Tuesday, June 7, 2016

KAIDAH DZIKIR

Untuk bisa mengenal Allah maka hendaknya kita melakukan perjalanan dari bentuk-bentuk lahiriah ke arah makna yang hakiki dan tersembunyi, karena Allah adalah Al Batin yang tak terjangkau oleh akal dan pikiran. Tutuplah semua ilmu dan teori yang kita miliki! Tutup semua kitab termasuk kitab diri, yaitu panca indera kita. Bukalah MATA HATI agar bisa menerima pancaran Nur Illahi.

Perjalanan tersebut adalah proses pensucian lahir dan batin. Sebagai realisasinya dalam kehidupan sehari-hari dimulai dengan pengenalan atas diri sendiri, intro speksi, jauhkan perbuatan keji dan munkar, perbanyak amal kebaikan terhadap sesama umat dengan kasih sayang yang tulus dan murni, kesabaran dan keikhlasan, serta jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun.

Hancurkan segala macam berhala yang ada di dalam hatimu, yaitu keakuan dan hawa nafsumu, yang harus dikendalikan dengan cara mengingat Allah (dzikrullah) serta bersyukur kepada Nya. Karena menurut Rosulullah, pembersih hati adalah dzikirullah, jalan yang terdekat menuju kepada Allah adalah dzikrullah serta dzikrullah lebih utama dalam kehidupan (Al Ankabut 29: 45) “Dengan berdzikir hatipun akan menjadi tenang dan tenteram” (Ar Rad 13: 28).

ADAB ZIKIR: Bila kita menyebutadab (peraturan) dan petuah-petuah berzikir maka hal ini meliputi adab dan cara-cara untuk me-lafaz-kan suatu zikir dan aturan-aturan sebelum, ketika dan setelah berzikir. "Yaa, Tuhanku Engkaulah tujuanku, Keridhaan Tuhanlah yang aku cari. Hamba mengharapkan kasih-sayangmu, serta mengharapkan cintamu dan makrifatmu".

A. ADAB SEBELUM BER-ZIKIR

(i) Orang tersebut hendaklah mem-bersih-kan dirinya dan memakai pakaian yang bersih lagi suci, seharusnya mengambil wuduh sebelum hendak berzikir.

(ii) Seharusnya sebelum hendak memulai berzikir, bacalah dahulu Al-Fatihah dan Istighfar banyak-banyak sebagai pembuka jalan untuk menyucikan hati di samping memohon syafa’at dari pada Baginda Rasulullah s.a.w

B. ADAB KETIKA BER-ZIKIR

(i) Duduk ditempat yang suci dengan cara bersilaatau duduk seperti tahayat awal. sebaiknya hadapkan kedudukan kita ke-arah Baitullah.

(ii) Letakkan kedua tangan keatas paha, yaitu tangan kanan diletakkan diatas paha kanan dan tangan kiri diletak keatas paha kiri.

(iii) Mata dipejamkan, kepala ditundukkan setunduk-tunduknya, dalam posisi ini seolah-olah kita sedang berhadapan dengan Allah (musyahadah), jadi fokus hanya untuk mengingat Allah yang Maha Esa..

(iv) Hendaklah kita benar-benar menghadirkan diri kita selama berzikir dan sesungguhnya cara untuk menghadir-kan diri selama ber-zikir adalah dengan kita “mematikan” diri kita, dimana kita harus merasa diri kita ini kosong, tiada ber-kuasa terhadap sesuatu apapun.

“LA HAYYUN, LA ILMUN, LA SAMIUN, LA BASHIRUN, LA KADIRUN, LA MURIDUN, LA MUTAKALLIMUN BIL HAQI ILLALLAH” bacalah bacaan ini ketika hendak memulai zikir.

(v) Hendaklah kita benar-benar meng-ikhlas-kan hati kepada Allah s.w.t.

1. Tarik nafas, kepala ditegakkan, ucapkan: LAA hati melihat keatas melampaui 7 lapis langit, sidratulmuntaha, mustawa, arsy, kursi, lauhin mahfud, kalam, terus keatas ketingkat yang tak terbatas..

Ucapan: ILAAHA. putar kepala ke bahu kanan, keruang yang tak terbatas.

Ucapan: ILLALLAAH. dari bahu kanan sampai keseluruhan kalimah"LAA ILAAHA ILLALLAH"dipalukan berhimpun ke dalam hati sanubari.

Yakni, gerak nafas keluar/keatas: LAA ILAAHA, gerak nafas masuk/turun: ILLALLAH.
Pada tingkat ini, perasaan batin telah berada diruang yang kosong, tak terbatas, lenyap dalam suatu keadaan masiwallan (dalam wujud Allah semata).

2. Satu kali membaca: LAA ILAAHA ILLALLAH, 3× membaca dalam hati, Allah..Allah..Allah.. seakan Muraqabah dan Musyahadah (berintaian atau berhadapan) dg Allah.

