (Af’alullah). Ketika engkau berumur 270 hari, engkau tidak kekurangan, membuka pintu salam menjalani kenyataan, bertahta dalam sampurnanya badanmu. Dengan restu-ku Yang Maha Mengenali, engkau hidup mengenali Aku. BadanMu dari kepala sampai kaki membentuk huruf: MIM - HA - MIM - DAL. pertanda ada perjalanan hidup dari AF'AL - ASMA - SIFAT - kembali pada DZATKU, sempurnalah badanMu menerima Kodrat Iradat Insan Kamil. Engkau harus teguh membawa badan, menjaga cipta rasa-ku. Dan aku tidak mendustai kenyataan-Mu. AKu menciptakan mu untuk mengenali-Ku. Nyata atas martabat badanmu, YA TITIK - YA MIM - YA ALIF - YA DAL.
NYATA ATAS MARTABAT BADANKU: TITIK: bertempat pada kemaluan. Adalah pencarian menuju Baitul Muqoddas atas perjuangan, menjaga kesucian (kemaluan) untuk memulai pencarian, aku tidak kesamaran, bahwa engkau Muhammad ada bersamaku. MIM: bertempat pada kepala, adalah pencarian menuju Baitul Makmur atas semangat, menjaga apa yang ada di dalam kepala untuk membangkitkan pencarian, membersihkan untuk mengikuti Muhammad yang terpuji dalam menjalin rasa terpuji bersamaku. ALIF: bertempat di dada dan disamarkan ia adalah tempat pencarian untuk menuju Baitul Muharram atas kepercayaan, menjaga apa yang ada di dalam dada untuk menemukan pencarian, membersihkan apa yang ada di dalam dada, untuk mencari alif dalam kenyataanku. DAL: bertempat di kaki, adalah sarana pencarian menuju Baitul Muqoddas, Baitul Makmur, dan Baitul Muharram dalam mencari Aku Yang Maha Tunggal, berkumpul menjadi satu dalam kenyataan insan kamil.
RAHASIA PENYATUAN ZAHIR BATIN ALLAH MUHAMMAD DAN MENERIMA PINTU KELUAR MASUK HAWA (LUBANG SEMBILAN KETIKA DI BUMI SUCI ATAU RAHIM): Aku bersaksi, bahwa aku adalah Allah, sempurna muhammad kekasihku menyatu zahirMU batinKU dengan jalan sembilan yang sebagai penyambung adalah sebagai berikut: Ketika berumur satu bulan, kuberikan hidup untuk menerima sifat (Bakal menjadi rongga mulut). Ketika berumur dua bulan, kuberikan warna zahir - batin untuk menerima sifat (Bakal menjadi lubang hidung kanan). Ketika berumur tiga bulan, kuberikan akal untuk mengenali jodoh alam, rezeki alam, sebab akibat alam, dan mati kembalinya alam, hal - hal untuk menerima sifat (bakal menjadi rongga mata kanan). Ketika berumur lima bulan, kuberikan otot untuk menerima sifat (bakal menjadi rongga mata kiri). Ketika berumur enam bulan, kuberikan tulang untuk menerima sifat (bakal menjadi lubang telinga kanan). Ketika berumur tujuh bulan, kuberi rambut, kuku, darah, daging untuk menerima sifat (bakal menjadi lubang telinga kiri). Ketika berumur delapan bulan, kusambungkan dengan saudara empat kelima pusat untuk menerima sifat (bakal menjadi lubang anus atau dubur). Ketika berumur sembilan bulan, kuberikan cipta rasa untuk menerima sifat bakal menjadi lubang kemaluan (jalan depan).
Setelah itu diatur dalam singasana hidup untuk menjaga badan, mengolah akal, budi, hati serta menghiasi jiwa, menata rasa, memperindah cahaya, memasuki kerajaan hidup kemudian dibawa semuanya untuk menjalani hidup. Setelah itu keluarlah engkau dari bumi suci (rahim) untuk menjalani hidup mulia dan menerima kepastianku guna menikmati hidup yang tanpa kekurangan, sejalan dengan itu engkau harus bersyukur kepadaku dalam mengabdikan hidup yang terang benderang. “Inna kholaqnal insaana min nuthfatiin amsyajin nabtaliihi fajaa’lnahu samia’n bashiiroon”. Sesunguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat.
