1. LA : di nama kalimat nafi, maksudanya: tidak ada yang lainnya yang di maksudkan dengan Allah itu melainkan HUWAL AWALU, yakni AINUL HAQ yang yang awal-awal ada dengan sendirinya.
2. ILAAHA : di namakan kalimat mumfi, maksudanya: yang sungguh-sungguh meniadakan akan yang lainnya melaikan HUWAL AWWAL itulah Allah yang di maksudkan.
3. ILLA : di namakan kalimat istbat, maksudanya: menetapkan akan yang sebenarnya di maksudkan.
4. ALLAH : di namakan kalimat mustbat, maksudanya: yang sungguh-sungguh menetapkan akan yang sebenarnya di maksudkan. Bahwa sesungguhnya: HUWAL AWWALU, HUWAL AKHIRU, HUWAZ ZAHIRU, HUWAL BatinU itulah Allah yang sebenarnya di maksudkan.
Maka makna LAA ILAAHA ILLALLAH itu menurut ilmu Alqur'an tidaklah ada makna sembah atau yang di sembah,melaikan menetapkan keESAan HU semata-mata.
Ketahuilah bahwa kata bahasa TUHAN itu asalnya adalah perkataan pada zaman sebelum Islam, yang di maksud adalah SANG HIYANG WIDI yakni maha raja DEWA, kemudian setelah islam masuk di Nusantara ini maka TUHAN itu telah di gunakan kepada kalimat TAUHID sekadar makna pendekatan saja,yakni bukan makna yang tetap atau mutlak, seterusnya SOLAT di maknakan solat,asalnya adalah menyembah atau memuja-muja SANG HIYANG WIDE itu. Maka segala makna itu adalah semuanya harus atau boleh saja, asal saja telah di kaji akan maksud yang sebenarnya menurut Alqur'an.
Kemudian ketahuilah bahwa yang menjadi pokok kalimah tauhid itu adalah dua(2) kalimat yaitu: ILAAHA dan ALLAH, adapun LAA dan ILLA adalah untuk menetapkan dan mengarahkan kepada sasaran yang di maksudkan. Adapun ILAAHA itu di dalam ilmu ma'rifat di namakan kalimah mabda wun yaitu kalimah yang telah menghimpunkan akan segala sifat kesempurnaan yang Qahhaariyah yang terdahulu dari segala sesuatu. Mabdawun artinya yang terdahulu dari segala sesuatu, maka kandungan ILAAHA itu ialah JALAAL, jAMAAL, QAHHAR, KAMAAL. Ada pun ALLAH itu di namakan kalimah maujud, yaitu kalimah yang bermakna nama jumlah segala puja dan puji untuk memuji kesempurnaan sifat ILAAHA yang telah maujud atau telah nyata pada kejadian alam langit dan bumi dan insan diri Adam dan seterusnya lagi. Maka kesempurnaan sifat ILAAHA itu yang telah maujud lagi sangat mulia di dalam alam ini ialah insan diri MUHAMMAD RASULULLAH S.a.w
Ketahuilah bahwa malaikat-malaikat tidaklah hanya sujud kepada insan diri Adam, tetapi lebih-lebih lagi sujud kepada insan diri MUHAMMAD RASULULLAH yang sangat mulia itu, bahwa hal keadaan Muhammad Rasulullah itu adalah امام الانبياءوالمرسلين وامام اهل الجنة عبا دالله المو منين . Adapun ILAAHA dan ALLAH itu oleh ulama-ulama ahli ma'rifat telah di satukan di dalam makna ISTBAT, kemudian LAA dan ILLA itu di satukan di dalam makna NAFI. Tadi kalimat tauhid itu mengandung makna di dalam ilmu ma'rifat adalah "NAFI" dan "ISTBAT", adapun hal keadaan yang mustahil itu selama-lamanya tidak ada.
Oleh karena itu tidak ada yang di tiadakan oleh "LAA" dan tidak ada yang di kecualikan atau yang di sisih oleh "ILLA", maka ketetapan makna lagi di dalam ilmu ma'rifat hanyalah "ISTBAT" semata-mata, oleh karena telah berkata di antara ulama-ulama ahli ma'rifat: "tatkala aku mengatakan LAA maka sendirinya adalah ILLA", maka kesudahan Faham tentang makna kalimat tauhid itu adalah terhimpun di dalam zikir sir yakni zikir haqiqat “HU-ALLAH" Telah berkata imam Al Ghazali: "dan hanya sanya puncak makna yang di maksud oleh kalimat tauhid itu adalah yang mudah bagi kematian seseorang muslim,tidaklah kosong di dalam qalbinya dengan zikrullah".
Maka yang mudah itu ialah "HU-ALLAH" pada masuk dan keluar napas, bahwa lidah kemungkinan boleh kelu. hanya tinggal lagi masing-masing menanyakan kepada guru yang mursyid, apakah yang sebenarnya di Esakan dengan zikir "HU-ALLAH" itu. Menurut ahli-ahli tauhid adalah meng Esakan Dzat beserta kesempurnaan sifat Dzat, kemudian bagaimana Faham ahli-ahli tasawuf atau aulia-aulia Allah, sudah tentu ada perbezaannya. Oleh karena itu tuntutelah dan carilah sampai dapat dan difahamkan oleh Nya.
Kemudian ingatlah: janganlah"LAA" itu di artikan meniadakan Allah yang di katakan oleh orang-orang yang bukan islam, dan "ILLA"itu jangan pula di artikan mengecualikanNya, Bahwa yang di katakan Allah oleh mereka itu adalah yang batil semata-mata. Bunyi ayat: انما المشركون نجس artinya: hanya sanya yang di katakan Allah oleh orang-orang yang bukan islam itu adalah sebagai najis di dalam pandangan hukum islam (mensyirikkanNya).
No comments:
Post a Comment