Sunday, February 22, 2015

AMIR UMAT AKHIR ZAMAN

Oleh : Abu Nihaa
Tahqiq : M. Irfan Fauzy Al-Hafidz

1. Perintah Setia Kepada Amir Di Akhir Zaman

ﻋَﻦْ ﺣُﺬَﻳْﻔَﺔَ ﺑْﻦِ ﺍﻟْﻴَﻤَﺎﻥ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﻧَّﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ 

ﻳَﺴْﺄَﻟُﻮْﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَ ﻛُﻨْﺖُ 

ﺃَﺳْﺄَﻟُﻪُ ﻋَﻦِ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻣَﺨَﺎﻓَﺔَ ﺃَﻥْ ﻳُﺪْﺭِﻛَﻨِﻲ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺃِﻧَّﺎ 

ﻛُﻨَّﺎ ﻓِﻲ ﺟَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔٍ ﻭَﺷَﺮِّ ﻓَﺠَﺎﺀَﻧَﺎﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻬَﺬَﺍ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻓَﻬَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﻫَﺬَﺍ 

ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﺷَﺮِّ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻫَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟﺸَّﺮِّ ﻣِﻦْ ﺧَﻴْﺮِ ﻗَﺎﻝَ 

ﻧَﻌَﻢْ ﻭَﻓِﻴْﻪِ ﺩَﺧَﻦٌ ﻗَﻠْﺖُ ﻭَﻣَﺎﺩَﺧَﻨُﻪُ ﻗَﺎﻝَ ﻗَﻮْﻡٌ ﻳَﺴْﺘَﻨُّﻮْﻥَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺳُﻨَّﺘِﻲ 

ﻭَﻳَﻬْﺪُﻭْﻥَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻫَﺪْﻳِﻲ ﺗَﻌْﺮِﻑُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﺗُﻨْﻜِﺮُ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻫَﻞْ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ 

ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﺩُﻋَﺎﺓٌ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ ﻣَﻦْ ﺃَﺟَﺎﺑَﻬُﻢْ 

ﺇِﻟَﻴْﻬَﺎ ﻗَﺬَﻓُﻮْﻩُ ﻓِﻴْﻬَﺎ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻِﻔْﻬُﻢْ ﻟَﻨَﺎ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻗَﻮْﻡٌ 

ﻣِﻦْ ﺟِﻠْﺪَﺗِﻨَﺎ ﻭَﻳَﺘَﻜَﻠَﻤُﻮْﻥَ ﺑِﺄَﻟْﺴِﻨَﺘِﻨَﺎ ﻗﺜﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻓَﻤَﺎﺗَﺮَﻯ 

ﺇِﻥْ ﺃَﺩْﺭَﻛَﻨِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻗَﺎﻝَ ﺗَﻠْﺰَﻡُ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﻭَﺇِﻣَﺎﻣَﻬُﻢْ ﻓَﻘُﻠْﺖُ 

ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﻟَﻬُﻢْ ﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻭَﻻَ ﺇِﻣَﺎﻡٌ ﻗَﺎﻝَ ﻓَﺎﻋْﺘَﺰِﻝُ ﺗِﻠﻚَ ﺍﻟْﻔِﺮَﻕَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ 

ﻭَﻟَﻮْ ﺃَﻥْ ﺗَﻌَﺾَّ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﺻْﻞِ ﺷَﺠَﺮَﺓٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﺪْﺭِﻛَﻚَ ﺍﻟْﻤَﻮْﺕُ ﻭَﺃَﻧْﺖَ 

ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman r.a beliau berkata: “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai menimpaku”

Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu ALLAH mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?”

Beliau berkata: “Ya”

Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”

Beliau menjawab: “Ya, tetapi didalamnya ada asap (tersamarkan)” aku bertanya: “Apa asapnya itu?”

Beliau menjawab: “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya” 

Aku bertanya: “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi?”

Beliau menjawab: “Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barang siapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka” 

Aku bertanya: “Ya Rasulullah, sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami?”

Beliau menjawab: “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”

Aku bertanya: “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”

Beliau menjawab: “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”

Aku bertanya: “Bagaimana jika tidak ada imam dan jama’ah kaum muslimin?”

Beliau menjawab: “Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu” (Muttafaq ‘Alaih).

