Kerja dakwah dan tabligh merupakan ibadah penting dan karunia yang sangat mulia. Kerja ini adalah warisan para Nabi a.s.. Jika suatu pekerjaan itu besar, sudah tentu mempunyai adab dan tata tertib yang besar pula. Tugas ini bukan untuk menghasilkan hidayah bagi orang lain, namun yang paling utama adalah untuk memperbaiki diri sendiri dan menunaikan kehambaan kita kepada Allah swt., juga sebagai usaha untuk selalu mentaati perintah-Nya demi mendapatkan redha-Nya. Untuk itu, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dan dijaga secara istiqamah:
1. Menanggung sendiri biaya makan, minum, ongkos kendaraan dan biaya-biaya lainnya. Jika ada kelebihan, boleh membantu biaya kawan-kawan yang kurang mampu.
2. Menghormati saudara-saudara sesama pekerja agama dan menganggap bahawa melayani mereka adalah suatu karunia yang besar, tanpa mengurangi adab dan penghormatan kepada mereka.
3. Bersikap tawadhu' dan merendahkan diri di hadapan setiap muslim dengan berkata lemah-lembut kepada mereka serta berusaha mengambil hati mereka. Jangan memandang rendah atau menghina di antara sesama. Khususnya, alim ulama hendaknya kita muliakan dan kita hormati mereka, jangan sampai kita melakukan kekurangan dalam menghormati mereka. Sebagaimana kita wajib menghormati, memuliakan, beradab kepada Al-Quran dan hadits, seperti itu pula sangat penting bagi kita untuk memuliakan dan menghormati ulama. Allah sendiri telah memberi mereka karunia yang istimewa. Menghina ulama sama dengan menghina Islam, yang akan menyebabkan kemurkaan Allah swt..
4. Hindarilah dusta, ghibah, bertengkar, bermain-main dan bersenda gurau pada waktu luang. Waktu-waktu luang lebih baik digunakan untuk membaca buku-buku agama dan duduk dengan orang-orang yang menjaga agamanya, sehingga kita dapat mengetahui firman Allah dan sabda Rasul-Nya, khususnya ketika keluar di jalan Allah. Hindarilah hal-hal yang sia-sia dan gunakanlah waktu luang untuk berzikir, berpikir, bershalawat kepada Nabi saw dan beristighfar, serta saling mengajarkan di antara sesama jamaah.
5. Ketika kembali, usahakanlah untuk mencari penghasilan yang halal dan menggunakannya sesuai dengan keperluan. Selain itu, hendaknya menunaikan hak-hak keluarga, sanak saudara dan orang lain, sesuai dengan syariat Islam.
6. Jangan menyinggung masalah-masalah fiqih yang sensitif atau masalah khilafiyah. Selalulah berdakwah mengenai tauhid dan pentingnya menyampaikan agama.
7. Setiap amalan dan ucapan hendaknya dilakukan dengan ikhlas. Amal yang sedikit tetapi ikhlas akan mendapatkan rahmat, berkah dan menghasilkan kebaikan. Sebaliknya, jika tanpa keikhlasan, maka di dunia pun tidak ada hasilnya dan di akhirat tidak mendapat pahala. Ketika Mu'az bin Jabal r.a dikirim oleh Nabi saw menjadi gubernur di Syam, maka ia bertanya, "Ya Rasulullah, nasihatilah saya."Sabda beliau, "Jagalah keikhlasan dalam setiap amalanmu dengan keikhlasan, amalan (sedikit) saja sudah mencukupi."Hadits lain menyebutkan, "Allah hanya mengabulkan suatu amal jika dilakukan dengan ikhlas."Riwayat lain menyatakan, "Sesungguhnya Allah tidak melihat wajah dan rupamu, tetapi Dia hanya memandang hatimu dan amalanmu."Ringkasnya, yang terpenting adalah keikhlasan, iaitu beramal tanpa riya sedikit pun. Sejauh mana amalan itu dikerjakan dengan ikhlas, sejauh itu pula ia akan maju dan berkembang.
No comments:
Post a Comment