NIAT itu bukannya mudah untuk kita memahaminya. Karna yang dikatakan NIAT itu ialah tiada berhuruf, tiada berupa dan tiada bersuara. Mana yang dinamakan NIAT, jikalau ada huruf bisa dibaca. Jikalau ada suara bisa didengar. Jikalau ada rupa bisa dipandang. Jikalau dapat nyata ia di atas huruf, rupa dan ada suara, maka ini bukannya NIAT lagi.
Seperti sabda Rasulullah SAW: "Qasdu syai-in muktarinan bi fiklihi” Artinya: "Menyengaja sesuatu hal keadaan disertakan dengan perbuatan”. Dan satu lagi Hadis mengatakan: "An niatu bilqalbi bila' sautin wala' harfin”. Artinya: "Bahwasanya niat itu di dalam hati, tiada suara dan tiada berhuruf."
Adapun yang dikatakan NIAT itu terbagi ia kepada tiga:
1 - QASAD: Menyatakan pada "usalli fardhu" menandakan ada waktu pada hamba yang taat.
2 - TA'RAD: Menyatakan pada "arba'a raka'at" menandakan ada rukun, yakni bersedia hamba untuk menunaikan.
3 - TA'YIN: menyatakan pada "Lillah Ta'ala" menandakan suruhan Allah yakni menghadapi kiblat hati.
Maka sesudah nyata QASAD, TA'RAD, TA'YIN bererti telah nyatalah kiblat DADA kepada BAITULLAH. Kiblat HATI kepada NYAWA. DZAT memandang DZAT. SIFAT memandang SIFAT. Barulah kita mengatakan "ALLAHU AKBAR”. Serta hadir MATA HATI musyahadah kepada DZAT ALLAH TA'ALA semata-mata. Maka inilah dinamakan niat. Seperti yang dinyatakan di dalam Hadis Imam al-Gahazali r.a. katanya: "Adapun kedudukan usalli, fardhu, rakaat, lillah ta'ala, Allahu Akbar." ialah seperti berikut:
1. USALLI - maksudanya amanah Tuhan terhadap hamba, maka tatkala hambaNya telah menerima syariatNya, maka wajiblah kembalikan kepadaNya dengan keadaan yang sempurna.
2. RAKAAT - menyatakan hal kelakuanNya. Maka hilangkanlah kehendakmu di dalam halNya dan hapuskanlah fe'el mu di dalam kelakuanNya barulah sah amalannya.
3. LILLAHI TA'ALA - Menyatakan sirNya (rahasia). Maka fana'lah sir iktikad cinta rasa dan birahi mu di dalam sir Allah. Barulah nyata ada kiblat bagimu.
4. ALLAHU AKBAR - menyatakan kaya Tuhan terhadap hamba. Karna hamba sampai kepada seruan Allah Ta'ala karnanya Allah Ta'ala Esa, Muhammad yatim, Hamba dhoif. Tiap-tiap yang datang mesti akan kembali. Maka kembali sekalian hamba-hamba itu di dalam seruan Allahu Akbar. Maka bergemalah suara-suara hambamu yang taat itu mengatakan dan memuji akan nama Allahu Akbar dan terlintaslah suara mu'minnya terus tujuh petala langit dan terus tujuh petala bumi. Maka bersahut-sahut akan roh-roh Anbia' dan Aulia' serta Malaikat dengan katanya, "Sejahteralah umat-umat mu ya Muhammad!".
5. FARDHU - sah dan nyata. Bersifat di atasnya hamba. Maka tiap-tiap yang bersifat hamba mestilah ada yang empunya hak. Maka kembalilah sifat-sifat mu kepada yang berhak. Cara-cara hendak kembalikan kepada yang berhak, itulah sebabnya diwajibkan kepada fardhu. Tiap-tiap perbuatan ataupun amalan adalah dengan fardhu. Tanpa dengan niat fardhu perbuatan itu sia-sia saja.
No comments:
Post a Comment