Friday, February 28, 2014

NUMEROLOGY MENURUT ISLAM

Banyak orang berusaha menerjemahkan tanda-petanda yang terhampar di jagat semesta. Semua berpedoman pada satu keyakinan: bahawa tak ada yang diciptakan secara kebetulan. Allah ‘Azza wa Jalla menciptakan segala sesuatu dengan kadar ukuran yang telah ditetapkan. 

“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (QS Al-Hijr:19)

“Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” (QS. Al Hijr: 21)

“... dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al Furqon:2)

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al Qomar: 49) 

“Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-Nisaa': 86)

Semua ayat-ayat Allah yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang terdapat dalam Al Quran dan Sunnah (ayat Qouliyah) serta yang terhampar di seluruh alam raya (ayat kauniyah), tidak ada yang diciptakan secara sia-sia. Semua punya arti, punya maksud, punya makna. Semua sudah diperhitungkan, sudah direncanakan, dan diatur olehNya. Tidak luput semili pun. Rahsia ilmu Allah itu ada yang bisa langsung dipahami oleh manusia (ilham dari Allah) dan ada juga yang membutuhkan penafsiran. Saat manusia menafsirkan, bisa jadi makna sebenarnya dari ayat-ayat Allah itu tersingkap, tapi mungkin juga penafsiran itu tidak atau belum mencapai makna sebenarnya, atau malah jelas-jelas salah. Yang pasti, Allah memerintahkan kita untuk terus menelaah dan mengkaji ayat-ayatNya.

Kita (manusia) gak tau, itu karena kita bodoh, gak mau nyari tau, atau bisa juga karena Allah yang MahaTahu tidak memberi tahu kepada kita, membiarkannya tetap menjadi rahsiaNya. Atau karena Allah yang maha luas ilmuNya hanya memberi secuil ilmu pada makhlukNya, karena akal kita yang terbatas tidak mampu menjangkau ketak-berhinggaan ilmuNya. Jadi ya wajar kalo kita nggak tau. Belum lagi campur tangan iblis dan syaitan (dari golongan jin dan manusia) yang berusaha memelintir ilmu-ilmu Allah, mendistorsikannya, melebih-lebihkannya, menguranginya, dan memutar-balikkannya, manusia benar-benar dibuat bingung dan tersesat karenanya.

Di ranah numerologi misalnya, ada orang yang menderita Triskaidekaphobia, takut pada angka tiga belas. Ada yang benci pada angka-angka tertentu karena dianggap membawa sial, ada juga yang malah menganggap angka-angka tertentu suci, keramat, pembawa keberuntungan, dan seterusnya. Dari pythagoras, fengshui, sampai neptu. Dari filsafat kuno, astronomi sampai perhitungan ramalan nasib. Dari peradaban-peradaban kuno, suku-suku terdahulu, hingga tradisi-tradisi agama. Numerologi dan daya “magis” angka telah menarik perhatian umat manusia selama ribuan tahun lamanya. 

Matahari, bulan, dan bintang, sebagai tanda-tanda dalam buku agung alam semesta selalu menjadikan manusia merasa bahawa angka-angka adalah sesuatu yang sangat khusus, bukan hanya mengelilingi dan menentukan ruang dan waktu dalam rumusan-rumusan abstrak, melainkan juga menjadi bahagian dari sebuah sistem hubungan-hubungan yang misterius dengan fenomena alam lainnya.

Generasi-generasi terdahulu selalu memandang fenomena-fenomena ini berkaitan dengan roh-roh, dewa-dewa atau syaitan-syaitan. Bagi mereka, mengetahui angka-angka dan kekuatan-kekuatan yang inheren di dalamnya memungkinkan untuk mendapatkan bantuan dari roh-roh, menggunakan ilmu sihir, atau membuat doa-doa menjadi lebih efisien dengan mengulang-ulang mantra dalam jumlah tertentu.

