Ada cerita tentang Nyamuk yang cukup menarik. Tetapi bukan nyamuk yang sekarang lagi demen di beritakan lantaran ditengarai membawa virus yang mematikan itu. Nyamuk ini justru menjadi buah pelajaran berharga bagi para perambah Jalan Tuhan. Kisahnya adalah tentang Syaikh Abul Hasan as Syadhili dan seorang muridanya yang sedang melakukan perjalanan. Saat malam tiba, Syaikh dan muridnya bermalam di sebuah hutan yang penuh dengan harimau. Tetapi Syaikh dengan nyenyaknya tidur di atas tanah, sedangkan haiwan-haiwan buas itu tidak ada satupun yang mengganggunya. Dari atas pohon, murid itu menyaksikan, justru hewan-hewan tu bergerombol, melingkari tubuh Syaikh seperti sedang menjaga beliau saja.
Giliran pada malam selanjutnya, Syaikh menginap di sebuah reruntuhan bangunan di tepi hutan. Ada keanehan yang si Murid saksikan dengan Syaikh malam itu. Semalaman dilihatnya Syaikh tidak dapat tidur dan terlihat mendesah kegundahan karena diganggu oleh nyamuk-nyamuk yang mencoba menggigit tubuhnya. Pagi harinya si Murid bertanya: "Ada yang ganjil denganmu, Tuan . Kemarin malam Tuan tampak tertidur dengan nyenyak, padahal di sekeliling Tuan banyak hewan-hewan buas berkeliaran namun semalam. Tidak ada hewan buas, Tuan malah tampak semalaman tidak dapat tidur, terganggu dengan banyak nyamuk. Tuan tidak teganggu dengan Harimau, tetapi terganggu dengan Nyamuk?"
Syaikh menjawab: "Ketahuilah, kemarin saat aku melihat banyak Harimau dan Macan Hutan disitu, maka akupun bertawakkal kepada Allah dan karena aku tidur dengan hati yang penuh kepasrahan kepada Allah, aku tidak takut kepada apapun sehingga nyenyaklah tidurku. Allah pun menjagaku dari hewan-hewan buas itu. Adapun semalam karena menganggap tidak ada hewan-hewan buas, aku tidur tidak dengan hati yang berserah kepada Allah, maka nyamuk-nyamuk pun dapat mengganggu tidurku.”
Pesan moral penting dari kisah ini adalah kepasrahan seorang hamba akan memberinya banyak kenyamanan hidup. Sebaliknya, dengan tanpa kepasrahan hidup akan terasa sulit dan berat meskipun oleh hal-hal yang tampaknya kecil. Kisah tentang nyamuk yang menarik juga saya dapatkan dari seorang murid Tarekat Naqsyabandiyyah yang berbai'at kepada Mbah Salman Dahlawi P, Klaten Solo. Beliau yang sudah sepuh itu bertutur kepada saya: ”Selama saya ikut berkhalwat di pondok Popongan, saya rasakan keanehan soal nyamuk. Jika selama khalwat, ratusan para Murid tidak ada yang diganggu nyamuk. Sepertinya nyamuk-nyamuk pada ikut khalwat juga. Suatu malam, saya tidak dapat pulang sesudah masa khalwat selesai. Saya mesti bermalam satu malam lagi di pondok. Ternyata, malam itu, nyamuk-nyamuk seperti di turunkan semua dari langit menyerang saya.
Aneh sekali. Sepuluh hari kemarin saat khalwat tidak ada nyamuk sama sekali, sekarang sesudah khalwatan selesai nyamuknya banyak sekali. Entah apa sebabnya demikian”. Tentang kisah yang ini, barangkali "sekedar" karomah dari Mbah Salman saja atau mungkin juga itu adalah buah kemuliyaan Tariqah naqsyabandiyyah yang ditempat itu sedang dilakukan ritual-ritual pengajarannya.
No comments:
Post a Comment