Surat terbuka dari Abdul-Aziz bin Abdullah bin Baz di Madinah, Saudi Arabia. Biography singkat: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz adalah seorang ulama kontemporer yang ahli dibidang sains Hadits, Aqidah, dan Fiqih. lahir di Riyadh - Arab Saudi tahun 1909 M/1330 H. Pada awalnya beliau bisa melihat dengan normal, namun pada usia remaja penglihatannya perlahan memburuk hingga puncaknya pada usia sekitar 20 tahun beliau pun mengalami kebutaan total.
Syaikh Bin Baz pernah menjabat sebagai mufti (penasehat agung) kerajaan Arab Saudi, kepala majelis pendiri Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia), rektor Universitas Islam Madinah, anggota dewan tertinggi Hai'ah Kibaril Ulama (semacam MUI di Arab Saudi), dan ketua dari Dewan Riset Ilmu dan Fatwa (al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyah wal Ifta'). Beliau meninggal dunia pada tahun 1999 M/1420 H dan disemayamkan di pemakaman Al-Adl, Mekkah.
Syaikh Bin Baz telah mampu menghafal Al-Qur'an disaat usia beliau masih sangat kecil, pada saat menghafalnya beliau rutin bermurojaah kepada Syaikh Abdullah bin Furaij. Setelah itu, beliau pun mempelajari ilmu-ilmu syariat dan bahasa Arab melalui bimbingan ulama-ulama disekitar kota Riyadh. Ketika mulai belajar agama (ketika masih kecil), beliau bisa melihat dengan baik dan normal, namun pada tahun 1346 H (diusia sekitar 16 tahun) mata beliau terkena sebuah infeksi yang berangsur membuatnya sakit dan rabun, dan kemudian lama-kelamaan mata beliau tidak dapat melihat sama sekali. Kebutaan total ini terjadi pada tahun 1350 H (sekitar usia 20-an tahun).
Meskipun tuna netra, namun Syaikh Bin Baz terkenal memiliki tingkat intelegensi yang luar biasa dan juga kemampuan hafalan yang baik, bisa menghafal dan memahami suatu artikel hanya dengan sekali dibacakan, ini adalah rahasia dibalik majunya ilmu serta wawasan yang dimiliki Syaikh Bin Baz dalam ilmu agama padahal kondisi beliau yang memiliki kekurangan , dan ini merupakan suatu kelebihan yang dimiliki Syaikh Bin Baz. Perkembangan ilmu beliau terus menanjak hingga sampai pada level ulama senior Arab Saudi, bahkan beliau diberi kepercayaan oleh kerajaan Arab Saudi untuk menjadi Mufti (penasehat agung) Rajanya, mengepalai Dewan Ilmu dan Fatwa Kerajaan (al-Lajnah ad-Daimah Lil Buhuts al-Ilmiah wal Ifta'), dan beliau juga mengepalai Hai'ah Kibarul Ulama (Majelis Besar Ulama Senior).
Surat terbuka beliau:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Amma ba’du. Saya beritahukan kepada anda bahwa pada saat ini saya tetap berada pada pendapat saya semula mengenai Jamaah Tabligh sebagaimana yang telah saya tulis dalam buku-buku maupun surat-surat, baik dahulu maupun sekarang. Demikian pula, apa yang telah di tulis oleh pendahulu saya, syaikh Muhammad bin Ibrahim, keluarga Asy-Syaikh, semoga Allah mensucikan ruhnya dan menerangi kuburnya, ataupun yang telah di tulis oleh para ulama lain yang telah di kuatkan oleh yang mulia Paduka Raja Abdul-Aziz, semoga Allah merahmatinya, dan Paduka Raja Fahd, semoga Allah melimpahkan taufik kepadanya.
Karena melalui Jamaah Tabligh, Allah telah memberikan manfaat yang amat banyak dan menurunkan hidayah kepada manusia. Yang seharusnya kita perbuat adalah berterimakasih kepada mereka atas usaha dan perjuangannya. Hal yang demikian termasuk tolong menolong dalam kebaikan dan takwa serta saling menasihati sesama kaum muslimin. Hanya saja, saya nasehatkan kepada mereka dan seluruh umat Islam (terutama kaum muda) agar tidak bepergian ke negeri kafir, kecuali bagi orang yang mempunyai ilmu dan bashirah. Karena hal itu akan sangat berbahaya bagi orang yang tidak mengetahui syariat Islam dan dasar aqidah yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. dan di ikuti oleh para sahabatnya.
Adapun mengenai pertanyaan mereka bahwa saya mencabut pendapat saya mengenai Jamaah Tabligh, itu pernyataan dusta. Bahkan, saya menasehati mereka agar menghentikan ulah tersebut dan saya menganjurkan mereka agar menghadiri pertemuan Jamaah Tabligh dan ikut keluar (khuruj) bersama mereka supaya memperoleh banyak manfaat. Kemudian, saya meminta kepada mereka agar berhati-hati dalam memberikan pendapat dan agar berpandangan jauh ke depan. Saya juga mengingatkan kepada mereka bahwa sikap penolakan mereka itu akan berakibat buruk di dunia dan akhirat, karena itu hanyalah tipu daya syaitan. Semoga Allah menyelamatkan kita dari orang-orang yang hendak memalingkan manusia dari seruan agama serta menyibukkan manusia dengan hal-hal yang merusak hati dan banyak bicara.
Ini adalah agama Allah. Kita memohon kepada Allah agar memperlihatkan kebenaran kepada kita dan menetapkan kita di atas kebenaran tersebut, kemudian menampakkan kebatilan kepada kita, dan menjauhkan kita darinya. Sesungguhnya Dia Maha Penolong dan Maha Kuasa atas semua itu.
Semoga Allah melimpahkan rahmatnya ke atas hamba dan Rasul-Nya, Muhammad saw. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat. Amiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
dikutip dari kitab : " Bayna al Muayyidin Wal Muta’arridlin " ; Maulana Ilyas rah.
ditarjim oleh : Ustadz Masrokhan Ahmad
dipublish oleh penerbit Ash-Shaff
Jl. Timoho No. 124 Yogyakarta 55221 , Indonesia
No comments:
Post a Comment