Manusia di jaman kuno yang mampu menghasilkan peradaban dengan bangunan-bangunan dan arsitektur yang megah mungkin tidak memperhitungkan dan tidak mengetahui sesuatu pun tentang relasi-relasi matematis, namun mereka mengandalkan “naluri” matematisnya. Naluri matematis inilah yang kemudian diabstraksikan dan dirumuskan dalam bentuk-bentuk geometris. “Semangat matematika” adalah sebuah kekayaan primordial manusia yang selalu memperlihatkan dirinya di mana pun manusia hidup atau di mana ada sisa-sisa materi kehidupan sebelumnya. Pengetahuan tentang makna rahsia angka tercermin dalam flokor dan kesusastraan yang tinggi, mahakarya arsitektur yang indah, dan dalam musik yang dianggap memanifestasikan harmoni kehidupan.

Simbolisme angka teramat sangat beraneka ragam. Dan uniknya, kesamaan yang menakjubkan dalam menafsirkan angka-angka, dapat ditemukan di antara kebudayaan dan tradisi yang berbeda.

Di peradaban terdahulu, orang merasa bahawa angka-angka adalah sebuah realitas yang mengandung medan magnetik: angka-angka itu dapat “bekerja”. Atau, seperti disebutkan di India kuno, angka pun “bertabiat Brhama”, yang berarti bahawa angka serupa dengan Dewa. Bahkan, dalam teks-teks tertentu di India kuno, angka-angka pun disembah: “Sambutlah Yang Tunggal, sambutlah angka 2..., sambutlah angka 100...”, dst.

Kepercayaan pada ciri khusus angka seperti ini telah diwariskan dari generasi ke generasi, dan pada angka-angka dilekatkan kekuatan-kekuatan rahsia yang membuatnya menjadi mantra-mantra magis dan tentu saja untuk kepentingan ramalan-ramalan astrologis. Dalam magi, di mana para pelakunya melafalkan rumus-rumus tertentu untuk memengaruhi peristiwa demi keuntungan mereka atau kerugian orang lain, pemakaian angka-angka dengan cara yang tepat memainkan peran besar, karena setiap angka dilihat dalam medan kekuatannya, hubungan kosmisnya, jumlah pengulangan dan rumus magisnya, jumlah penyucian dan gerak melingkarnya, yang kesemuanya dinggap menentukan keberhasilan magisnya.

Pythagoras dan Plato sepakat bahawa angka-angka mengandung kunci-kunci tertentu untuk memecahkan misteri-misteri alam semesta. Ide-ide Pythagorean dan Platonik mengalir ke dalam Neoplatonisme, sistem-sistem Gnostik dan Kabbalistik, serta melahirkan mistisisme angka yang memengaruhi sifat tertentu yang ditata dengannya. Dengan demikian, angka menjadi mediator antara Pencipta dan ciptaanNya. Karenanya, jika seseorang melakukan berbagai operasi angka, operasi-operasi ini juga bekerja pada segala sesuatu yang berkaitan dengan angka-angka yang digunakan. Dengan cara ini, setiap angka menumbuhkan sebuah karakter khusus, sebuah mistiknya sendiri, dan sebuah makna metafisis khusus.

Aliester Crowley diabad Modern, dalam karyanya yang popular, Liber Agis atau Book of The Law pada bab THELEMA, memuat tentang kata sakral berkekuatan magis yang ia peroleh dari dewa Horus (Syaitan Jin) langsung yakni “ABRAHADABRA”. Dimana secara metode gematria Abrahadabra memiliki nilai sacral numeric 418. Menurut interpretasi Aramaik kata tersebut bermakna "I will create as I speak." Kata itu semakna dengan perkataan Allah “Kun fa ya kun” dalam Arabik Islam.

Seni menafsirkan huruf dan angka (gematria) dikenal dari inskripsi-inskripsi Babylonia pada masa Sargon II (723-705 SM). Seni ini bisa digunakan secara beraneka ragam yang tak terhingga jumlahnya dengan mempertukarkan kata atau huruf yang mempunyai nilai numerik sama, melakukan permutasi kata-kata, atau menciptakan kata-kata baru dari setiap huruf dalam sebuah kata atau nama. Jumlah permainan angka pun hampir tak terhingga, dan banyak diantaranya yang menunjukkan keindahannya. Kita mungkin menyebut rumusan-rumusan itu sebagai permainan yang cerdas, tapi jangan lupa, bahawa kepercayaan pada sebuah dunia yang tertata secara matematis, telah mengantarkan banyak astronom pada penemuan-penemuan yang spektakuler. Sebuah harmoni antara manusia, bumi, dan kosmos yang diatur oleh angka.

