Sunday, February 8, 2015

PENDAPAT ULAMAK

Syeikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi ialah seorang ulama & penulis kitab yg terkenal mengajar di Universiti Islam Madinah. Karya beliau antara lain: 

1. Tafsir al Quran al-Aisar
2. Minhajul Muslimin 

Beliau ditanya "Orang-orang tabligh membuat bid’ah berupa keluar di jalan Allah secara berjama’ah dan membatasi keluar tiga hari, 40 hari, dan empat bulan."

Jawab Syaikh Syeikh Abu Bakar Al-jazairi:

1) Sesungguhnya keluar untuk memperbaiki diri adalah seperti keluar untuk menuntut ilmu dan hidayah. Juga seperti keluar untuk menda’wah manusia kepada Allah subhana wata'ala dan mengajar mereka hal-hal yang bermanfaat di dunia dan di akherat. Semuanya itu adalah keluar di jalan Allah swt, apabila dilandasi niat yang benar semata-mata untuk meraih ridha Allah swt, bukan untuk memperoleh harta dan penghormatan atau hiburan, permainan dan kebatilan.

2) Adalah termasuk kelakuan bodoh atau pura-pura bodoh apabila ada orang yang mengingkari keluarnya Jama’ah Tabligh untuk kepentingan hidayah bagi manusia, mengajar mereka, memperbaiki diri mereka, dan mendidik ruhani mereka. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Satu pagi atau satu petang keluar di jalan Allah, lebih baik daripada mendapatkan dunia beserta seluruh isinya” Juga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Barangsiapa mendatangi masjid ini semata-mata untuk kebaikan yang ia ajarkan atau ia pelajari, laksana mujahid (orang yang berjuang) fi sabilillah” Dan masih banyak hadits lainnya yang shahih dan yang hasan yang mengajarkan dan memberikan semangat (dorongan) untuk keluar di jalan Allah SWT.

3) Alangkah mengherankannya perkataan mereka, bahwa keluarnya Jama’ah Tabligh adalah bid’ah. Dan lebih mengherankan lagi, mereka berhujjah bahwa “keluar fi sabilillah secara berjama’ah adalah bid’ah” dengan sangkaan bahwa Rasulullah SAW mengutus Mu’adz bin Jabal ke Yaman seorang diri saja, tidak berjama’ah. Mereka lupa atau tidak tahu bahwa Rasulullah SAW tidak mengutus Mu’adz sendirian, tetapi beliau mengutus juga Abu Musa Al-Asy’ari bersamanya. “Hendaklah kamu berdua menggembirakan mereka dan janganlah membuat mereka lari, hendaklah kamu berdua memudahkan mereka dan janganlah mempersulit mereka, dan bertolong-tolonglah kamu berdua dan jangan berselisih”

4) Tentang pembatasan masa keluar yang mereka (para penyerang) katakan sebagai bid’ah, adalah pengaturan da’wah sebagaimana peraturan sekolah dan universitas yang mengenal batasan masa belajar dan libur untuk menyiapkan bekal dan perbelanjaan selama masa keluar. Apakah dengan demikian orang-orang tabligh dianggap membuat bid’ah karena mereka mengatur hari-hari, untuk kepentingan da’wah dan khuruj fi sabilillah (keluar di jalan Allah SWT?

5) Apakah yang menyebabkan kemarahan kalian wahai hamba-hamba Allah? Seorang hamba Allah, menda’wah manusia kepada Allah, kemudian ia mendapat keridhaan untuk dirinya dan kepada saudaranya yang ia da’wahi. Jiwa mereka menjadi suci, hati mereka menjadi bersih dan akhlaq mereka menjadi mulia disebabkan mereka selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan melakukan amal-amal yang sholeh.

Surat Balasan dari Abdul-Aziz bin Abdullah bin Baz di Madinah  

(Ketua Umum Lembaga Penyelidikan Ilmiah, Fatwa, Dakwah, dan Pertimbangan)   
Tentang  Jamaah Tabligh

Assalamu alaikum wr. wb.