MEMASUKI ALAM BADAN: wahai kekasihku Yang aku Muliakan, aku menerima kehendakmu atas kemulian badanMu dan bersaksilah pada apa yang telah aku satukan dalam zahir batinmu. Ku buka pintu hidupmu, memasuki hidup dalam singasana-Ku: ku buka pintu hidupmu (ubun-ubun) memasuki daya ciptaku (Otak) kuwarnai dengan keinginanku, (pernik) menghiasimu dengan pengertianku (budi pekerti) menjelaskanmu pada indraku (Penglihatan, pendengaran, pengucapan, peciuman, dan peraba), semua kuatur dalam nafas muliamu meresapinya mendamai qolbu mu, menerima pengulangan keraguan hidupmu, ku kumpulkan dalam jantungmu, meyakini kodrat irodatku memuja dan memujiku dalam jiwamu menduduki rasa pengakuanMu dalam tahta singgasana- Ku, tunai-lah sudah kebahagianku kewajiban badanmu, menurunkan keturunan mengawalinya dengan kehendak cipta rasaku, merestui hasrat mustika suciku (Kemaluan) menyediakan tempat rahasia-Ku (Mani) menyatukan unsur ciptaan-Ku (Tanah, Api, Angin, Air) mewujudkan wujud keturunanMu kembalinya engkau kepadaku, aku merestui anak keturunanMu menunjukkan jalan mudah bersama-ku, membisikkan ketetapan-Ku.Sekarang selamat, besok selamat, sekarang mulia, besok mulia, sekarang hidup besok hidup.
BADAN ISLAM BADAN SEMPURNA: Aku merestui, sesungguhnya badanMu badan islam (selamat), didalam badanMu yang islam ada akal - budi - hati yang bening, dan didalamnya ada tempat pengertian keselamatanku antara lain:
IMAN: engkau beriman bukan karena paksaan, yang mengimankan badan, yang mengimani batin akan Aku Yang Maha Nyata. Merasa tidak berpisah denganku, terang tiada ada batas. Sempurna rasa badanMu dan jiwaMu, ya badan ya jiwa, ya jiwa ya badan. Bersatu sempurna bersama Ruhullah, Ruhullah menyatu dengan Dzat-ku. nikmati dunia akhirat bersamaku.
TAUHID: engkau mengesakan Aku dengan mentauhidkan badanMu, yang ditauhidkan batin dalam ke Esaan-Ku. Rasa menyatu dalam sepanjang hidup, tunggal rasa dengan jiwa, tidak ada bedanya. Tunggal Dzat, sifat, asma, af’al. menyatu jadi sifatnya tauhid. Rasa hidupMu menyatu dalam Dzatku Yang Maha Tunggal. Badan terbuka keluar cahaya, merasakan rasa di dalam rasa hidupMu. Bukan rasa apa-apa, hanya rasa hidup bersama-ku Yang Maha Tunggal.
MARIFAT: engkau mengetahui apa yang harus engkau ketahui. Yang mengetahui badanMu, yang diketahui batinKu, dalam pengetahuan Aku Yang Maha Mengetahui. Karena sesungguhnya yang memberi tahu itu sudah ada dalam dirimu, dan apa yang ingin diketahui sudah ada dalam dirimu. Tidak akan berpisah pengetahuan itu, siang, malam waspadalah dalam mengetahui. Zahir batin membuka apa yang di ketahui. Sempurna pengetahuanMu apabila sudah nyata apa yang engkau lihat itu adalah Aku, Aku yang sebagai rahasiaMu, diakui Sirrullah, di namakan Nurullah. Terang benderang menyinari alam semesta. Sempurna ma’rifatMu dengan tidak ada halanganMu sendiri.
ISLAM: Selamat zahir batinMu, pasrah tanpa menyerah. Selamat dalam siang dan malam, yang bersahadat ya zahir ya batin, yang shalat ya zahir ya batin, yang puasa ya zahir ya batin, yang zakat ya zahir ya batin, yang haji ya zahir ya batin. Sahadat pengetahuan suci, sholat tanpa batas, zakat tidak mengenal waktu, puasa awas kepada adanya Aku, haji tidak pernah merasa berpisah dengan-Ku. Zahir batin nyatanya islam (selamat). Engkau sesungguhnya badan islam, islam sesungguhnya ya badanMu. Hidup selamat tanpa halangan.