Dalam hadits diatas digambarkan bahwa fase umat islam ada 6.

1). Fase jahiliyyah dan kejelekan: Dalam Al-Quran, kata jahiliyah disebutkan oleh ALLAH sebanyak empat kali. Masing-masing disebutkan dalam konteks sebagai sebuah keyakinan, sistem, perilaku dan watak.  Salah satunya: “Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan (hamiyyah) jahiliah lalu ALLAH menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu'min dan ALLAH mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah ALLAH Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Fath : 26)

Ayat ini menggambarkan kondisi hati kaum musyrikin yang dipenuhi watak kesombongan dan fanatisme kelompok. Reputasi semu ke-kaum-an yang mereka banggakan membuatnya merasa tidak pantas memakai sesuatu di luar tradisinya. Sikap pembelaan atas dasar kelompoknya telah membutakan hati mereka dari kebenaran. Itulah kaum musyrikin Quraisy dulu yang sombong, angkuh dan keras kepala.

2). Fase diutusnya Rasulullah SAW dan shahabat r.hum sampai para tabiin dan ini adalah sebaik-baik fase. Dari hadits ‘Abdullah bin Mas’ud r.a, bahwasanya Rasulullah s.a.w bersabda:

ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﻗَﺮْﻧِﻲ ﺛُﻢَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻠُﻮﻧَﻬُﻢْ ﺛُﻢَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﻠُﻮﻧَﻬُﻢْ ﺛُﻢَّ ﻳَﺠِﻲﺀُ 

ﻗَﻮْﻡٌ ﺗَﺴْﺒِﻖُ ﺷَﻬَﺎﺩَﺓُ ﺃَﺣَﺪِﻫِﻢْ ﻳَﻤِﻴﻨَﻪُ ﻭَﻳَﻤِﻴﻨُﻪُ ﺷَﻬَﺎﺩَﺗَﻪُ

Sebaik-baik manusia ialah pada zamanku, kemudian zaman berikutnya, dan kemudian zaman berikutnya. Lalu akan datang suatu kaum yang persaksiannya mendahului sumpah, dan sumpahnya mendahului persaksian. (H.R. Bukhari & Muslim)

3). Fase kejelekan, dalam hadits lain digambarkan sebagai fase mulkan 'adlan atau penguasa yang menjajah sampai mulkan jabbariyyan kebebasan tanpa batas.

Hadits Hudzaifah bin Yaman r.a:

ﺗﻜﻮﻥ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ ﻓﻴﻜﻢ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ , ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﺫﺍ 

ﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ , ﻓﺘﻜﻮﻥ 

ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ , ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ , ﺛﻢ 

ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻠﻜﺎ ﻋﺎﺿﺎ ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ , ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ 

ﺇﺫﺍ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ , ﺛﻢ ﺗﻜﻮﻥ ﻣﻠﻜﺎ ﺟﺒﺮﻳﺎ ﻓﺘﻜﻮﻥ ﻣﺎ 

ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻥ , ﺛﻢ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ ﺇﺫﺍ ﺷﺎﺀ ﺃﻥ ﻳﺮﻓﻌﻬﺎ , ﺛﻢ 

ﺗﻜﻮﻥ ﺧﻼﻓﺔ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺎﺝ ﺍﻟﻨﺒﻮﺓ . ﺛﻢ ﺳﻜﺖ " .

“Akan ada masa kenabian pada kalian selama yang ALLAH kehendaki, ALLAH mengangkat/ menghilangkannya kalau ALLAH kehendaki. Lalu akan ada masa khilafah di atas manhaj Nubuwwah selama yang ALLAH kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya jika ALLAH menghendaki. Lalu ada masa penguasa yang sangat kuat (ada penjajahan) selama yang ALLAH kehendaki, kemudian ALLAH mengangkatnya bila ALLAH menghendaki. Lalu akan ada masa penguasa (tirani yang mengatasnamakan kebebasan) selama yang ALLAH kehendaki, kemudian ALLAH mengangkatnya bila ALLAH menghendaki. Lalu akan ada lagi masa kekhilafahan di atas manhaj Nubuwwah”. Kemudian beliau diam” (Diriwayatkan oleh Ahmad 4/273 dan Ath-Thayalisi)

