Thursday, March 6, 2014

WAKTUNYA BUAT SYAITAN DIRANTAI SUDAH DEKAT

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw Bersabda, “Ummatku dikaruniai lima (5) keistimewaan pada bulan Ramadhan, yang belum pernah diberikan kepada umat-umat sebelum mereka: 

1). Bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah lebih disukai oleh Allah daripada minyak kasturi. 

2). Ikan-ikan akan memohonkan ampunan untuk mereka sampai mereka berbuka. 

3). Allah menghiasi syurga-Nya setap hari dan berfirman kepadanya, “Saatnya hampir tiba bagi hamba-hamba-Ku yang saleh, yang tabah dalam ujian, untuk melepaskan segala beban kesukaran (di dunia) dan mereka akan mendatangimu. 

4). Syaitan-syaitan jahat akan dibelenggu sehingga tidak dapat bebas menggoda mereka sebagaimana mereka biasa menggoda pada bulan-bulan lainnya. 

5). Pada malam terakhir bulan tersebut, mereka akan diampuni. Ada orang yang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah malam itu malam Lailatul Qadar?” Baginda saw bersabda, “Bukan, tetapi seorang pekerja akan diberikan upahnya jika telah selesai melakukan pekerjaannya.” (HR Ahmad).

Bulan Ramadhan sudah dekat, waktunya syaitan-syaitan buat di rantai udah dekat.

Syaitan-syaitan yang amat jahat akan dirantai sehingga kemaksiatan akan berkurang. Sudah menjadi sunnatulloh bahawa yang namanya syaitan dari dulu selalu berusaha sekuat tenaga menyesatkan orang-orang yang beriman dari jalan yang benar, sehingga kemaksiatan akan semakin bertambah bakan sampai berlebihan. 

Namun dengan adanya semangat ibadah dan gairah untuk memperoleh rahmat pada bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, yang terlihat secara umum adalah kemaksiatan berkurang. Berapa banyak para pemabuk, yang kerana keistimewaan Ramadhan, tidak meminum minuman keras? Berapa banyak kemaksiatan yang biasanya dilakukan secara terang-terangan telah berkurang kerana Ramadhan? Kalaupun masih ada perbuatan dosa, itu bukan sesuatu yang sulit untuk memahami hadits di atas. Kerana isi hadits menyatakan bahawa yang dibelenggu adalah syaitan-syaitan yang sangat jahat, maka tidak perlu heran jika masih terjadi perbuatan dosa. Itu kerana pengaruh dari syaitan-syaitan yang lebih kecil kadar kejahatannya.

Riwayat lain menyebutkan bahawa pembelengguan syaitan ini adalah mutlak, tanpa batasan hanya syaitan-syaitan yang sangat jahat. Dengan demikian, jika yang dimaksud hadits di atas adalah pembatasan hanya pada syaitan-syaitan yang terjahat, terkadang suatu lafazh disebutkan secara mutlak dan di pihak lain ternyata ada pembatasan, maka ini bukan suatu pertentangan dalam hadits. 

Sebaliknya, jika yang dimaksud adalah dibelenggunya seluruh syaitan, maka kemaksiatan yang terjadi di bulan Ramadhan bukanlah sesuatu yang aneh, kerana walaupun kemaksiatan itu secara umum terjadi kerana godaan syaitan, dapat juga terjadi kerana pengaruh kuat dari racun dan hawa nafsu manusia yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan selama waktu-waktu di luar Ramadhan, yang semakin lama akhirnya menjadi tabiat yang sulit dihilangkan, sehingga ada atau tidak adanya syaitan, hal itu tidak berpengaruh baginya. Demikianlah maksiat itu dilakukan, sehingga menjadi tabiat pada dirinya. Orang yang terbiasa idup dengan hawa nafsunya, maka perbuatan dosa pun terjadi kerana hawa nafsunya.

Sebuah hadits menguatkan hal ini, yakni sabda Nabi saw, “Apabila seseorang berbuat suatu dosa, sebuah titik hitam akan melekat di dalam hatinya. Jika ia bertaubat dengan ikhlas, titik hitam tadi akan terhapus. Jika tidak bertaubat , titik hitam tadi akan tetap melekat. Apabila ia berbuat dosa lagi, maka titik lainnya akan muncul dan seterusnya, sehingga hatinya menjadi hitam semuanya dan tidak ada sesuatu yang baik yang dapat memasuki hatinya.” Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman, "Sekali-kali tidak! Bahkan hati mereka telah berkarat.”

Oleh sebab itu, dengan sendirinya hati itu akan cenderung pada perbuatan maksiat. Inilah sebabnya, mengapa ada sebahagian orang yang tidak peduli terhadap dosa tertentu yang ia lakukan, tetapi jika ia melakukan suatu dosa yang lain, hati mereka akan menolak. Misalnya, jika orang-orang yang biasa minum khamr disuruh makan babi, ia tentu akan menolak, padahal keduanya merupakan makanan yang diharamkan. 

Demikian juga, apabila suatu perbuatan dosa dilakukan terus menerus dilakukan di luar Ramadhan, maka hati akan menyatu dengan dosa-dosa itu, sehingga meskipun di bulan Ramadhan, tetap saja dosa-dosa tersebut akan dilakukan, meskipun tanpa digoda oleh Syaitan. Jika yang dimaksud adalah seluruh syaitan dirantai d bulan Ramadhan, maka kita dapat memahaminya dengan keterangan di atas. Dan jika yang dimaksud hanya syaitan-syaitan jahat yang diranta, itu pun dapat dipahami.

Maulana Zakariyya berpendapat bahawa penjelasan inilah yang lebih tepat. Semua orang dapat berpikir dan membuktikan, bahawa untuk berbuat baik atau menghindari perbuatan maksiat pada bulan Ramadhan tidaklah begitu sulit sebagaimana ketika di luar bulan Ramadhan. Dengan sedikit kesungguhan dan ketawajjuhan sudah cukup untuk dapat terhindar dari godaan-godaan tersebut. Syeikh Mohammad Ishaq berpendapat bahawa kedua hadits tersebut ditujukan bagi orang yang berbeda. Bagi orang-orang fasik, yang dirantai hanya syaitan-syaitan yang sombong. Sedangkan bagi orang-orang saleh, yang dirantai adalah seluruh syaitan.

Fadhilah Ramadhan-Maulana Zakariyya rah.a.

No comments:

Post a Comment