Sudah menjadi hal yang alamiah, atau bisa dikatakan sebagai sunnatullah, jika yang bukan sunnah agama Islam dilestarikan (dipopularkan), maka yang sunnah akan ditinggalkan.
Pada zaman Rasulullah (s.a.w) masih hidup, beliau mensyariatkan azan dua kali menjelang dini hari, iaitu azan ketika masuk waktu solat tahajud dan sahur, dan azan ketika masuk waktu subuh.
Azan yang pertama itu ditujukan untuk membangunkan orang untuk melaksanakan ibadah solat malam, dan juga membangunkan orang untuk makan sahur. Tidak pernah Nabi s.a.w memerintahkan untuk membaca Al Quran di khalayak umum untuk membangunkan mereka. Azan pertama ini dikumandangkan oleh shahabat Bilal bin Rabah.
Sedangkan azan yang kedua ditujukan untuk memanggil kaum Muslimin melaksanakan solat subuh di masjid bersama dengan Imam. Azan kedua ini dikumandangkan oleh shahabat Abdullah bin Ummi Maktum.
"Dari Aisyah (r.a): Sesungguhnya Bilal azan pada waktu malam. Maka Rasulullah s.a.w bersabda : Makan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum azan. Karena ia tidak akan azan kecuali setelah terbitnya fajar shidiq." [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 1918, 1919].
Dalam hadis lain, "Dari Ibnu Masud r.a, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah s.a.w: "Janganlah azannya Bilal menghalangi salah seorang di antara kalian dari sahurnya, karena Bilal menyerukan azan di malam hari supaya orang-orang yang solat malam kembali beristirahat sejenak dan orang yang masih tidur segera bangun" [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1093].
Terkait dengan hal tersebut, terdapat riwayat yang menjelaskan bahwa seruan untuk melaksanakan solat daripada tidur (tatswib) terdapat dalam azan yang dilaksanakan oleh Bilal.
"Dari Suwaid bin Ghafalah: Bahawa ia memerintahkan muazzin jika sampai pada bacaan hayyaalal falaah, maka hendaklah ia mengucapkan : assolaatu khairun minan nauum. Karena ia adalah azan Bilal. [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah no. 2168, sanadnya shahih].
No comments:
Post a Comment