4). Fase kebaikan, dalam hadits dijelaskan sebagai kebangkitan khilafah yang mengikuti jejak kenabian. Diawali dengan adanya kelompok yang berdakwah 'ala minhajin nubuwwah. Dari Mu’aawiyyah bin Abi Sufyaan r.ma: aku mendengar Nabi s.a.w bersabda:

ﻟَﺎ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺃُﻣَّﺔٌ ﻗَﺎﺋِﻤَﺔٌ ﺑِﺄَﻣْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻟَﺎ ﻳَﻀُﺮُّﻫُﻢْ ﻣَﻦْ ﺧَﺬَﻟَﻬُﻢْ، 

ﻭَﻟَﺎ ﻣَﻦْ ﺧَﺎﻟَﻔَﻬُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺄْﺗِﻴَﻬُﻢْ ﺃَﻣْﺮُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺫَﻟِﻚَ

“Akan senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menegakkan perintah ALLAH. Tidak memudlaratkan mereka orang yang menelantarkan mereka dan orang yang menyelisihi mereka, hingga datang ketentuan ALLAH, dan mereka tetap dalam keadaan seperti itu”. (Muttafaq 'Alaih)

Akan tetapi fase ini tersamarkan yang Nabi SAW mengibaratkannya sebagai asap yang menghalangi pandangan kebenaran. Samar karena umat saat itu kebanyakan meninggalkan sunnah Nabi SAW, sedangkan kelompok yang mendakwahkan sunnah dalam keadaan minoritas sehingga dianggap asing.

Dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w bersabda,

ﺑَﺪَﺃَ ﺍﻹِﺳْﻼَﻡُ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻭَﺳَﻴَﻌُﻮﺩُ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺪَﺃَ ﻏَﺮِﻳﺒًﺎ ﻓَﻄُﻮﺑَﻰ ﻟِﻠْﻐُﺮَﺑَﺎﺀِ

“Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing” (HR. Muslim no. 145).

Al Qadhi ‘Iyadh menyebutkan makna hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Imam Nawawi,

ﺃَﻥَّ ﺍﻹِﺳْﻼﻡ ﺑَﺪَﺃَ ﻓِﻲ ﺁﺣَﺎﺩ ﻣِﻦْ ﺍﻟﻨَّﺎﺱ ﻭَﻗِﻠَّﺔ ، ﺛُﻢَّ ﺍِﻧْﺘَﺸَﺮَ ﻭَﻇَﻬَﺮَ 

، ﺛُﻢَّ ﺳَﻴَﻠْﺤَﻘُﻪُ ﺍﻟﻨَّﻘْﺺ ﻭَﺍﻹِﺧْﻼﻝ ، ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺒْﻘَﻰ ﺇِﻻ ﻓِﻲ ﺁﺣَﺎﺩ 

ﻭَﻗِﻠَّﺔ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻛَﻤَﺎ ﺑَﺪَﺃَ

“Islam dimulai dari segelintir orang dari sedikitnya manusia. Lalu Islam menyebar dan menampakkan kebesarannya. Kemudian keadaannya akan surut. Sampai Islam berada di tengah keterasingan kembali, berada pada segelintir orang dari sedikitnya manusia pula sebagaimana awalanya. ” (Syarh Shahih Muslim, 2: 143)

5). Fase kejelekan, ditengah-tengah perjalanan dakwah 'ala minhajin nubuwwah muncullah kelompok yang berbaju da'i-da'i akan tetapi menyeru kepada neraka jahannam, pada zaman itu umat Islam diperintahkan untuk tetap setia kepada amir dan jamaah kaum muslimin yang berdakwah 'ala minhajin nubuwwah sampai keamiran dipegang oleh imam mahdi dan sampai turunnya nabi isa a.s.
Dari Jabir bin ’Abdillah, Nabi s.a.w bersabda,

ﻻَ ﺗَﺰَﺍﻝُ ﻃَﺎﺋِﻔَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَّﺘِﻰ ﻳُﻘَﺎﺗِﻠُﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻇَﺎﻫِﺮِﻳﻦَ ﺇِﻟَﻰ 

ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِﻗَﺎﻝَﻓَﻴَﻨْﺰِﻝُ ﻋِﻴﺴَﻰ ﺍﺑْﻦُ ﻣَﺮْﻳَﻢَ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ 

ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺃَﻣِﻴﺮُﻫُﻢْ ﺗَﻌَﺎﻝَ ﺻَﻞِّ ﻟَﻨَﺎ . ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻻَ . ﺇِﻥَّ 

ﺑَﻌْﻀَﻜُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ ﺃُﻣَﺮَﺍﺀُ . ﺗَﻜْﺮِﻣَﺔَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫَﺬِﻩِ ﺍﻷُﻣَّﺔَ

“Sekelompok dari umatku ada yang akan terus membela kebenaran hingga hari kiamat. Menjelang hari kiamat turunlah ’Isa bin Maryam. Kemudian amir umat Islam saat itu berkata, ”(Wahai Nabi Isa), pimpinlah shalat bersama kami.” Nabi ’Isa pun menjawab, ”Tidak. Sesungguhnya sudah ada di antara kalian yang pantas menjadi imam (pemimpin). Sungguh, ALLAH telah memuliakan umat ini. ” (H.R. Muslim).

Dari Abu Hurairah r.a ia berkata : Rasulullah s.a.w bersabda :

ﻛﻴﻒ ﺃﻧﺘﻢ ﺇﺫﺍ ﻧﺰﻝ ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻓﻴﻜﻢ ﻭﺇﻣﺎﻣﻜﻢ ﻣﻨﻜﻢ

“Bagaimana keadaanmu jika telah diturunkan (’Isa) Ibn Maryam padamu sedangkan imam/pemimpinmu adalah orang yang berasal darimu sendiri” [HR. Al-Bukhari no. 3449 dan Muslim no. 155].

Dalam riwayat Al Hakim juga dikatakan,

ﻳَﺨْﺮُﺝُ ﻓِﻲ ﺁﺧِﺮِ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺍﻟﻤَﻬْﺪِﻱُّ ﻳَﺴْﻘِﻴْﻪِ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟﻐَﻴْﺚَ ، ﻭَﺗُﺨْﺮِﺝُ 

ﺍﻷَﺭْﺽُ ﻧَﺒَﺎﺗَﻬَﺎ ، ﻭَﻳُﻌْﻄِﻲ ﺍﻟﻤَﺎﻝَ ﺻِﺤَﺎﺣًﺎ ، ﻭَﺗَﻜْﺜُﺮُ ﺍﻟﻤَﺎﺷِﻴَﺔُ 

ﻭَﺗَﻌْﻈُﻢُ ﺍﻷُﻣَّﺔُ ، ﻳَﻌِﻴْﺶُ ﺳَﺒْﻌًﺎ ﺃَﻭْ ﺛَﻤَﺎﻧِﻴًﺎ » ﻳَﻌْﻨِﻲ ﺣِﺠَﺠًﺎ

“Al Mahdi akan keluar di akhir umatku. (Pada masanya), ALLAH akan menurunkan hujan, akan menumbuhkan tanaman di muka bumi, harta akan dibagi secara merata. Binatang ternak akan semakin banyak, begitu juga umat akan bertambah besar. Imam Mahdi hidup selama 7 atau 8 tahun”. Sebelum kedatangan al mahdi, pemimpin umat islam yang berada pada jalan kebenaran itu adalah bersuku quraisy yang taat kepada ALLAH. Baik dari bani hasyim atau keturunannya, seperti Imam Ali bin Abi thalib, atau bani Tamim seperti Abu Bakar r.a atau Bani Umayah seperti khulafa' yang lain.
Berdasarkan sabda Rasulullah s.a.w:

ﺍﻷَﺋِﻤَّﺔُ ﻣِﻦْ ﻗُﺮَﻳْﺶٍ

“Para pemimpin adalah dari Quraisy.” (H.R. ahmad)

Namun ada hadits khusus tentang keutamaan bani tamim. Perhatikan hadits berikut:

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ، ﻗَﺎﻝَ : ﻟَﺎ ﺃَﺯَﺍﻝُ ﺃُﺣِﺐُّ ﺑَﻨِﻲ 

ﺗَﻤِﻴﻢٍ ﺑَﻌْﺪَ ﺛَﻠَﺎﺙٍ ﺳَﻤِﻌْﺘُﻪُ ﻣِﻦْ ﺭَﺳُﻮﻝِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻯﺎﻟﻠﻬُﻌَﻠَﻴْﻬِﻮَﺳَﻠَّﻢَ 

