Wednesday, February 25, 2015

MARI KEMBALI KEPADA TIGA HADRAJI

Sebuah jargon yang sangat bagus dan menarik didengar. Semua ahbab pekerja dakwah tentu ingin mengikuti ketiga amir dakwah sejak dimulai oleh Maulana Ilyas, Maulana Yusuf lalu Maulana In'amul Hasan.

Sejarah mencatat bahawa beberapa waktu sebelum meninggal, Hadraji Maulana In'amul Hasan membentuk 10 anggota Syuro dan mengamanahkan kelanjutan dari kerja dakwah ini kepada 10 orang tsb.

Dimana pada akhirnya diputuskan oleh kesepuluh syuro tsb, ada 3 faisalat yang berhak memutuskan musyawaroh dalam dakwah ini, iaitu Maulana Izhar DB, Maulana Zubair DB dan Maulana Sa'ad DB.

Dari 10 Syuro yang dibentuk oleh Hadraji Maulana In'amul Hasan, saat ini hanya tinggal 2 orang yang masih hidup. Iaitu Maulana Sa'ad DB dan Haji Abddul Wahab Shab. Artinya, saat ini yang mendapat amanah dari Hadraji Maulana In'amul Hasan untuk bertanggung jawab dalam dakwah ini ada 2 orang, Maulana Sa'ad DB sebagai faisalat dari syuro dan Haji Abdul Wahab sebagai anggota syuro.

Setiap orang yang ingin kembali kepada tiga hadraji perlu kita pastikan dulu, apakah mengakui Maulana Sa'ad DB sebagai faisalat atau penanggung jawab dan pemutus setiap musyawaroh yang diadakan para masyayikh dakwah atau tidak. Hal ini penting mengingat kembali kepada 3 hadraji seharusnya mengakui keputusan 10 anggota Syuro yang dibentuk oleh hadraji terakhir Maulana In'amul Hasan menjelang meninggalnya beliau.

Jika kita semua sudah sepakat mengakui keputusan 10 syuro tsb yang menyatakan bahawa Maulana Sa'ad adalah salah satu dari 3 faisalat dan satu satunya yang masih hidup saat ini, itu artinya kita semua sepakat bahawa musyawaroh apapun berkaitan dg kerja dakwah ini akan percuma jika tidak disetujui oleh Maulana Sa'ad DB.

Siapapun yang tidak menyetujui ini, berarti tidak mengakui keputusan 10 Syuro yg dibentuk Hadraji Maulana In'amul Hasan. Artinya juga tidak menghormati keputusan Hadraji Maulana In'amul Hasan yang telah membentuk 10 Syuro tsb.

*Jika keputusan Hadraji saja tidak dihormati, lalu bagaimana mungkin mau kembali kepada tiga Hadraji?*

Baiklah, kami yakin semua ahbab sepakat dan mengakui bahawa Maulana Sa'ad DB adalah faisalat satu satunya saat ini yang pengangkatannya bersambung sanadnya sampai Hadraji Maulana In'amul Hasan.

Lalu bagaima sikap baik ketika terjadi ikhtilaf?

Beberapa orang tua dalam dakwah merasa tidak diajak musyawaroh dalam menentukan arah kerja dakwah ini.

Ada juga yang menganggap Maulana Sa'ad DB ada kekeliruan dalam bayan dan pendapatnya.

Ada juga yang merasa Maulana Sa'ad DB sudah tidak pantas menjadi faisalat lagi karena ingin jadi hadraji.

Bahkan ada yang menvonis beliau sudah keluar dari Ahlus sunnah wal Jama'ah.

Dengan berbagai alasan, akhirnya beberapa orang mengusulkan kpd Maulana Sa'ad untuk menambah Syuro yang dibentuk Hadraji Maulana In'amul Hasan yang saat ini tinggal dua orang. Lalu pada akhirnya mereka membuat Syuro yang disebut syuro alami. Setelah usulan penambahan syuro itu tidak disepakati oleh Maulana Sa'ad DB.

Inilah yang menjadi pertanyaan kita semua. Kita selalu diajarkan jika usul kita ditolak, maka ucapkan Alhamdulillah dan jika usul kita diterima maka kita harus istighfar.

*Apa yang membuat beberapa orang merasa Maulana Sa'ad harus menerima usul tentang penambahan syuro?*

Menerima atau tidak usulan itu murni kebijakan dan pilihan amir. Makmum seharusnya taat selama amir taat kepada Alloh dan Rosulnya dan tidak ada satupun syareat agama yang dilanggar Maulana Sa'ad dalam hal ini.

Adapun kekeliruan beliau dalam bayan, atau apapun kekurangan beliau (jika informasi itu benar), harus kita maklumi dengan perasaan siapa dari kita yang tanpa cela, bayan selalu benar dan tak punya kekurangan. Maka satu satunya jalan untuk kembali pada tiga hadraji adalah dengan melalui keturunan dari dua Hadraji sebelumnya iaitu Maulana Sa'ad DB.

Apakah anda yakin Hadraji Maulana Ilyas akan gembira jika kita meninggalkan Nizhamuddin dengan alasan itu?

Apakah anda yakin Hadraji Maulana Yusuf akan senang jika kita menyebarkan aib cucunya sendiri dengan alasan apapun?

Apakah anda yakin Hadraji Maulana In'amul Hasan akan bangga pada kita karena kita tidak mematuhi keputusan 10 Syuro yang beliau bentuk, dengan alasan ada yang pantas dan berhak menjadi Syuro tambahan?

Ada yang mengatakan yang dimaksud dengan kita taat pd "keputusan Nizomuddin"bukanlah Maulana Sa'ad saja. Tetapi itu hasil musyawaroh 5 orang masyayikh dakwah. yang mana 4 dari 5 orang tsb (selain Maulana Sa'ad) telah meninggalkan Nizhamuddin dan membentuk syuro alami.

Bahkan ada ada yang menyebut syuro alami sebagai Nizhamuddin Qodim.

Maka kita jawab bahawa kita taat kepada keputusan 10 Syuro yang dibentuk oleh Hadraji Maulana In'amul Hasan yang memutuskan bahawa saat ini tinggal Maulana Sa'ad yang menjadi pemutus dan penentu arah kerja dakwah ini.

Itulah hakekat Nizhamuddin.

Kita tidak menafikan mujahadah orang orang syuro alami dalam kerja dakwah, *tapi kita meyakini bahawa Maulana Sa'ad DB, punya sanad kepemimpinan dengan Hadraji Maulana In'amul Hasan,* dan kita tidak tahu, siapa sebenarnya yang mengangkat "mereka"mereka sebagai Syuro dunia??

Sekali lagi menurut kami: *satu satunya kembali pada tiga hadraji adalah dengan mengikuti Maulana Sa'ad DB*

Waallahu a'lam

(Ditulis oleh seorang santri yang masih belajar dakwah, hanya untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana menyikapi ikhtilaf saat ini dan tidak untuk merendahkan sesama ummat Nabi).

No comments:

Post a Comment