MA’RIFATNYA BADAN: Menyatu dalampengertianku, ma’rifat itu tidak ada pisahnya. Alam semesta ini tunggal dengan diriku, sebadan, senyawa, sekulit, sedaging, ya sehati, ya serasa. Menyatu dalam alam Hidayatullah. Dengan kuasa-Ku menyatu dalam wujud Insan Kamil.
JALAN MENUJU KEBAIKAN itu Laillahaillallah: engkau menyatu dengan kekuasaan-Ku. Sesungguhnya apa yang di bumi ini, api, air, batu, tumbuhan, hewan, semuanya merasuk menyatu pada telapak kakiku. Bijaksana didalam perbuatanku (af,al), diakui alam Nasut.
WUJUD ADANYA HIDUP itu Lamaujuda illallah: engkau menyatu dengan keperkasaan-Ku. Sesungguhnya apa saja yang di alam raya ini, baik itu matahari, bulan, bintang, mega, hujan, kilat, halilintar, semuanya menyatu merasuk sejiwa di dalam pusarku. Bijaksana didalam penamaan (asma), diakui alam malakut.
DAERAHNYA DAT itu Lamahmuda illallah: engkau menyatu dengan kebesaran-Ku. Sesungguhnya segala puja dan puji, ya kalam ya lauhfulmahfud, ya surga ya neraka, semua merasuk sejiwa serasa di dalam dadamu. Bijaksana didalam sifatmu (sifat), diakui Alam Jabarut.
SIFATNYA RASA itu Lafailla illallah: engkau menyatu dengan-Ku Yang Maha Mengenali Diri, memandang keluasan-Ku. Dan engkau mengerti adanya hijabul Rahman. Seluruh keadaan Ghoib (hidup Halus) halusnya af’al, halusnya asma, halusnya sifat, halusnya alam ketuhanan, semua merasuk sehidup didalam kepalaMu. Dari itu engkau menerima adanya dinding Jalalullah, sebagai tanda bijaksana di dalam pengetahuanMu. Bijaksana di dalam hidupMu, diakui Alam Lahut. Karena kuasa-Ku, seluruhnya menyatu sejiwa di dalam badanMu. Adanya alam kasar dan alam halus ini diadakan hanya karena penciptaanMu. Atas dasar kenyataan itu, engkau kuat dalam penyatuan. Sempurna rasa luar dalamMu aku yang meliputi, menerima kerajaan-Ku yang sudah ada dalam diriMu sendiri. “Qul Allahumma ma likal mulki tuktiil mulka man tasyaa” Katakanlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki (Q.S . Ali Imron: 26).
AF’ALNYA BADAN: engkau berniat menata hidupMu, hidup yang sesuai dengan kehendak suciku. Membuka tanpa ragu kekuatan cipta suci, untuk memasuki cipta qolbuMu, menjelaskan prasangka hidup pada nafsu suci, membimbing jiwa menuju pada penempatan hidup, merasakan menunaikan kebenaran rasa hidupMu, yaitu hidup yang bertahta pada perbuatan hidup (syareat), bertahta pada caraMu menjalani (tarekat), bertahta pada kebenaran (hakekat), untuk menuju tahta ku yang Maha Mengatur hidupMu. Engkau menata hidupMu, ketika Engkau: berdiri, ruku, sujud, duduk, tidur, bangun tidur, makan.
BERDIRI: engkau berdiri karena menyatu dengan anasir tanah yang ada di badanMu. Membawa pengertian syare’at (peraturan hidup). Bertahta dengan nafsu Lawwammah, mengatur perbuatanMu dalam menjalankan peraturan suciku, untuk menyatu dengan perbuatan-Ku Yang Maha sampurna.
RUKU: engkau rukuk karena menyatu dengan anasir api yang ada di badanMu. Membawa pengertian tentang penamaan hidup, dalam mengenali cara kehidupan (tarekat). Bertahta dengan nafsu amarah, melaksanakan cara hidup suci. Mengenali aku Yang Maha Membimbing.
SUJUD: engkau sujud karena menyatu dengan anasir angin yang ada di badanMu. Membawa pengertian kebenaran hidup (hakekat). Bertahta dengan nafsu shufiyah, menjalankan kebenaran menuju kebenaran-Ku, mengenali aku Yang Maha Benar.
