Diriwayatkan dalam Ihya Ulumuddin yang ditulis oleh Imam Ghazali rah.a., bahawa pernah terjadi kelaparan yang berkepanjangan pada masa Nabi Musa as. Musa as. telah keluar selama tiga hari bersama Bani Israil untuk mengerjakan solat Istisqa' meminta hujan tetapi hujan tidak turun.
Pada hari ketiga, diwahyukan kepada Musa as., bahawa ada seorang yang suka menyebarkan aib orang lain dalam kelompoknya, dan disebabkan kehadirannya di tengah-tengah mereka, doa-doa mereka tidak dikabulkan. Musa as. memohon kepada Allah agar menunjukkan siapakah orang itu, agar ia dikeluarkan dari kaumnya.
Pada hari ketiga, diwahyukan kepada Musa as., bahawa ada seorang yang suka menyebarkan aib orang lain dalam kelompoknya, dan disebabkan kehadirannya di tengah-tengah mereka, doa-doa mereka tidak dikabulkan. Musa as. memohon kepada Allah agar menunjukkan siapakah orang itu, agar ia dikeluarkan dari kaumnya.
Allah menjawab, "Jika Aku melarangmu dari menceritakan keburukan orang lain, bagaimana mungkin Aku sendiri menceritakan siapakah orang itu? Aku tidak akan memberitahukan siapa orang itu." Kemudian Musa as. menyeru umatnya agar bertaubat kepada Allah dari perbuatan membuka aib orang lain dan memohon ampun kepada-Nya. Ketika Musa as. menerima baiat mereka untuk tidak bermaksiat terutama menyebarkan aib orang lain, maka tidak lama kemudian hujan pun turun.
Sufyan At-Tsauri rah.a. berkata, "Di kalangan Bangsa Israel pernah terjadi kelaparan yang hebat selama tujuh tahun, sehingga orang-orang memakan bangkai dari tumpukan sampah, bahkan mereka sampai memakan daging manusia. Keadaan mereka sangat menyedihkan. Setiap hari mereka pergi ke gunung-gunung dan hutan-hutan untuk berdoa dan solat Istisqa meminta hujan. Kemudian Allah swt mewahyukan kepada para Nabi tentang keadaan pada masa itu, "Walaupun lidah-lidah kalian kering dengan berdoa dan tangan-tangan kalian terus menengadah hingga ke langit, Aku tidak akan mengasihi siapapun yang menangis hingga kamu menghentikan perdagangan-perdaganganmu yang curang dan kezhaliman-kezhaliman yang merebak di kalangan kalian."
Kitab-kitab sejarah dan hadits banyak memuat peristiwa-peristiwa seperti di atas. Ringkasnya, banyak sekali kenyataan yang dengan jelas menerangkan kepada kita bahawa kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akherat sangat bergantung pada amal shaleh kita. Dan kesengsaraan di dunia sertas akherat juga akibat amal perbuatan yang buruk.
Bukan maksud saya mengutip seluruh kisah itu di sini. Tujuan saya merujuk kepada kejadian-kejadian ini hanya untuk menegaskan bahawa jika kita mengakui Rasulullah saw itu benar, mengapa kita demikian zhalim sehingga melibatkan diri kita menjadi mangsa dosa-dosa ini secara terang-terangan? Tiada gunanya kita berteriak-teriak lantang; 'Kita kaum muslimin...!' namun secara tidak sadar, kita juga sedang menyerukan kemusnahannya. Ibarat seseorang yang sakit diare, tetapi ia terus menerus meminum obat pencahar, seraya berteriak kesana-kemari tentang sakitnya, maka penyakitnya bukan menjadi sembuh bahkan akan semakin parah.
Kita selalu mengecam kezhaliman-kezhaliman penjajahan Inggris di India ( Maulana Zakariyya mencontohkan pemerintahan kolonialisme Inggris di India, periode saat beliau masih hidup. Intinya adalah keberadaan kolonialisme dan pemerintahan zhalim di mana saja ) dan mencemaskan pemerintahan yang akan mengganti mereka. Bukankah Rasulullah saw pernah mengingatkan kita dan menerangkan dengan jelas bahawa, 'Perbuatan pemerintah adalah akibat amal perbuatan kita? Adakah kekurangan dalam pengajaran dan kasih sayang Rasulullah saw terhadap kita? Tidak! Bahkan semuanya telah lengkap dan jelas. Rasulullah saw bersabda, "Sebagaimana keadaanmu ( amal perbuatanmu ), seperti itulah kalian akan diperlakukan oleh penguasa." ( Sumber: Kitab Misykat ).
Oleh sebab itu, jika kita ingin diperintah oleh orang-orang yang terbaik dan terpilih, maka caranya adalah sentiasa beramal baik. Tiada cara selainnya.
Dari Abu Darda ra, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, "Aku adalah Allah. Tiada Tuhan selain-Ku. Aku Raja segala raja. Aku Pemegang hati para raja dalam genggaman-Ku. Jika orang-orang menaati-Ku, akan Ku-jadikan hati para raja belas kasih ke atas mereka. Jika mereka mengingkari-Ku, akan Ku-palingkan hati para raja menjadi murka dan dendam ke atas mereka, sehingga para raja itu akan menyusahkan dan menyakiti mereka. Oleh sebab itu, janganlah kamu mengutuk mereka. Kembalilah mengingati-Ku dan berdoa (kepada-Ku) agar Aku dapat melindungimu dari kezhaliman mereka.“
No comments:
Post a Comment