Muzakarah Ir Shamim Ahmad Bihar untuk para penanggung jawab Jharkand, Bihar. 12 Juli 2017.
Untuk kesinambungan dakwah ini sangat diperlukan datangnya orang-orang baru. Mereka lebih tawajjuh. Mereka ikut untuk membangun akhirat. Mereka tidak menginginkan kedudukan apa-apa dalam dakwah.
Dari mana masuknya orang baru ini?
Pertama dari malam Markaz. Setelah jaulah satu atau dua, dalam bayan ada Tasykil. Setelah Tasykil 4 Bl atau 40 hari, ada Tasykil 3 hari. Terakhir: Tasykil utk hadir malam Markaz. Kita ajak mereka ke malam Markaz. Makanan kita Ikram, alas tidur kita Ikram dan jutaan orang yg hari ini aktif dakwah, mereka dapatkan dakwah dari pintu ini. Tapi ini telah ditutup. Lalu diarahkan supaya tidak membawa tasykilan baru ke malam Markaz. Yg Hadir malam Markaz hanyalah mereka yg sdh pernah keluar. Penggerak di maqaminya.
Pintu kedua adalah Ijtima-Ijtima.
Dengan Ijtima ini, banyak juga orang ikut dakwah. Ini pun baru-baru ini ditiadakan.
Pintu ketiga adalah jur pelajar mahasiswa. Para pemuda adalah modal besar dalam ummat ini. Kebanyakan mereka adalah pelajar mahasiswa. Tapi tatkala tidak dibina, dari fase inilah mulai kerusakan hidup mereka. Minuman keras, narkoba, seksual dari zaman Maulana Ilyas rah.a usaha pelajar dg mengadakan jur-jur pelajar ini beliau mulai. Beliau kumpulkan pelajar mahasiswa dan para santri pesantren.
Beliau ikrom makan. Beliau datangkan Dr Zakir Husein utk bayan. Beliau Tasykil para dosen Aligarh University. Usaha pun berkembang di sana demikian pula pada zaman Maulana Yusuf. Beliau adakan jur-jur pelajar. Prof Kholid Siddiqi, Prof Sanaullah adalah contoh tasykilan zaman Maulana Yusuf. Ini pun sekarang ditiadakan.
Pintu keempat adalah jur karyawan Kreta api. Banyaknya pekerja dakwah dari kalangan karyawan perusahaan kereta api ini adalah hasil jur karyawan kereta api.
Pintu kelima adalah jur profesi dari zaman Maulana Ilyas jur ini sudah ada. Beliau memulai jur para pedagang di Delhi dilanjutkan oleh dua Hazratji setelah itu diadakanlah berbagai jur, jur sopir taxi misalnya dsb. Inipun sekarang ditiadakan dengan alasan ingin membawa kerja dakwah sesuai sunnah.
Sedangakan di masa Maulana Ilyas mengadakan jur-jur tersebut, beliau selalu bermusyawarah dg para ulama besar zaman itu. Mufti Kifayatullah, Maulana Asyraf Ali, Maulana Husain Ahmad Madani dll. Mungkinkah para ulama besar itu membiarkan usaha melenceng dari sunnah tanpa ditegur dilanjutkan Maulana Yusuf dan Mualan Inamul Hasan.
Belum lagi pembicaraan agama harus di dalam masjid. Jangan di luar masjid. Bawa orang ke dalam masjid, baru bicara Agama.
Masyarakat kita kebanyakan di luar masjid. Mengajak mereka yg ga biasa masuk mesjid ke dalam masjid bukan hal mudah. Pagi pagi kita datangi langsung kita Tasykil cash ke masjid utk bicara agama. Berapa orang yg bersedia datang ke masjid utk bicara agama?
Apakah dilupakan bahawa para anbiya berdakwah di pasar, di jalan. Apakah tetap kita katakan bahawa dakwah mereka tidak sesuai sunnah?
Nabi Muhammad s.a.w selama di Makkah, apakah mengajak orang ke Masjidil Harom dulu baru dakwah? Kenapa ini dilupakan? Alhamdulillah ... Allah s.w.tgunakan masyayikh kita ini utk membuka kembali pintu pintu yg ditutup itu. Maka mulailah kerjakan lagi jur-jur. Bawa orang orang baru ke malam Markaz. Kumpulkan dan Tasykil para pelajar.
No comments:
Post a Comment