DUDUK: engkau duduk karena menyatu dengan anasir air yang ada di badanMu. Membawa pengertian waspada dalam hidup ini (Ma’rifat). Bertahta dengan nafsu Mutmainah, menyiapkan kewaspadaan, menuju kenyataan hidup. Mengenali aku Yang Maha Mengawasi.
TIDUR: engkau tidur memasuki alam dalam badanMu, engkau masuk menenangkannya, menyadarkan hati untuk menghadap-nya, tenggelam jiwaMu mencari-Ku, menikmati rasa hidup bersama-Ku. Damai tidurMu bersama aku Yang Tidak Pernah Tidur.
BANGUN TIDUR: engkau bangun matamu terbuka, membuka kehidupan, menjelaskan pada badan tentang kesempurnaan, menenangkan hati untuk siap menghadapi kenyataan hidup, menentramankan jiwa menerima kenyataan, mawas diri terhadap apa yang terjadi, mengenali hidup bersama-Ku Yang Maha Menghidupi.
MAKAN: engkau memakan mahluk sudah menjadi kehendak-Ku. Pertanda adanya Yang Maha Menciptakan. Sudah menjadi kepastian hidup, ada kehidupan pasti ada makanan. Semua ini sudah menjadi hukum-Ku atas segala pengakuan Yang lama dibarukan, yang baru diakui, yang diakui akan kembali kepada aku Yang Maha Mengembalikan. Karena perputaran ini engkau mengikuti dengan tidak ada henti, menerima salam dariku Yang Maha Menciptakan wujudMu. Menuju wujud yang diakui oleh-Ku.
:Wa thoa hiru a’bdi fahuwa robbaa: Zahirnya hamba, menunjukkan adanya Aku, Wa batinul a’bdi fahuwa wujuudullah”: Didalam batinnya hamba itu, ada nya Aku. Engkau akui apa yang engkau perbuat itu (makan) menjadi penyambung kehidupan. Mengikuti peraturan kehidupan. Menjalankan perputaran anasir air, angin, api, tanah. Untuk mengikuti perputaran ini engkau tidak akan melawan, karena perlawanan itu adalah penghancur hidupMu sendiri. Engkau harus ikhlas, karena dengan begitu engkau mudah menuju wujud yang aku akui.
MINUM: engkau meminum air sudah menjadi keinginanMu, menuju tarik - menarik nya anasir air. Luar dalam saling menarik membutuhkan dan saling melengkapi. Menandakan adanya aku Yang Maha Memberi. Badan anasir luar dalam anasir, menyatu tanpa pisah. Badan mencari air, air menghidupkan badan. Bertemu di dalam badan menjalani kehidupan bersama aku Yang Maha Menghidupkan.
MENGISI BUMI: engkau duduk mengisi bumi, jatuh tinjaMu, engkau tinggal di bumi. Menyebar dzatMu menjadi penyubur bumi: Tinja yang warna putih jatuh di bumi, berkumpul dengan air bumi, menjadi daya air bumi, rembes di bumi menjadi pendingin (awalnya penyubur), diakui cipta jadinya karena makanan yang engkau makan mengandung anasir air, masuk ke dalam tubuhMu bertemu daya sempurnanya nafsu Muthmainah. Tinja yang warna kuning jatuh ke bumi, berkumpul dengan hawa bumi (angin), menjadi daya angin bumi, meresap di bumi menjadi penyubur. Diakui cipta jadinya karena makanan yang engkau makan mengandung anasir angin masuk ke dalam tubuhMu bertemu dengan daya mulianya nafsu Shufiyah. Tinja yang warna merah jatuh ke bumi, berkumpul dengan api bumi, menjalar di bumi menjadi penyubur. Diakui cipta jadinya karena makanan yang engkau makan mengandung anasir api yang masuk ke dalam tubuhMu bertemu daya kuasanya nafsu Amarah. Tinja yang warna hitam jatuh ke bumi, berkumpul di bumi, menjadi daya bumi, merambat di bumi menjadi pendorong pertumbuhan. Diakui cipta jadinya karena makanan yang engkau makan mengandung anasirnya tanah, masuk ke dalam tubuhMu bertemu daya kuatnya nafsu Lauwwammah. Engkau akui ada hidup ya ada makanan, Sudah menjadi kehendak-Ku Yang Maha Menyuburkan. Dari itu untuk melaksanakan kewajibanMu, ketika engkau membuang hajat besar engkau harus diam mengheningkan cipta menyadari kebesaranKu yang ada pada badanMu. Setelah engkau membuang hajat besar, engkau bersihkan dari badanMu, sebagai tanda engkau tidak pelit dan bermanfaat sebagai Insan Kamil.