Jika Rosululloh shollAllahu ‘alayhi wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu witir dan Dia mencintai yang witir (yang berjumlah ganjil)” [HR. al Bukhari, no. 6410 dan Muslim, no. 2677], maka sesungguhnya, kajian genap dan ganjil telah lebih dulu menarik perhatian para pemikir yang hidup berabad-abad tahun sebelum Masehi.

Kaum Pythagorean misalnya, mereka sangat terpesona dengan perbandingan antara harmoni-harmoni sederhana (1:2, 3:4). Mereka melangkah begitu jauh untuk membagi segala sesuatu di alam semesta ini menjadi dua kategori: angka ganjil di sisi kanan, yang diasosiasikan dengan kebaikan, lurus, dan cahaya, sementara angka-angka genap berada di sisi kiri yang infinitif dan diasosiasikan dengan kejahatan, kegelapan, dan syaitan. 

Kecintaan pada angka-angka ganjil ini menumbuhkan adat-kebiasaan bahawa ritus, doa, mantra, dan lain sebagainya diulang-ulang dalam jumlah ganjil. Orang melakukan ritus-ritus magis dan mengulang doa sebanyak 3 atau 7 kali. Di jaman dahulu, para fisikawan dan ahli kesehatan biasa memberikan pil dalam jumlah ganjil. Talmud dan Injil memberikan banyak sekali contoh dengan menggunakan angka ganjil dan dihindarinya angka genap. Untuk mempraktikkan sihir atau ilmu hitam (black magic) diperlukan orang-orang dengan jumlah ganjil, dan bahkan sampai sekarang, setidaknya di Eropa, masih berlaku adat untuk mengirimi seseorang buket-buket bunga dengan jumlah ganjil. Angka ganjil mempunyai kedudukan penting dalam kepercayaan masyarakat kuno (hingga saat ini) serta dalam spekulasi-spekulasi teologis. 

Tampaknya, yang pertama-tama menggunakan ide-ide Neoplatonik dan Pythagorean secara ekstensif di dunia Islam adalah kelompok proto-Isma’ili Ikhwan ash-Shafa, sebuah persaudaraan suci di Bashrah yang menghasilkan risalah-risalah ensiklopedik pada abad ke-10. Menurut mereka, Pythagoras adalah seorang bijak dari Harran, dan mereka percaya bahawa Nabi yang diutus untuk orang-orang Sabian di Harran adalah IDRIS ‘Alayhissalam, yakni Hermes Trismegistos yang, menurut mereka, benar-benar mengetahui mistisisme angka. 

Bagi persaudaraan suci Ikhwan Ash-Shafa, numerologi adalah cara untuk memahami prinsip kesatuan yang melatari segala sesuatu. Numerologi adalah ilmu yang sagat dimuliakan dan akar dari seluruh ilmu lainnya. Dalam numerologi, hubungan antara Tuhan dan dunia, atau Yang Suci dan eksistensi, disamakan dengan hubungan antara angka 1 dan angka-angka lainnya. Meskipun Ikhwan Ash-Shafa tidak menciptakan sistem numerologi yang rumit seperti sistem Kabbalah, mereka sangat menyadari pentingnya angka-angka seperti yang tampak dalam musik dan keteraturan kosmos.

Numerologi menyimpan rahsianya sendiri. Lalu bagaimana Islam menyikapi hal ini? 

Allah s.w.t pernah bersumpah demi Asy-Syaf’u wal Watru (yang genap dan ganjil).

• “Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan (demi) asy-syaf’u (yang genap) dan al-watru (yang ganjil)." [QS. Al Fajr (89): 1 - 3]

Dalam hadits shohih juga disebutkan, dari Abu Huroiroh berkata, Rosululloh shollAllahu ‘alayhi wasallam bersabda:

• “Dan Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal dan mentafakkurinya) akan masuk syurga. Dia itu Witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil ” [HR. Bukhori-Muslim]

Lalu ayat-ayat yang menerangkan angka, jumlah, hitungan dalam Al Quran dan Hadits tak terhitung jumlahnya. Misalnya, Allah menciptakan 7 lapis langit (QS. Nuh: 15), Allah menciptakan bumi dalam 6 masa (QS. Al A’rof: 54), Nabi Yusuf yang bermimpi melihat 11 bintang (QS. Yusuf: 4), 7 ayat yang dibaca berulang-ulang (QS. Al Hijr: 87), sunnah diulang sebanyak 3 kali, berzikir setelah solat (tasbih, tahmid, dan takbir) masing2 sebanyak 33 kali, dan masih banyak lagi.

