Alhamdulillah, di Arab Saudi sendiri, sudah hampir 80% ulama yang mendukung terhadap usaha da'wah dan tabligh ini, beberapa ulama yang belum mendukung disebabkan masih salah pengertian terhadap usaha da'wah ini, sering memperoleh informasi yang tidak sesuai dari orang-orang awam di sekitarnya, seperti; orang tabligh itu menyembah kubur, aqidah sesat, dan lain-lain.
Bahkan beberapa santri salafy lain diajak ke markaz da'wah di Madinah, dilibatkan dalam musyawarah harian, diajak silaturrahim, mereka semangat sekali. (Mereka tidak tahu kalau itu adalah markaz da'wah, jika tahu mungkin tidak mau masuk atau hadir.) Namun Alhamdulillah, dengan tidak membawa bendera "Jamaah Tabligh", mereka langsung dilibatkan dalam usaha da'wah, mereka sangat senang sekali. Salah satu santri pentolan (terkemuka) salafy dari Jogja berkata, "Di Jogja, markaz tabligh terletak di depan pesantren tempat saya berada, dan saya termasuk orang yang paling menentang tabligh, tapi sekarang kok saya jadi ikutan da'wah & tabligh!"
Bahkan 'alim ulama rujukan salfiyyin seperti Syeikh Utsaimin rahimahullaah, Syeikh Abu Bakar Al Jazairi pun mendukung santri-santri dan masyarakat umum untuk menyertai jama'ah ini, bukan untuk menjauhinya. Di televisi-televisi Saudi pun sudah ramai dikabarkan. Namun sayang, di Indonesia ini, apalagi di Internet, beberapa orang saudara kita salafiyyin masih belum Allah beri kefahaman, sehingga sampai saat ini masih mengambil pendapat-pendapat lama yang tidak berkenan terhadap usaha da'wah & tabligh.
Saya sempat posting informasi ini di salah satu situs salafy, tapi mereka tidak mau menuliskannya, padahal tulisan saya ini tidak mengandung cacian pada mereka, Allahu A’lam. Kayaknya tidak lama lagi markaz da'wah akan kembali ke asalnya zaman dulu (Madinatul Munawwarah).
No comments:
Post a Comment