MUDA KEMBALI: engkau mengeluarkan air (hajat), sudah menjadi kuasa-Ku, keluar air empat warna menjadi daya kehidupan dibumi: air yang warna putih, dayanya mengembalikan kehidupan bumi, yang tua dilayukan. Diakui cipta jadinya karena menyatunya air luar (minuman) dengan air dalamMu (bawaan badan), kemudian diterima sempurnanya Roh Idhofi yang ada dalam tubuhMu. Diakui hujan air bani (Terus Menurunkan). Air yang warna kuning, dayanya merontokkan kehidupan bumi, yang layu di rontokkan, diakui cipta jadinya karena menyatu air luar (minuman) dengan air dalamMu (bawaan badan), kemudian diterima mulianya Roh Rahmani yang ada di dalam tubuhMu. Diakui hujan air Bai’at (Pengangkatan). Air yang warna merah, dayanya mematikan kehidupan bumi, yang rontok di matikan. Diakui cipta jadinya karena menyatunya air luar (minuman) dengan air dalamMu (bawaan Badan), kemudian diterima kuasa nya Roh Rohani yang ada dalam tubuhMu. Diakui hujan air Badri (Mempercepat). Air yang warna semu hitam, dayanya menumbuhkan kehidupan bumi, yang mati di hidupkan kembali (Yuwa atau Muda Kembali). Diakui cipta jadinya karena menyatunya air luar (minuman) dengan air dalammu (bawaan badan), kemudian diterima kuatnya Roh Jasmani yang ada dalam tubuhMu. Diakui hujan air Ba’ats (Kebangkitan).
Demi perintahku, engkau menjalani perintah tubuhMu. Dikala buang hajat kecil engkau mengheningkan cipta murni menyadari kekuatan-Ku yang ada pada tubuhMu. Dan setelahnya kau bersihkan jangan sampai ada yang tertinggal, terbawa manfaat apa yang telah menjadi kodrat Insan Kamil.
Engkau mengikuti gerak alam ini, kau tahu Aku-lah penggerak-Nya. Demi persatuaan yang tak terpisah, engkau membaca namaKu Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang di setiap engkau mau menjalani gerak hidup ini (af’alnya tubuh). Bismillahirrohmanirrohiim itu adalah ASMANYA TUBUH yaitu Segala puji bagiKu yang telah menciptakan hidupMu yang sempurna. Ada tubuh ada asmanya (nama), ada asma ya nyatanya tubuh. Ya aku asma tubuh yang nyata diakui oleh Asma-ku: Ya aku wujud tunggal, bertempat pada seluruh tubuhMu. Diakui asmaku Abdul Jamal (Hamba Allah Yang Indah Rupanya). Nyata luar dalam wujud sempurna diakui oleh Aku-ku. Ya aku cipta laksana, bertempat pada akalmu. Diakui asmaku Abdul Khaliq (Hamba Allah Yang Mencipta). Nyata luar dalam ciptaku. Ya aku maha perkasa, bertempat pada nafsuMu. Diakui asmaku Abdul Aziz (Hamba Allah Yang Maha Perkasa). Nyata luar dalam gerak-ku. Ya aku Sukma, bertempat pada jiwaMu. Diakui asmaku Abdul Latif (Hamba Allah Yang Maha Halus). Nyata, luar dalam adalah aku. Ya aku Tunggal rasa, bertempat pada RasaMu. Diakui asmaku Abdul Hamid (Hamba Allah Yang Maha Terpuji). Nyata, luar dalam rasaku. Ya aku nur muhammad, bertempat pada cahaya peneranganku. Di akui asmaku Abdul Karim (hamba Allah Yang Maha Mulia). Nyata luar dalam ya Nur-ku. Ya aku maha Agung, bertempat pada hidupMu. Diakui asmaku Abdul Jabar (Hamba Allah Yang Maha Agung). Nyata luar dalam hidupmu sempurna bersamaku). Tiada daya dan kuasa, zahir batin-luar dalam milik-ku semata.