Tidak ada penjelasan secara khusus dalam ayat-ayat Qouliyah tentang rahsia angka-angka, tidak ada tuntunan yang mengajarkan kita, umat Islam, untuk menganggap sebuah angka suci, baik, buruk, pembawa sial, dan seterusnya. Kita hanya mempercayai apa yang datang dari Allah dan RosulNya, meyakini dan melakukan apa-apa yang disyari’atkan, dan menggali setiap hikmah yang terhampar dalam ayat-ayat Kauniyah. Rahsia segala perkara ghaib ada pada Allah, Tuhan semesta alam, maka Akbarlah Tuhan Yang tidak bersedia memberikan kepada makhlukNya cara-cara untuk mendapatkan pengetahuan tentangNya kecuali lewat ketidakmampuan untuk mencapai pengetahuan tentangNya.

Menelaah, memilah, dan kemudian memutuskan untuk memilih yang benar dan yang salah memang tidak mudah. Kebenaran hanya datang dari Allah dan RosulNya. Manusia berusaha, dan klimaksnya adalah hidayah. 

“Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.”[Q.S An Nuur:34]

Semua angka memiliki makna dalam berbagai peradaban kuno, suku2 terdahulu, dan tradisi2 agama. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, dst akan sama2 kita diskusikan di sini (terutama mistisisme angka 1).

ANGKA 4, ANGKA YANG DIKERAMATKAN ?

Dalam manuskrip kuno, manusia terdahulu menjadikan 4 fase kemunculan bulan (sabit, setengah, purnama, ciut) sbg pengatur waktu. posisi matahari dan gerak bayangan membantu manusia mengetahui 4 arah dan 4 penjuru mata angin (timur, barat, utara, selatan). Bentuk2 tetragonal, khususnya bujur sangkar dan kubus, dianggap bentuk geometris yg sempurna dan lengkap. tanda salib yg terbentuk dari 4 titik kardinal menjadi simbol spiritual dalam kosmos di Mesir kuno dan Yunani kuno. 4 unsur (api, tanah, air, udara), 4 musim, 4 kelompok binatang (melata, terbang, berkaki empat, dan berkaki dua). 4 kepala Brahma, 4 kepala Amon-Ra, 4 tangan Shiwa, 4 kasta (brahmana, kstaria, vaisa, sudra), 4 penunggang kuda apokaliptik. 4 Injil, 4 Weda, 4 kitab suci dalam Islam. 4 penyebar injil dengan 4 simbol (Matius dan malaikatnya, Markus dan singanya, Lukas dan bantengnya, Yohanes dan burung elangnya).4 khulafaur rosyidin, 4 mazhab, 4 istri, 4 tingkat tasawwuf (syari'ah, thoriqoh, hakikat, dan ma'rifat), 4 tingkat pendakian sufi (nasut, malakut, jabarut, lahut). angka 4, 40, 400, 4000 dalam banyak legenda, hikayat, dan mithologi. dalam ajaran kabalistik, semesta dibagi 4 bahagian (atsilut, beriah, yetsirah, asiyah), 4 sefirot, 4 warna tarot (hitam, putih, merah, hijau). di India kuno dan ajaran Zoroastrianisme dikenal adanya 4 zaman, 4 tahap kehidupan manusia. di Cina ada 4 kelompok manusia, dan kaum cerdik pandai direpresentasikan dengan 4 lencana seni: gitar untuk musik, papan catur untuk permainan logika, buku untuk kesusatraan, dan gambar. masih banyak lagi.

ANGKA 40 BANYAK DISINGGUNG DALAM HADITS :

1. Nabi Muhammad Saw bersabda: “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber- sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).

2. Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang solat karena Allah selama 40 hari secara berjama’ah dengan mendapatkan Takbiratul Ula/Takbiratul pertama (takbiratul ihramnya imam), maka ditulis untuknya dua kebebasan, yaitu kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari sifat kemunafikan." (HR. Tirmizi)

3. Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah bersabda: "Siapa yang menekuni (menjaga dengan teratur) solat-solat wajib selama 40 malam, tidak pernah tertinggal satu raka'atpun maka Allah akan mencatat untuknya dua kebebasan; yaitu terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan." (HR. Al-Baihaqi, Syu'abul Iman, no. 2746)

LAGI-LAGI ANGKA 4

Kenapa Ali Baba harus berurusan dgn 40 pencuri? 40 termasuk angka yg paling mempersona di Timur Tengah, khususnya di Parsi dan Turki. Konon, banyak raja Israel, termasuk Daud dan Sulaiman yg berkuasa selama 40 tahun. 40 tahun yg ditempuh orang2 Israel ketika berkelana di gurun pasir, 40 hari banjir di jaman nabi Nuh, 40 hari puasa Masehi sebelum Paskah dalam Nasrani, masa antara eksodus dan pembangunan Kuil adalah 12 generasi yg masing2 berusia 40 tahun (480 tahun). dari kacamata matematis, 40 adalah sebuah numerus abundans, sebuah "angka berlimpah" yg dapat dibagi oleh 1, 2, 4, 5, 8, 10, dan 20. 40 adalah angka penyucian. Menurut Agustinus, 40 mengacu pada integritas saecularum, keseluruhan waktu. dan nilai penting 40 gak cuma residu dari mitos2 kuno ttg bulan, tp juga sbg tetralogi suci hasil dari (1x4)+(2x4)+(3x4)+(4x4), sebuah angka yg mengandung patokan ideal Pythagoras.

Dalam Islam, Nabi diangkat menjadi Rosul di usia 40, ada 40 hadits (arba'in) yg diperintahkan nabi untuk dihafal. "barangsiapa menghafal 40 hadits ttg agama, maka ia akan dibangkitkan di akhirat kelak bersama dengan para ulama dan ahli fiqh". dalam temuan kaum sufi, huruf Mim yg terdapat di awal dan di tengah nama Nabi Muhammad dan Ahmad bernilai numerik 40, maka 40 dianggap sbg angka Nabi. jika huruf Mim dibuang dari namanya, kata Ahad mempunyai makna "Esa", sifat Allah yg sangat penting, sebagaimana seluruh Nabi dan Rosul ditugaskan untuk menyampaikan pesan Tauhid. 40 juga jumlah bab dalam kitab Ihya' Ulumuddin yg menuntun manusia melalui tahap2 persiapan untuk menuju Tuhan di penghujung ajalnya.

KALAU ANGKA 43?

Dalam ilmu tasawuf, Dajjal dilambangkan dengan angka 43. Secara implisit, piramida juga melambangkan bilangan 43 dimana sisi dasarnya berupa segi empat dan sisi samping-sampingnya berupa segitiga.  Sepertinya ini yang menjadikan para zionis membuat konsep piramida terpancung.  Sementara belakangan ini fenomena penemuan piramida raksasa menjadi topik hangat beberapa tahun belakangan ini, seperti yg terjadi di jawa barat, china dan yang yg sudah terbukti di bosnia.

ADA LAGI NIH TENTANG ANGKA:

Berdasarkan temuan manuskrip kuno, beberapa peneliti berpendapat Nabi Idris 'Alayhissalaam-lah yg mengetahui dan mengajarkan mistisisme angka kepada generasi2 setelahnya. Nabi Idris memang dikaruniai kepandaian dalam hal menulis dan mengembangkan "teknologi". namun, jika pertanyaannya lebih dulu mana huruf, simbol, atau angka, yg digunakan untuk berkomunikasi oleh manusia di masa awal kehidupan, belum dapat diketahui secara pasti. Bisa saja huruf, simbol, dan angka, dipakai secara bersamaan karena Allah telah mengajarkan "NAMA-NAMA" pada Nabi Adam a.s, walaupun mungkin, dengan cara yg berbeda dengan saat ini. mereka punya cara berkomunikasi yg hanya dimengerti oleh sesamanya. 

