1). Buah Pisang manis tapi pohon serta daunnya gak manis. Buah pisang manis, ALLAH yg beri rasa manis bukan krn slalu dsiram dgn gula oleh penanamnya ato krn anak sipenanam ada yg manis. Yg ajaib lagi, rasa manis pisang berbeda dg rasa manisnya pepaya, walaupun pohonnya ditanam berdekatan. LAA ILAAHA ILLALLAH!
2). Buah & daun bukan berasal dari ranting...
Ranting bukan berasal dari batang ...
Batang bukan berasal dari pohon...
Pohon bukan berasal dari akar,
Akar bukan berasal dari tanah..
Buah, daun, ranting, batang, pohon, & akar semua berasal dari khazanah Allah…laa ilaaha illallah!
3). Hanya DIA yang mengetahui berapa jumlah tetes hujan yang turun selama ini, berapa jumlah pasir yang ada di lautan, berapa berat sebuah gunung, berapa jumlah pohon yang ada di gunung tersebut, berapa jumlah semut yang ada di satu pohon, bahkan DIA tahu apa yang ada dalam perut satu ekor semut. Tak masuk akal, kekuatan ALLAH kekal, Penguasa seluruh alam.
4). Jumlah ikan di lautan tidak pernah habis walaupun setiap hari jutaan nelayan menangkapnya dan siapakah yang sanggup memberinya makan setiap harinya. Padahal para nelayan hanya menangkap dan memakannya tanpa mau tahu untuk memberinya makan.
5). Setiap han manusia memotong ayam dan memakan telurnya, sudah berapa milyar telur dan ayam yang kita makan? Tetapi ternyata jumlah ayam dan telur tidak habis-habis.
6). Daging kambing sangat digemari oleh manusia. Setiap hari berapa juta kambing-kambing di seluruh dunia mi disembelih dan dimakan daginngnya? Tapi pernahkah kita mendengar kambing musnah populasinya? Ternyata daging kambing dalam berbagai variasi pengolahan dan hidangan (disate, digoreng, kambing guling, soto kambing, dli.) setiap hari kita temui di mana-mana.
ltulah bukti luasnya khazariah (gudang kekayaan Allah swt) LAA ILAAHA ILLALLAH!
7). DARI TANAH ALLAH KELUARKAN MAKHLUK:
a). Allah telah ciptakan tanah dan dari tanah yang sama keluar berbagai macam tumbuhan, buah-buahan, makanan dan lain lain, tidak ada habis-habisnya.
b). Semuanya Allah yang mengeluarkan dari tanah dan Allah tidak pernah kekurangan dan tidak pernah kehabisan. Tidak ada dalam kamus Allah yang namanya kekurangan simpanan.
c). Dari tanah yang sama bisa mengeluarkan padi, jagung, buah dan lain-lain. Kita tinggal menanam selebihnya Allah yang melakukan, yang mendatangkan panas yang cukup, hujan yang cukup, kesuburan tanah.
d). Ini semuanya hanya Allah yang mengerjakan dan hanya Allah yang mampu. Kita tinggal nunggu dan memodifikasi sedikit, seperti dari serat bambu menjadi kertas, dari karet menjadi ban dan lain-lain. Tetapi pada dasarnya semuanya dari Allah. Coba kalau manusia disuruh buat karet, kapas, gandum, mana bisa. La Illaha Illallah.
Allah ada sebelum semuanya ada (diadakan). Allah pun tetap ada setelah semuanya tiada (yaumul akhir). Baqa. Kekal. Selama-lamanya. Tanpa Awalan dan Tanpa Kesudahan. Allah juga tidak akan berkurang, apalagi hilang status-Nya sebagai Allah, walaupun semua yang di langit maupun di bumi tidak sujud (ber-Tuhan) kepada-Nya demikian pula bila segala ciptaan-Nya mengingkari kemampuan-Nya dalam menciptakan, bukankah dengan munculnya (existence) yang diciptakan itu berikut kepastian pada berlangsungnya kemusnahan (mortally) nescaya masih saja menunjukkan bahawa memang ada Sang Pencipta, Yang Kekal.
Sesungguhnya, dunia ini adalah tempat yang hina dan kita ini juga mahluk yang hina jika tidak ada agama. Terbuat dari cairan yang kotor, masuk ke dalam lobang yang kotor, keluar dari lobang yang sama. Segala sesuatu yang bersih dan suci walaupun itu air zamzam dan daging yang ketika memotongnya mengucapkan bismillah, tetap saja kalau sudah masuk ke perut keluar jadi kotoran. Perut ini gudangnya kotoran, jadi kemana-mana kita pergi bawa kotoran.
Jika bukan kerana agama kita sudah menjadi mahluk yang kotor dan hina beda tipis dengan binatang. Bahkan banyak yang seperti binatang kerjanya makan, kerja, tidur begitu aja terus-terusan. Bahkan lebih parah dari binatang kerana kita masih punya akal untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, tetapi masih melakukan hal yang buruk. Lihat lah, betapa hinanya diri kita. (Nasihat Masyeikh).
No comments:
Post a Comment