Amma ba’du. Saya beritahukan kepada anda bahwa pada saat ini saya tetap berada pada pendapat saya semula mengenai Jamaah Tabligh sebagaimana yang telah saya tulis dalam buku-buku maupun surat-surat, baik dahulu maupun sekarang. Demikian pula, apa yang telah di tulis oleh pendahulu saya, syaikh Muhammad bin Ibrahim, keluarga Asy-Syaikh, semoga Allah mensucikan ruhnya dan menerangi kuburnya, ataupun yang telah di tulis oleh para ulama lain yang telah di kuatkan oleh yang mulia Paduka Raja Abdul-Aziz, semoga Allah merahmatinya, dan Paduka Raja Fahd, semoga Allah melimpahkan taufik kepadanya.

Karena melalui Jamaah Tabligh, Allah telah memberikan manfaat yang amat banyak dan menurunkan hidayah kepada menusia. Yang seharusnya kita perbuat adalah berterimakasih kepada mereka atas usaha dan perjuangannya. Hal yang demikian termasuk tolong menolong dalam kebaikan dan takwa serta saling menasihati sesama kaum muslimin.

Hanya saja, saya nasehatkan kepada mereka dan seluruh umat Islam (terutama kaum muda) agar tidak bepergian ke negeri kafir, kecuali bagi orang yang mempunyai ilmu dan bashirah. Karena hal itu akan sangat berbahaya bagi orang yang tidak mengetahui syariat Islam dan dasar aqidah yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. dan di ikuti oleh para sahabatnya.

Adapun mengenai pertanyaan mereka bahwa saya mencabut pendapat saya mengenai Jamaah Tabligh, itu pernyataan DUSTA. Bahkan, saya menasehati mereka agar menghentikan ulah tersebut dan saya menganjurkan mereka agar menghadiri pertemuan Jamaah Tabligh dan ikut keluar (khuruj) bersama mereka supaya memperoleh banyak manfaat.

Kemudian, saya meminta kepada mereka agar berhati-hati dalam memberikan pendapat dan agar berpandangan jauh ke depan. Saya juga mengingatkan kepada mereka bahwa sikap penolakan mereka itu akan berakibat buruk di dunia dan akhirat, karena itu hanyalah tipu daya syaitan. Semoga Allah menyelamatkan kita dari orang-orang yang hendak memalingkan manusia dari seruan agama serta menyibukkan manusia dengan hal-hal yang merusak hati dan banyak bicara.
  
Ini adalah agama Allah. Kita memohon kepada Allah agar memperlihatkan kebenaran kepada kita dan menetapkan kita di atas kebenaran tersebut, kemudian menampakkan kebatilan kepada kita, dan menjauhkan kita darinya. Sesungguhnya Dia Maha Penolong dan Maha Kuasa atas semua itu. Semoga Allah melimpahkan rahmatnya ke atas hamba dan Rasul-Nya, Muhammad saw. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat. Amiin. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Hukum Khuruj Bersama Mereka

Soal: Fadhilatus syeikh, saya suka untuk membicarakan tentang keberadaan jamaah tabligh, apakah engkau ya Syeikh menasehati untuk keluar bersama mereka di negeri-negeri bersama mereka?

Jawab: Dakwah, menyeru kepada Allah adalah suatu hal yang diperintahkan, Allah ta’ala berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (QS An nahl 125)

Perjalanan dakwah juga suatu hal yang diperintahkan, akan tetapi saya tidak nasehatkan teman-temanku yang ada dinegeri ini (Saudi Arabia) untuk pergi ke Pakistan, Bangladesh dsb, karena telah sampai khabar kepadaku bahwasanya disana ada pemuka-pemuka yang aqidahnya campur dengan kesyubhatan, dan manusia itu Wajib untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat.