SOPAN SANTUN HIDUP MEMBAWA ASMA: Tidak ada halangan dalam hidupMu untuk menerima kekuasaanku, menjalani dengan sifatnya Rosulullah, melakukan dengan kelakuannya Bapak Adam. Sudah menjadi penyatuan dalam hidupMu:
1. Jika menyatu denganku. Nyata pengertiku, meresap di dalam cipta, terbuka di dalam rasa, kumpul dalam kehendak menghadapku (rasa). Merasa tidak berpisah bersamaku, terang benderang dalam Esaku.
2. Jika menyatu dengan Baginda Rasullallah. Nyata rasaku di dalam menyaksikan tubuhMu yang sempurna dan tidak ragu pada pengetahuan penciptaan tubuhMu. Sempurna hidup tidak berpisah dengan Rasulallah.
3. Jika menyatu dengan Bapak Adam. Nyata hidupmu bermanfaat bagi seluruh alam dan menjadi asma terpuji:
Aku menggelar di alam semesta dengan Roh idhofi, diakui Adam Awal. Rata menggelar menyatu dengan anasirnya air, menjadi sumbernya alam. Di asmai Abdul Wahid. Aku merambah di alam semesta dengan Roh Rahmani, diakui Adam Muhyi. Rata merambah menyatu dengan anasir angin, menjadi penghidupan alam. Di asmai Abdul Muhyi. Aku menjalar di alam semesta dengan Roh Rohani, diakui Adam Qahar. Rata menjalar menyatu dengan anasirnya api, menjadi penentunya alam. di asmai Abdul Qahhar. Aku berada dialam semesta dengan Roh Jasmani, diakui Adam Akhir. Rata berada dengan anasirnya Tanah, menjadi perwujudan alam. Di asmai Abdul Jalil. Aku hidup dengan bangsa Adam, hidup tarik menarik dengan anasirnya: air, angin, api, tanah. Nyata sempurna menurunkan dzurriyyat Adam (keturunan), diakui Bani Adam. Di asmai Abdullah. Menyatunya engkau danganku, dengan Baginda Muhammad Rosulallah, dengan Bapak Adam. Itulah sejatinya Sopan Santun HidupMu.
SIFATNYA BADAN: engkau hidup membawa badan, menyatakan perbuatanku, memberi nama dari apa yang telah engkau ketahui, mengenali sifat dari apa yang telah engkau rasakan. Jelaslah kenyataanku, aku berbuat dari sifatmu, kemudian aku menjelaskannya dengan memberi nama, sebagai tanda pengenalanku terhadap apa yang telah engkau ketahui dalam sifat dan perbuatanku. Perbuatanmu, sifatmu, penamaanmu, semua kembali pada arah kehidupan. Mengikuti kepastianku, mengembalikannya pada hidupku. Yang berasal dariku akan kembali kepadaku. Engkau semestinya bersyukur kepadaku yang telah menciptakan perangkat hidup yang telah menyatu pada badanMu. Demi Insan Kamilmu engkau menjaga:
MULUT: engkau di beri mulut, dicipta oleh Aku Yang Maha Berbicara. Dijelaskan penamaan-Nya (Asmaku), untuk menyampaikankeinginan-ku. Dengan mulut Insan Kamilmu, engkau berbicara dengan perasaanmu, menyampaikan kebenaran hidup. Pada mulutmu menjadi pintu Lauwwammah, sebagai jalan syare’atku (Usaha Hidup). Membuka kenyataan mengenali aku Yang Maha Menyampaikan, atas segala apa yang aku inginkan. Dan aku memasuki alam badanmu menemui hati sanubarimu membuka rasa dari apa yang engkau bicarakan, menyatukannya dengan rasa kebenaran, menuju haqqullah mencapai sampurnanya pengucapan. Bijaksana didalam hidupmu, aku menjaga mulutmu dari apa yang masuk (makanan dan minuman), dan dari apa yang keluar (pengucapan). karena semua itu menjadi pertaliannya roh, dan bertahta pada roh jasmani.
TELINGA: engkau diberi telinga oleh Aku Yang Maha Mendengar, di jelaskan Rahman Rohiimku, untuk mendengarkan kasih sayang-ku. Dengan pendengaran Insan Kamilmu, engkau mendengar dengan perasaanmu, menikmaati irama illahi, mengenali aku Yang Maha Mengajarkan. Pada telingamu menjadi pintu nafsu amarahku, sebagai jalan mengenali petunjuk hidupku (Tarekat). Membuka kenyataan mengenali aku Yang Maha Memberi Tahu, atas segala apa yang telah menjadi penentuan-Nya. Dan aku memasuki alam badanmu menemui hati maknawimu membuka perintah rasa dari apa yang telah engkau dengar, menyatukannya dengan pemahaman rasa hidupmu, menuju Haqqul Adam, mencapai pengajaranku. Memuliakan di dalam hidupmu, aku menjaga pendengaranmu, dari tinggi rendahnya pengucapan. Karena semua itu adalah pendengaran rohku, dan bertahta pada Roh Rohani.