Penyebaran penduduk yg semakin meluas dan pengetahuan yg semakin berkembang membuat manusia berpikir dan menghasilkan temuan2 baru (atas izin Allah). Orang2 Sumeria dan Babylonia (Mesopotamia kuno) menggunakan sistem angka yg abstrak dan rumit (seksagesimal). di Mesir kuno misalnya, angka2 berbentuk gambar. suku Maya menulis varian2 angka dengan kombinasi2 titik dan garis atau glifik dalam bentuk kepala dewa yg berbeda2. sementara orang2 Romawi kuno mengenal angka dari tanda2 di jari tangan, orang Yunani kuno bahkan menggunakan huruf2 alfabet sbg angka dan metode ini masih hidup dlm bahasa orang2 Yahudi. Huruf Arab mengikuti urutan huruf2 Semitik kuno yg disebut abjad, dan karena setiap huruf memiliki makna ganda, kita dpt dgn mudah membentuk hubungan antara nama2, kata2 yg bermakna, dan angka2 sekaligus. 

Angka 666 misalnya, banyak sekali ahli tafsir yg menemukan di dalam angka ini nama2 orang yg merupakan personifikasi "kejahatan" di jaman mereka. Bahkan sampai saat ini, di Parsi dan India, judul sebuah buku bisa digunakan untuk mencatat tanggal selesai penerbitannya, misalnya Bagh u Bahar (Taman dan Musim Semi), menunjukkan nilai angkanya (2+1+1000+6+2+5+1+2+200), yg berarti bahawa buku itu disusun pd thn 1216 H (1801/2 M) jadi agak rumit juga memastikan apakah huruf, simbol, atau angka, yg lebih dulu digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi, karena di masa awal2, ketiganya digunakan dengan interpretasi (makna) dan kreasi yg berbeda2.

ADA APA DENGAN ANGKA 7?

Angka 7 pun adalah angka yg sangat signifikan perannya di dalam Islam. Misalnya ada 7 lapis langit. 7 cara Qiro'ah dalam membaca Al-Quran. 70 kali lipat pahala yg Allah janjikan kepada kaum lelaki yg melaksanakan Solat fardhunya secara berjamaah di Mesjid. 17 Rakaat total jumlah Solat fardhu dlm sehari semalam. Selain itu angka 7 juga adalah jumlah angka yg tersirat di dalam mimpi Fir'aun yg kemudian dia tanyakan takwilnya kepada Nabi Yusuf A.S dan hal ini diceritakan dengan sagat gamblang di dalam Al-Quran surrah Yusuf bukan? Sedangkan di dalam dunia Thariqat sendiri ada 7007 Auliya thariqat Naqsabandiyah yg ditemui Syeikh Nazzim Haqqani (Grand Syeikh thariqat Naqsabandiyah asal Cyprus) saat pembaiatan beliau oleh Mursyidnya.

Kalau 4 disebut sebagai angka keteraturan materi, maka 7 adalah pilar-pilar kearifan. periodisasi selalu berkaitan dgn angka 7. 7 not dlm 1 oktaf, 7 kunci musik, 7 susunan unsur kimia, pertumbuhan dan perkembangan manusia berlangsung dlm periode 7. dlm sebuah buku pseudo-Hippokratik, 7 disebut angka struktur kosmis yg menimbulkan angin, musim, usia manusia, dan pembabakan kehidupan manusia secara alamiah. dlm astronomi, 4 fase bulan berubah setiap hari ketujuh, itu mengapa dlm 1 bulan dibagi mjd 4 pekan, dan setiap pekan ada 7 hari.