Adapun Jamaah Tabligh yang keluar didalam kerajaan ini tidaklah saya memandang atas mereka kecuali kebaikan. Betul, mereka memiliki kebodohan, dan mereka berhajat para penuntut ilmu untuk keluar bersama mereka, mengarahkan mereka, dan menjelaskan kepada mereka Islam itu lebih luas daripada suatu yang mereka batasi dalam 6 sifat yang mereka miliki, dan membimbing mereka kepada hal-hal yang sunnah dalam setiap perkara. Akan tetapi saya tidaklah keras dalam memperingatkan bahkan saya tidak mengecam mereka, karena mereka memiliki pengaruh yang luar biasa dalam memberikan petunjuk kepada manusia.

Berapa banyak manusia yang fasiq kemudian jadi orang istiqomah dengan sebab mereka? Berapa banyak orang kafir kemudian mgnjacli Muslim dengan mereka?
Mereka dalam hal da’Wah mengajak kepada Allah lebih lembut dari orang selain mereka, mereka memiliki kelembutan, kasih sayang, pengorbanan, akhlaq, akan tetapi ada sedikit bid’ah dalam mereka yang mungkin (insya Allah) bisa dihilangkan. Adapun sehubungan nasehat saya untuk perseorangan, maka itu tergantung dengan situasi dia.

Jika seseorang ada kemampuan untuk belajar dan meluangkan u untuk menuntut ilmu, hendaklah dia tetap menuntut ilmu dan tidak usah keluar bersama mereka, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu lebih utarna daripada pergi dakwah. Adapun jika seseorang bukan seorang penuntut ilmu (santri) dan tiada kesiapan untuk menuntut ilmu, kemudian dia ingin untuk keluar khuruj bersama mereka (jamaah tabligh) dengan harapan untuk melembutkan hati dan menghadapkan diri kepada Allah Swt maka itu tidak apa-apa. Allahu alam bishowab.

PENDAPAT ULAMAK - BHG 2

Berikut ini beberapa pendapat para ulama besar tingkat internasional yang sudah tidak diragukan lagi keilmuannya, diantara mereka ada yang pernah ikut keluar bersama jama'ah tabligh atau melihat langsung amalan jama'ah.. (mereka menyebut kami jemaah tabligh)

1. Al - Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz (1332-1391H) (Ayahanda Al Habib Umar bin Hafidz, ulama Hadhramaut pertama yang menerima usaha dakwah). Murid beliau, Al – ‘Allamah As-Sayyid Abdul Qadir Al –Junaid menceritakan tentang beliau: “Beliau melaksanakan ibadah haji pada tahun 1368 H, ketika itu para ulama Haramain banyak yang berkumpul, beliau memanfaatkannya untuk meminta ijazah ilmiyah dari mereka. Setelah menunaikan kewajiban haji, beliau menuju Afrika Timur, Zanjabir dan Tanzania. Penduduk disana sangat antusias dengan kedatangan beliau. Kemudian setelah itu , beberapa kali beliau menunaikan ibadah haji. Lantas memasuki India dan Pakistan dan ikut keluar di jalan Allah bersama Jama’ah Tabligh. Sebagian pemuka Jama’ah Tabligh senantiasa mengingat dan menyebut beliau hingga hari ini, hingga di India beliau terkenal sebagai tokoh ulama dari Hadramaut pertama kali menerima usaha dakwah yang penuh berkah ini.” 

2. Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz (Pengasuh Ma’had Darul Musthafa, Tarim, Hadhramaut, Yaman). Penanya: “Apa pendapat Anda tentang Jama’ah Dakwah dan Tabligh yang tersebar di seluruh penjuru dunia yang sering mengadakan perjalanan ke berbagai Negara dalam rangka menyebarkan agama ?”.
JAWAB: “Jamaah Da’wah dan Tabligh sebagaimana gerakan dakwah yang tersebar di kalangan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Secara umum, mereka sangat baik dalam aktifitas dan keadaannya. Kebanyakan ushul (ajara pokok) jama’ah tersebut didasarkan atas dasar yang shahih lagi kuat yaitu menyampaikan tentang Allah ta’ala dan mengajak kepada amal kebaikan.