3. Adab membaca: LAA ILAAHA ILLALLAAH harus dg hati yang ikhlas, dg harkat yang baik.

Pengertiannya:
Laa: 2 harkat, 
Ilaaha: 2 harkat,
Illallaah: 6 harkat, 
Jadi berjumlah 10 harkat.

Dalam membaca LAA ILAAHA ILLALLAAH, yang dipalu atau yang dikeluarkan ialah: segala sifat"mazmumah (tercela), dan memasukkan sifat"mahmudah (terpuji).

C. ADAB SETELAH BER-ZIKIR

(i) Hendaklah berdiam diri se-saat ditempat berzikir setelah selesai dan hendaklah kita menilik diri kita (diri batin) melalui Ququssir yang terletak antara kening kanan dan kiri.

(ii)Tahan nafas kita se-saat dan lepaskan nafas kita itu secara perlahan-lahan dan diulangi sebanyak 7 kali.

Setelah itu silahkan membaca: “ASYAHADU ALLAILLAHAILLALLAH WAASYHADU ANNA MUHAMMADDARRASULLAH”

(iii) Dan hendaklah menahan diri dari minum air selagi kita merasa haus selepas berzikir, ini bertujuan supaya  ’sari-pati’ khasiat zikir tersebut itu dapat masuk ke jantung dan tubuh kita seluruhnya. Inshaa'Allah, bila hal ini sering kita lakukan, maka hati akan menjadi bersih, dan dijauhkan dari sifat-sifat yang tercela Maka bacalah dan pelajarilah Adz Dzikr..! Kemudian ingat kata-kata Rosulullah: ”Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam dirimu sendiri." Agar tidak tersesat, untuk mencari dan mengenal Allah: mulailah dengan mengenali diri kita sendiri. Ingatlah kepada-Ku, niscaya Akupun akan ingat kepada mu, bersyukurlah kepada ku dan jangan mengingkari (AL BAQARAH 2: 152).

Adapun sebuah dzikir dikenal dengan tujuh macam dzikir muqaddimah, sebagai tangga untuk menuju kepada sang Khaliq, yang sesuai dengan tujuh macam nafsu pada diri manusia, dzikir ini agar manusia untuk kembali dan sampai kepada Allah dapat selamat dengan mengendarai tujuh nafsu itu. Ketujuh macam dzikir itu sebagai berikut:

1. Dzikir Thawaf, yaitu dzikir dengan memutar kepala, mulai dari bahu kiri menuju kanan, dengan mengucapkan laa ilaha sambil menahan nafas. Setelah sampai di bahu kanan, nafas ditarik lalu mengucapkan illallah, yang dipukulkan ke dalam hati sanubari yang letaknya kira-kira dua jari dibawah susu kiri, tempat bersarangnya nafsu lawwamah.

2. Dzikir Nafsi itsbat, yaitu dzikir dengan laa ilaha illallah, dengan lebih mengeraskan suara nafi-nya laa ilaha, ketimbang itsbat-nya illallah, yang diucapkan seperti memasukkan suara kedalam yang Empu-Nya Asma Allah

3. Dzikir Itsbat faqat, yaitu berdzikir dengan illallah, illallah, illallah, yang dihujamkan ke dalam hati sanubari.

4. Dzikir Ismu dzat, yaitu dzikir dengan Allah, Allah, Allah, yang dihujamkan ketengah-tengah dada, tempat bersemayamnya ruh yang menandai adanya hidup dan kehidupan manusia.

5. Dzikir Taraqi, yaitu dzikir Allah-Hu, Allah-Hu, Allah-Hu. Dzikir Allah diambil dari dalam dada dan Hu dimasukkan kedalam bait al-makmur (otak markas fikiran). Dzikir ini dimaksudkan agar fikiran selalu tersinari oleh Cahaya Ilahi.

6. Dzikir Tanazul, yaitu Hu-Allah, Hu-Allah, Hu-Allah. Dzikir Hu diambil dari bait al-Makmur,dan Dzikir allah dimasukkan ke dalam dada. Dzikir ini dimaksudkan agar seorang salik senantiasa memiliki kesadaran yang tinggi sebagai insan Cahaya Ilahi.

7. Dzikir Isim Ghaib, Yaitu dzikir Hu, Hu,Hu dengan mata terpejamkan dan mulut dikatubkan kemudian diarahkan tepat ke tengah-tengah dada menuju ke arah kedalaman rasa.

Ketujuh macam dzikir tersebut di atas didasarkan kepada firman Allah SWT, di dalam surat Al-Mukminun ayat 17: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan diatas kamu semua tujuh buah jalan, dan Kami sama Sekali tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami (terhadap adanya tujuh buah jalan tersebut)".

No comments:

Post a Comment