Ketika hamba yang hina ini menginjakkan kaki di Nizamuddin. Tempat berkumpulnya para dai seluruh dunia. Ada dua kegelapan ketika itu, kegelapan malam dan kegelapan didalam masjid karena sampainya malam makanya lampu sudah dimatikan. Tapi diluar sana kegelapan maksiat jauh lebih kelam dibanding kegelapan malam dari sinilah cahaya hidayah mulai hidup kembali hingga menembus batas kegelapan seluruh dunia. Cahaya hidayah sudah mulai memancar di seluruh dunia.
Hatiku ini masih gelap makanya perlu cahaya dan langsung kesumber cahaya hidayah Banglawali Masjid. Masjid yang sederhana yang ada ditengah kota Delhi India yang disekelilingnya masih banyak orang Hindu.
Senang rasanya bisa berada disana. Sebelum solat zuhur biasanya ada bayan hidayah dan ditutup doa oleh Maulana Saad. Begitu besar kerinduan dalam hati bisa langsung berjumpa dengan beliau. Selesai doa jamaah Foreign biasanya dikasih kemudahan untuk jumpa dengan maulana Saad tetapi hanya berjabat tangan.
Kesempatan ini saya manfaatkan dengan baik. Untuk berjumpa dengan beliau. Saya pun mulai melangkahkan kaki dari lantai 3 tangga demi tangga dilewati untuk menuju lantai 1 dimana masjid awal Maulana Ilyas buat dakwah disitulah setiap harinya dibuat program bayan.
Ada perasaan dekdekan bercampur rindu. Akhirnya saya pun sampai di depan maulana Saad dan saya pun mulai mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dan beliau pun menjabat tangan saya. Saya lihat roman muka maulajna Saad menunjukkan roman muka yang ketat tidak ada senyum sedikit pun.
Ya Allah apa amalan saya yang kurang bagus sehingga roman muka maulana Saad seperti itu.
Besoknya bayan subuh Maulana Saad: ”Dakwah melalui media itu, yang maju medianya bukan dakwahnya. Orang lain bisa saja dapat hidayah tetapi orang yang dakwah melalui media itu tidak akan ada peningkatan iman"
Dalam hati saya bertanya mengapa Maulana Saad bayan begini? Timbul sejuta pertanyaan dalam hati. Besoknya setelah doa hidayah ada kesempatan lagi untuk jumpa dengan Maulana Saad. Turun kebawah dan hati bercampur dekdekan dan malu. Tetapi ajib Maulana Saad tersenyum saat salam dengan saya dalam hati saya berkata "Alhamdulillah"
Setelah beberapa hari di Nizamuddin. Ada ahbab dari jakarta datang ketika jumpa dengan saya langsung dipeluk "Bang Mahodum"Padahal saya gak kenal sama dia. Kami pun duduk dan mulai cerita. Saya anggota group Kargozari Dakwah senang sekali bisa jumpa abang disini. Group Kargozari dakwah udah bubar ya bang katanya di hack sama orang. Saya sempat terdiam dan berpikir lama dan berkata dalam hati "Alhamdulillah"
Inilah maksud kenapa roman muka Maulana Saad begitu ketat ketika jumpa dan bayan subuh tentang media dan terakhir beliau tersenyum di saat pertama berjabat tangan dengan Maulana Saad disitulah group Kargozari Dakwah hancur lebur. Saat itu saya putuskan untuk tidak lagi aktif di Facebook. Sudah 3 tahun lamanya tidak buat postingan di FB. "Mengapa harus berlari 7 kali antara Shafa dan Marwa ...?"Itulah postingan perdana saya kembali di FB yang di post beberapa jam yang lalu. Ada kerinduan tersendiri untuk jumpa dengan teman-teman lama. Terkadang ada yang telepon dan sms. Sekarang aktif di FB hanya sekedarnya saja tidak seperti dulu lagi. Untuk menjaga hati.
No comments:
Post a Comment