ﻳَﻘُﻮﻟُﻬَﺎ ﻓِﻴﻬِﻢْ : " ﻫُﻢْ ﺃَﺷَﺪُّ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﺪَّﺟَّﺎﻝِ " ، ﻭَﻛَﺎﻧَﺖْ 

ﻓِﻴﻬِﻢْ ﺳَﺒِﻴَّﺔٌ ﻋِﻨْﺪَ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ، ﻓَﻘَﺎﻝَ " : ﺃَﻋْﺘِﻘِﻴﻬَﺎ، ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﻭَﻟَﺪِ 

ﺇِﺳْﻤَﺎﻋِﻴﻞَ " ، ﻭَﺟَﺎﺀَﺕْ ﺻَﺪَﻗَﺎﺗُﻬُﻢْ، ﻓَﻘَﺎﻝَ " : ﻫَﺬِﻩِ ﺻَﺪَﻗَﺎﺕُ ﻗَﻮْﻡٍ 

ﺃَﻭْ ﻗَﻮْﻣِﻲ "

Dari Abu Hurairah r.a, iaberkata : “Aku senantiasa mencintai Bani Tamim setelah aku mendengar tiga hal dari Rasulullah s.a.w yang berkata tentang mereka:

(1) Mereka adalah umatku yang paling keras permusuhannya terhadap Dajjaal,

(2) Ada seorang tawanan wanita dari kalangan mereka yang ada di sisi “Aaisyah, lalu beliau bersabda: “Bebaskanlah ia karena ia merupakan keturunan Ismaa’iil’,

(3) Ketika datang shadaqah/zakat mereka, beliau bersabda: “Ini adalah zakat kaumku (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4366)”.

Dan hadits-hadits lain yang menjelaskan tentang pemegang panji hitam yang akan diserahkan kepada al-mahdi meskipun dalam sanadnya ada kecacatan namun terangkat menjadi hasan karena banyaknya riwayat yang saling menguatkan. Dan terakhir keamiran dipegang oleh bani hasyim yaitu imam mahdi. Tepatnya dari keturunan Fatimah r.ha sebagaimana dalam hadits-hadits mutawatir.

Fase sebelum kedatangan imam mahdi kita diwajibkan untuk tetap setia dan taat kepada pimpinan amir meskipun pimpinan kita lebih muda dalam segi umur, yang jelas jangan sekali-kali keluar dari jamaah kaum muslimin yang mendakwahkan agama 'ala minhajin nubuwwah. Kenapa disini ada pengkhususan jamaah kaum muslimin yang mendakwahkan agama saja, bukan kaum muslimin secara umum? Karena pengakuan tidak ada artinya tanpa ada sifat yang melekat. Semua orang boleh saja mengaku muslim, tapi yang benar-benar diakui umat Rasulullah adalah yang mendakwahkan agama sesuai kemampuan masing-masing.

قل هذه سبيلي أدعوا الى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني 

وسبحان الله وما أنا من المشركين

ALLAH SWT berfirman dalam surat (Yusuf):108 - Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada ALLAH dengan hujjah yang nyata, Maha Suci ALLAH, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".

6). Fase tidak mau dipimpin amir dan jamaah kaum muslimin yang mendakwahkan agama, pada saat itu manusia yang masih ada iman dihatinya diperintahkan untuk uzlah mengasingkan diri secara total meninggalkan manusia-manusia yang berhati setan. Jangan sampai bercampur baur dengan mereka, istiqamah dalam kebenaran bagaikan menggigit akar kayu yang kuat dengan gigi geraham sampai maut datang.

Dalam riwayat Muslim Nabi s.a.w bersabda : “Akan muncul manusia-manusia yang berhati setan”.

Fase ini setelah wafatnya al mahdi dan Nabi Isa a.s. dan setelah munculnya beberapa tanda kiamat yang lain, yang berurutan bagaikan lepasnya ikatan mutiara dalam kalung.

Maka istiqamahlah kita dalam kebenaran dan memegang sunnah ketaatan pada Amir bagaikan menggigit akar kayu yang kuat dengan gigi geraham sampai maut datang. Wallahu A’lam. Insyaa ALLAH.

No comments:

Post a Comment