HIDUNG: engkau diberi hidung, dicipta oleh Aku Yang Maha Mengenalkan. Di jelaskan aku yang mulia, untuk mengenali kesempurnaan penciptaan-ku. Ada wujud ya ada gerak, ada gerak ya ada bau pengenalan. Dengan hidung Insan Kamilmu, engkau mengenali bau kepastian, menikmati rasa pengenalanku, mengenali aku Yang Maha Menjadikan. Pada hidungmu menjadi pintu nafsu shufiyahku, sebagai jalan mengenali kebenaran (Hakekat). Membuka kenyataan mengenali aku Yang Maha Dikenal. Atas segala apa yang menjadi kehendak-ku. Dan aku memasuki alam badanmu menemui hati sirrmu membuka sempurnanya rasa dari apa yang telah engkau kenali. Menyatukannya dengan kepastian rasaku, menuju aku Yang Maha Pasti, mencapai penghidupan akan adanya aku. Menyempurnakan di dalam dadamu, aku menjaga di dalam penciumanmu, dari bau yang telah menjadi kepastian (tidak menghina pengenal). Karena semua itu penciuman rohku, dan bertahta pada Roh Rahmani.
MATA (MANUNGGAL DAN NYATA): engkau diberi mata, dicipta oleh Aku Yang Maha Melihat. Dijelaskan Nur-ku (Nurullah), untuk melihat kenyataanku. Jelaslah sudah engkau melihat dengan aku Yang Maha Melihat. Melihat kenyataan atas keinginan Aku yang ingin di kenal. Tak samar lagi engkau melihat apa yang telah aku inginkan. Aku ada karena mengadakan kenyataan-ku. Aku mengadakan karena ingin di ketahui kenyataan-ku. Akulah yang Awal dan yang akhir yang Zahir dan yang Batin, dan aku Maha mengetahui segala sesuatu. (QS Al - Hadid: 3). Yang dimaksud dengan: yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zahir ialah, yang nyata adaku karena banyak bukti- buktinya dan yang Batin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-ku oleh akal.
Dengan penglihatan Insan Kamil, engkau melihat dengan pandangan zahir batinku. Melihat wujud mengenali penamaan-ku, di dalam mengenali penamaan-ku, engkau melihat sifat dan keinginan-ku. Tertata rapi dalam rahasia-ku. Pada matamu menjadi pintu nafsu Muthmainnah, sebagai jalan atas ma’rifatmu. Membuka kenyataan hidup mengenali wajahku. Dan aku masuki alam badanmu menemui hati fuadmu untuk menyatukan rasa dari apa yang telah engkau lihat, menuju jalullah mencapai indahnya penglihatan. Dan kepunyaanku-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajahku. Sesungguhnya Aku Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui. (Q.S.Al Baqarah: 115)
Disitulah wajahku maksudanya: kekuasaanku meliputi seluruh alam, sebab itu di mana saja manusia berada, Aku mengetahui perbuatannya, karena engkau selalu berhadapan denganku. Aku mensucikan di dalam hidupmu, aku menjaga penglihatanmu, dari apa yang menjadi penglihatanmu akan baik buruknya wujud (Menghormati Ciptaanku). Karena semua itu adalah penglihatan rohku, dan bertahta pada Roh Idhofi.
DZATNYA BADAN: Sudah nyata hidup ini, hidup yang nyata dengan Af’al, Asma, Sifat, dan Dzat-Nya Aku. Berkembang menjadi tahta hidupmu, mengenali ketetapan Dzat dan kesempurnaan-ku.
DZAT: Allah adalah asma Dzat, Dzat diberi nama Allah. Suci mulia tidak kecampuran.
DAT: Sudah nyata dan esa dzatullah menciptakan mahluk dengan keluasan-ku. Akulah yang luar dan di dalam. Dan yang berada pada mahluk itu disebut dat. Jangan salah pengertian yang namanya dat adalah Dzatullah yang meliputi manusia dan yang berada di dalam diri manusia.