Ziggurat Babilonia kuno, piramida berundak, mempunyai 7 tingkat, dan kuil raja Sumeria, Gude, disebut "rumah 7 bahagian dunia" dgn 7 tangga yg merepresentasikan 7 lapis langit. Pohon Kehidupan jg digambarkan dgn 7 cabang, yg masing2nya memiliki 7 daun, dan ini dijadikan model kandil (menorah) bercabang 7 dlm ritual Yahudi. dlm agama yahudi, dikenal hari sabath (hari ketujuh), hari libur suci. di kepercayaan Mesir kuno dikenal 7 jalan menuju syurga dan 7 sapi syurga. di Parsi, ajaran Zoroastrianisme jg mensakralkan angka 7, dimana 6 Amesha Spentas (ruh pembimbing) dilengkapi dgn Ahura Mazda (dewa keadilan) shg jumlahnya mjd 7. dlm misteri Mithraik, 7 tinkat inisisiasi menuju pemujaan thd Mithras (dewa Matahari bangsa Iran) dan ide2 kuno ttg pendakian manusia melalui 7 langit berbintang selama 7 hari mjd konsep ttg 7 lapis tempat penyucian. teks utama orang2 Rosicrucian semuanya disusun menurut angka 7. Umat Katolik jg diatur mjd 7 bahagian menurut prinsip2 numerologis kuno.

kesakralan angka 7 gak cuma ada di Timur Dekat, tp jg di Amerika pra-Columbian di mana bangsa Maya mempercayai 7 lapis langit dan hubungan antara perempuan (3) dan laki2 (4) yg menghasilkan sebuah satuan 7 yg dikaruniai dgn kehidupan. di Yunani kuno, 7 menduduki tempat penting dlm kaitannya dgn Apollo dan dewi Athena.

kitab perjanjian lama dan ayat2 Israeliyat jg dipenuhi angka 7. 7 langkah menuju kuil sulaiman, merpati Nuh menghilang selama 7 hari, tanda2 datangnya banjir muncul selama 7 hari, sungai Eufrat terbagi mjd 7 aliran, ganti rugi dan hukuman diulang sebanyak 7 kali, dan 7 pemberkatan di upacara pernikahan, 7 pengorbana, 7 kata terakhir Kristus di tiang salib dan 7 bintang di tangannya, dst. di India kuno, Rgveda menyebut 7 bintang dan 7 sungai syurga, 7 bahagian dunia, 7 musim, 7 benteng di syurga, 7 kedalaman laut, 7 perputaran mengelilingi api saat pernikahan. Budha mengitari pohon Bodhi sebanyak 7 kali, mencari keselamatan selama 7 tahun, syurga Budha memiliki 7 teras, dst.

dlm Islam, thawaf di ka'bah dan sa'i dilakukan sebanyak 7 kali,melempar jumrah dgn 7 kerikil, 7 tingkatan syurga dan neraka, 7 pemuda kahfi (QS.18: 21), 7 ayat yg diulang2 (QS.15: 87), 7 ayat surah Al Fatihah, 7 kata dalam kalimat syahadat (laa ilaaha illa Allah, Muhammad Rosul Allah). Tasawwuf memperbincangkan 7 latha'if, titik2 subtil di tubuh tempat kaum sufi memusatkan kekuatan spiritualnya. titik2 ini serupa chakra dlm sistem mistik India. dgn menelusuri latha'if, kaum sufi dpt mencapai tingkat kesadaran yg lebih tinggi dan khusyuk saat menjalani ibadah. Hampir smua peradaban kuno, tradisi2 agama, dan suku2 terdahulu mensakralkan angka 7, makanya Trans ikut2an bikin Trans7, dan On The Spot selalu make angka 7.

tingkatan illuminati dibagi jadi 3, dan tiap 3 tingkatan di bagi lg jad 3. kayak hermit-death-master. 3tingkat masonic knight templar juga.

555.kalo yahudi angka ini dibagi jadi 5+5+5=15. 10nya = yahweh, 5nya =jah yg mrupkn simbol proklamasi khadiran NWO.

666.di hexagram = dewa/tuhan. injil pernjanjian baru, wahyu 13:18 = the beast 666

angka yg dikeramatkn sbg ankga pnghncur umat bragama, 3.6.9.1

THE MISTERY OF NUMBERS

1. Satu yang tiada duanya ialah Allah Swt

2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).” (Al-Isra’:12) .

3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan Al-Quran.

5. Lima yang tiada enamnya ialah solat lima waktu.

6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.

7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk:3).

8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, “Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).

9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *

10 .Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).

11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.

12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).

13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah SWT berfirman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. ” (At-Takwir:18).

15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam syurga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,”Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, “Tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).

18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.

19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).

20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).

21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 2).

22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah solat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.

No comments:

Post a Comment