Tuesday, February 23, 2016

MURID DARI TIGA LAPIS ALAM

Dalam suatu kesempatan, aku diperkenalkan oleh Syekh Mursyid mengenai siapa dirinya, yakni tentang keluasan ilmu, ketinggian maqom, dan keagungan karomahnya melalui murid-murid beliau yang berasal dari tiga lapis alam. Dari perkenalan tersebutlah akhirnya aku dapat mengetahui bahwa Abah Aos, Syekh Muhammad Abdul Gaos Saefulloh Maslul Al Qodiri An Naqsyabandi al Kamil, qs. adalah seorang Guru Agung yang meliputi EMPAT LAPIS ALAM, yaitu; alam mulki, alam malakut, alam jabarut, dan alam lahut. Beliau memiliki kedudukan Sulthonil Aulia Fii Haazazamaan, sebagai pewaris dari ahli silsilah sebelumnya. Sebagaimana Sabda Tuan Syekh Abdul Qodir al Jailani, qs., "Manusia ada Gurunya, Jin ada Gurunya, Malaikat ada Gurunya, Aku adalah Guru semuanya”.

Sabda Guru Agung, "Tidak menginjak telapak kaki ini, kecuali menginjak bekas telapak kaki Rasullulloh SAW.". Artinya, beliau mengikuti seluruh amaliah dari Guru Agung sebelumnya yaitu Abah Anom, "Mata ini tidak berkedip untuk melihat seluruh amaliah pengersa Abah, kenapa? Kerana kalau berkedip maka akan ketinggalan jauh, sebab beliau kalau berlari sangat cepat, terbang sangat tinggi, dan menyelam sangat dalam". Semua ini telah dipersiapkan untuk mengemban Tugas Berat Tapi Mulia, yaitu sebagai Pengamal, Pengaman, dan Pelestari TQN PP Suryalaya, sebagaimana Sabda Abah Anom, "Amalkan, Amankan, Lestarikan,. Kalau bukan kita siapa lagi?.

Sebagai Guru yang meliputi Empat Lapis Alam maka sudah dipastikan bahwa ada Murid yang terdiri dari, atau berasal dari Empat Lapis Alam tersebut, namun dalam tulisan ini kerana keterbatasan, penulis hanya menceritakan Murid dari Tiga Lapis Alam saja, yaitu; alam mulki, malakut, dan alam jabarut, hal ini sesuai dengan pertemuan dan perkenalannya.

Murid Alam Mulki Berawal dari proses penciptaan Manusia.

Firman Allah SWT., “Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari sari pati tanah. Kami jadikan sari pati tanah itu air mani yang ditempatkan dengan kokoh di tempat yang teguh. Kemudian air mani itu kami jadiukan segumpal darah, dari segumpal darah itu, Kami jadikan segumpal daging, Kami jadikan pula tulang-belulang, kemudian tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging [QS Al Mu-minun (23): 12-14].

Ketika proses penciptaan manusia telah sempurna.

Firman Allah SWT., "Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya".[QS. Shaad (38) : 72]

Ketika Ruh menyatu dengan Jasad manusia.

Kemudian Allah SWT. mengambil sumpah kepada Mereka, "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengata-kan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". [QS. Al A'raaf (7) ; 172].

Ketika manusia jasad telah memiliki Ruh maka ia mulai dituntut untuk beribadah.

Dan Firman Allah SWT., "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku". [QS. Adz Dzaariyaat (51) : 56]. Beribadahnya manusia sebelum ia dilahirkan yaitu dengan cara, "Qooluu balaa syahidnaa”.

Namun ketika Manusia dilahirkan,Ruh dan Jasad berinteraksi dengan Dunia yang penuh dengan keinginan-keinginan yang disebut dengan Nafsu maka manusia menjadi lupa dengan sumpahnya yaitu mereka lupa siapa Tuhannya. Sebagaimana sabda Rasullulloh SAW., "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR Bukhari 1296).

Dalam perjalanannya, manusia di dunia akhirnya menemukan jalan ia untuk kembali. Firman Allah SWT., "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. [QS. At Taubah (9) : 111].

Kemudian mereka Mujahadah, sebagaimana Firman Allah SWT. "Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah1397. Tangan Allah di atas tangan mereka1398, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar. [QS. Al Fath (48) : 10].

Murid Alam Malakut

Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang paling mulia dan dilebihkan oleh Allah SWT. dari makhluk-makhluk-Nya yang lain. Sebagaiman Firman-Nya, "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak cucu Adam, Kami sebarkan mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan Kami utamakan mereka dengan lebih utama dari makhluk lainnya". [QS. Al Isro’(17) : 70].

Atas kemuliaan manusia itu maka mereka bersyukur kepada Allah, sebagaimana Firman-Nya, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [QS. Ibrahim (14) : 7].

Lalu mereka mencintai Allah SWT., dan Rasullulloh SAW., berserta penerusnya (Mursyid) melebihi cinta kepada yang lainnya. Sebagaimana Firman Allah SWT., Katakanlah, "Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." [QS. At Taubah (9) : 24].

Kerana cintanya, mereka sangatlah marah terhadap orang-orang yang telah menghina Gurunya, sebagaimana Malaikat juga marah ketika Rasullulloh SAW. dihina dan dilempar batu oleh bani Tsaqif di Tha'if. Jibril berkata, "Allah mengetahui apa yang telah terjadi di antara kamu dan penduduk kota Tha’if. Dia telah menyediakan malaikat di gunung-gunung di sini untuk menjalankan perintahmu. Jika engkau mau, maka malaikat-malaikat itu akan menabrakkan gunung-gunung itu hingga penduduk kota itu akan binasa. Atau engkau sebutkan saja suatu hukuman bagi penduduk kota itu. Rasulullah SAW. terkejut dengan hal ini, lalu bersabda, “Walau pun orang-orang ini tidak menerima ajaran Islam, aku harap dengan kehendak Allah, anak-anak mereka pada suatu masa nanti akan menyembah Allah dan berbakti kepada-Nya.”

Nah mereka inilah yang selalu siap membela Gurunya, mereka berkata, "Kami bukan hanya siap menyerahkan harta, jiwa dan raga kami, akan tetapi kami telah menyerahkan harta, jiwa dan raga yang kami miliki kepada Syekh Mursyid”.

Murid Alam Jabarut

Adapun penghuni alam Jabarut adalah mereka sentiasa bermunajat, "Ya Allah, Engkaulah yang kumaksud, dan Ridho-Mu lah yang kucari, berilah aku rasa cinta kepada Mu dan mengenal Engkau”.

Mereka juga berkata, "Tidak punya apa-apa, tidak tahu apa-apa, tidak mau apa-apa". Sebagaimana kiasan dalam cerita Mahabarata, dimana Arjuna lebih memilih Kresna yang tidak bersenjata, ketimbang pasukan Narayan yang memiliki senjata yang tak terkalahkan. Mereka ini telah ridho kepada Allah SWT., sebagaimana Firman-Nya, "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. 

Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku". [QS. Al Fajr (89) : 27-30]. Mereka juga telah bergembira dengan Ridho Allah SWT., sebagaimana Firman-Nya, "Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)". [QS. Al Fath (48) : 18].

Tafakur Pecinta Kesucian Jiwa (12 Dzulhijah 1435 H / 7 Oktober 2014).

No comments:

Post a Comment