Meskipun ada perbedaan gerakan yang terjadi, itu hanyalah karena keikutsertaan orang-orang yang bukan termasuk di antara mereka atau orang yang tidak menjalankan dakwah sesuai dengan ushul dan dasar-dasar ajarannya, sehingga terjadi percampuran yang beraneka –rupa dan menyebabkan ketidakselarasan dalam fikih, pandangan, pemikiran dan akidah. Tapi Anda haruslah berprasangka baik terhadap mereka semua dan juga pandanglah kebaikan yang tampak jelas serta jangan Anda tafsiri dengan keburukan.

Demikian juga jauhilah segala hal yang dilarang dan keburukan yang nyata. Manusia yang tinggal dalam satu rumah saja berbeda watak dan pribadinya, apalagi dalam suatu jama’ah yang berjumlah besar. Umumnya, kebaikan pasti akan tersebar di kalangan umat nabi Muhammad saw dan setiap jama’ah atau kelompok Islam tak lepas darinya. Semoga Allah menjadikan kami dan Anda sebagai Ahli kebaikan”.

3. Al Habib As – Sayyid Abu Al – Hasan ‘Ali An-Nadwi Al Hasani.

“Ini adalah sebuah pernyataan yang tidak berlebihan, seandainya dikatakan bahwa dewasa ini, di belantara dunia Islam bahwa usaha yang paling luas, paling kuat, paling bermanfaat dan mengatasi semua usaha, adalah usaha dakwah da Tabligh yang berpusat di Nizhamuddin , Delhi India.

Di mana pergerakan dan pengaruh usaha ini tidak terbatas di wilayah kecil saja atau Asia saja, akan tetapi telah menjagkau ke semua benua dan di seluruh Negara – Negara Islam ataupun Negara – Negara non – Islam. Sejarah dakwah, pergerakan, dan perubahan dan maslahat yang cepat telah menunjukkan bahwa ketika usaha dakwah telah berjalan dengan cepat dan bertambah luas (terutama ketika telah muncul keuntungan dari kepemimpinan yang disebabkan oleh usaha dakwah ini), maka terlihatlah berbagai kelemahan dan tujuan – tujuan yang menyimpang termasuk mengabaikan tujuan yang utama, sehingga mengurangi manfaat usaha ini atau mnghapus pengaruhnya sama sekali.

Namun demikian, usaha tabligh sampai sejauh ini (sepanjang pengetahuan dan yang disaksikan langsung oleh penulis, yaitu sayyid Abul hasan-, pen.) masih terpelihara dari cobaan – cobaan tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam usaha ini terdapat semangat Itsar (lebih mendahulukan orang lain daripada diri sendiri.) semangat berkorban, semangat menghormati dan memuliakan islam dan orang-orang Isalam, bertawadhu, dan merendahkan diri, semangat memenuhi kewajiban-kewajiban agama ddengan semangat lebih meningkatkan lagi, kesibukan berdzikri kepada Allah, menahan diri dari kesia-siaan dan yang tidak berfaedah, serta melakukan perjalanan-perjalanan yang lama dan jauh seraya bersabar atas berbagai kesulitan semata- mata karena Allah, itu semua sudah menjadi amalan mereka yang biasa.” (Muqaddimah Kitab Muntakhab Ahadits)

4. Al habib ‘Ali Al- Jufri

Suatu ketika dalam majelis ta’limnya habib ‘Ali Al- Jufri ditanya, “Bolehkah keluar di jalan Allah Ta’ala?” Maka beliau menjawab dengan terheran-heran, “Anda bertanya, apakah boleh keluar di jalan Allah Ta’ala?, Keluarlah! semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi Anda! betapa umat hari ini sangat membutuhkan orang-orang yang bersedia keluar di jalan Allah dalam rangka dakwah ilallah. Keluarlah dan ajaklah kami ikut bersama anda, ajaklah kami di majelis ini, semoga Allah melimpahkan keberkahan bagi Anda!

No comments:

Post a Comment