Dari kenyataan ini, engkau menjalankan hidup dengan izinku. Tertata rapi menjadi kebiasaan. (A-dat).
A-DAT: Sudah menjadi kebiasaan (adat) manusia melakukan kebiasaan. Jangan samar dan jangan gegabah, manusia hidup harus berhati - hati terhadap kebiasaan yang dilakukan. Karena ketetapan Dzat itu menjadi hukum hidup manusia. Dari kebiasaan ini, engkau harus menjalani kebiasaan kepada kebenaran sesuai dengan hukumku. Tertata rapi menjadi hukum kebiasaan (Pengadatan).
PENGADATAN: Setelah manusia menjalankan kebiasaan maka manusia itu menularkannya kepada manusia lainnya. Dan dengan kepastianku, hukum kebenaran kebiasaan itu akan berkumpul dengan sesama merasakannya. Bertemu dan menjadi kepastian yang tidak berubah akan kebenaran kebiasaan (Adat Istiadat). Dari kebenaran kebisaaan ini, engkau harus menjaganya, agar terjaga hidupmu dari kebiasaan yang melanggar kebenaran. Tertata rapi menjadi penjagaan kebenaran. (Adat Istiadat).
ADAT ISTIADAT: Sempurnalah sudah pencarian kebenaran, tinggal bagaimana engkau melaksanakan kebenaran. junjung tinggilah martabat Insan Kamilmu, hormat menghormati adalah sempurnanya kebenaran, menjadi martabat kemanusiaan.
MARTABAT MANUSIA: Hidup adalah kebenaran, kebenaran adalah martabat manusia itu sendiri, dia tidak berubah dari kebenaran, tetap kuat dalam keyakinan kebenaran, karena jalanmu itu harus di tempuh dengan sabar dan berhati-hati, untuk menuju hidup terang bersamaku.
TERANG: Aku menerangi hidupmu dengan jalanku, menikmati kebenaran yang telah menjadi kebiasaan hidupmu. Karena sabar dan hati-hati itu akan menjadi tenang dan teliti. Semua itu engkau nikmatilah dengan teliti. Semua itu nikmatilah demi kesentosaan hidupmu bersamaku.
SENTOSA: engkau akan sentosa hidupnya apabila engkau mantap pada ketetapan dan kenyataan yang dijalani, menjadi kepercayaan hidup. Tidaklah berubah kemantapan dan kepercahyaan, menyadarkan diri terhadap apa yang dialami (Ma’rifat)
MA’RIFAT: engkau yang sudah ma’rifat itu tandanya mantap. Kemantapan yang berasal dari pasnya pemusatan dan kesadaran hidup. Dari itulah engkau harus berusaha terus menerus memahami kesadaran hidup, mawas diri menjaga waspada.
MANUSIA MA’RIFAT DZAT: Apabila engkau sudah menyatu dengan kesadaranku maka engkau itu akan menjadi waspada pada kesadaran keumuman dan waspada terhadap semesta alam. karena kesadaran itu berasal dari pasnya perhatian di dalam diam dan pengheningan cipta dan kewaspadaan itu berasal dari pasnya rasa kesadaran. Kemana saja tidaklah berubah, terang pikiran, mantap kepercayaan (Iman), nikmat rasa hidup. Dan kesaksian menyatakan “Hidup Tidak Kekurangan (Syukur), dan Hidup Tanpa Halangan (Yakin) “Hidup murni tanpa percampuran. Sejatinya rasa hidup itu berasal dari ketenangan yang pas, didalam ketenangan yang pas itu ada kesadaran yang pas, didalam kesadaran yang pas itu ada rasa hidup yang tidak kekurangan, dan didalam rasa yang tidak kekurangan itu ada “Hidayatullah“ yaitu Nikmat Hidup yang pas bersamaku menerima sejatinya “Ni’matullah“ Berawal dari takjub kepadaku, menjadi adanya diam tidak bersuara, tenang tanpa gangguan melompong tanpa kosong. “Jangan melihat kalau masih samar, Jangan mendengar kalau masih tuli, Jangan bernafas kalau masih belum merasa hidup bersamaku, Jangan marah kalau belum mengerti karena bisu tidak mampu mengucapkan Alif”.
No comments:
Post a Comment